Hari ini saya tiba tiba saja kangen masakan khas Bali. Ingin instan, saya pun mencari yang instan. Mi instan sambal matah saja, saya beli. Hanya dengan merebus mi selama dua menit, campurkan bumbu, Saya dapat merasakan makan mi dengan sensasi sambal khas Bali, tanpa harus berlibur ke Pulau Dewata.
Indonesia memang terkenal kaya akan cita rasa kuliner nusantara, berbagai daerah di Indonesia memiliki kekhasan dan keunikan cita rasa tersendiri. Bali turut menjadi salah satu daerah yang memiliki cita rasa khas yang unik, dan Bali menjadi bagian dan memiliki kekhasan yang berbeda dengan masakan lain di Nusantara.
Saya jadi ingat waktu 2015 lalu, saat itu saya berkesempatan untuk meliput kegiatan Ubud Food Festival di Gianyar, Bali. Salah satu masterclass untuk kuliner Nusantara, Chef Bara Pattiradjawane mengaku cinta akan masakan Bali. Bara berharap kuliner Bali dapat bertahan dan terus dilestarikan.
“Kuliner Bali sama seperti kuliner lainnya juga itu harus dipertahankan, harus dinaikan juga. Naikin dalam arti bukan berarti naikin derajat. Untuk saya, asalkan jangan sampe mati, karena pastinya di Bali ni udah banyak kuliner yang sudah mulai langka, langka dan pelan pelan udah mulai hilang”, ucap Bara saat saya wawancarai di sela aktivitasnya memberikan demo masak di acara Ubud Food Festival (06/06/2015).
Ia bahkan tak lupa untuk memasak sambal matah, jika ia kangen. “Kalau sambal matah sih saya bikin, hampir 4 bulan sekali saya bikin sambal matah untuk makan di rumah,” ungkapnya dengan bangga.
Mengapresiasi kuliner lokal dengan memasak di dapur kita sendiri, menjadi langkah paling nyata untuk tetap melestarikannya. Dengan apresiasi yang berbasis dari rumah, dari dapur kita sendiri, masakan lokal akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Seperti yang diungkap seorang penulis dan wartawan Indonesia yang fokus pada kuliner Almarhum Bondan Winarno, agar kuliner nusantara tidak punah, memang harus ada standarisasi proses pengolahan dalam bentuk resep. “Saya selalu katakan ya, bahwa standarisasi resep itu penting. Dan kalau kita sudah mulai kehilangan standarnya, ya lama-lama kita akan kehilangan rasa yang unggul. Misalnya Soto, kayaknya gampang tapi kalau kita gak belajar bener, gak distandarkan resepnya lama lama jadi Sop,” ungkapnya.
Saat ini salah satu acara yang bertujuan untuk mengeksplorasi kekuatan kuliner nusantara sudah banyak digelar, salah satunya di Bali untuk pertama kalinya digelar Ubud Food Festival. Hal ini terlihat baik dan menjadi agenda utama untuk menghadirkan juru masak ternama nusantara, dan juga tokoh-tokoh berpengaruh di dunia kuliner indonesia. Mereka bertatap langsung dengan pemerhati kuliner dari mancanegara. Tujuannya adalah mengangkat potensi kuliner Nusantara khususnya masakan Bali, ke dapur mancanegara. [T]