11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Kunungan industri mahasiswa FE Unipas di Desa Tenganan Pegringsingan

Kunungan industri mahasiswa FE Unipas di Desa Tenganan Pegringsingan

Tenganan Pegringsingan dan Dunia yang Terikat Adat – Dari Kunjungan Industri FE Unipas Singaraja

Komang Yudha by Komang Yudha
July 10, 2019
in Khas
36
SHARES

Berbincang tentang desa bali aga, di Bali memang banyak desa yang disebut sebagai kawasan Bali Aga.  Di Kabupaten Buleleng ada wilayah bali aga, yakni wilayah SCTPB (Sidatapa,Cempaga,Tigawasa,Pedawa dan Banyuseri).

Nah, mumpung ada kesempatan dan kebetulan kampus saya di Fakultas Ekonomi. Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja mengadakan kegiatan kunjungan industri kampus, saya berniat menelisik apa sih yang ada di kawasan bali aga di wilayah Kabupaten Karangasem, tepatnya di wilayah Desa Adat Tenganan Pegringsingan.

Kunjungan industri diadakan Sabtu 6 Juli 2019 di Desa Tenganan dan Desa Penglipuran. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dari semester 6 sebanyak sekitar 75 orang itu didampingi Rektor Gde Metera dan Dekan Fakultas Ekonomi I Nyoman Suandana.

Kawasan Desa Tengan Pengringsingan memang keberadaannya lumayan jauh dari wilayah perkotaan. Jika berangkat dari kawasan Singaraja, kurang lebih memakan waktu hingga 2,5 jam untuk mencapai lokasi ini.

Di desa itu mahasiswa disambut klian adat dengan hangat dan terbuka. Sesampainya di kawasan tersebut,rombongan kami sudah disuguhkan dengan hamparan rumah tua, dan balai lantang hampir di sepajang kawasan tersebut.desa adat tenganan penggrisingan yang terkenal dengan perang pandan dan kain tenun gringsingnya, ternyata masih banyak menyembunyikan potensi dan keunikan adatnya.

Kelian Desa Ada Penggrisingan Wayan Sudarsana mengatakan, banyak sekali keunikan ada yang dimiliki desa itu. Misalnya pembangunan rumah yang harus disesuaikan dengan awig-awig desa, tidak boleh sembarangan saat menebang kayu, mereka harus melapor terlebih dahulu kepada tetua ada, kedudukan kaum perempuan yang sama dengan laki-laki keduanya sebagai ahli waris, warga di desa itu tidak mengenal adanya poligami dan juga perceraian.

“Dan saat penguburan mayat, jasad dikubur tertelungkup dengan kepala pada bagian selatan, termasuk juga tidak ada bekal kubur dari materi dunia seperti uang dan lainnya serta ada aturan adat yang mengikat warga yang menikah dengan masyarakat adat Desa Tenganan dan juga warga luar desa Tenganan,” katanya.


Kunjungan Industri mahasiswa FE Unipas Singaraja ke Desa tenganan Pegringsingan dan Desa Penglipuran

Satu yang sangat menarik perhatian saya untuk bertanya adalah point keunikan paling akhir. Dimana ada aturan ada yang mengatur dan mengikat warga yang menikah dengan masyarakat. Mengapa demikian? Mengapa sesuatu yang erat kaitannya dengan perasaan harus dibenturkan dengan awig-awig? Setahu saya yang namanya perasaan tidak bisa dipaksakan apalagi dikaitakn dengan awig-awig desa adat.

Sepintas pertanyaan saya, dijawab langsung secara gamblang oleh Kelian Desa Adat Tenganan. Bahwasanya hal tersebut dilakukan untuk kelestarian masyarkat desa bali aga khusunya tenganan penggrisingan.

Wayan Sudarsana juga menambahkan sistem perkawinan Desa Tenganan yang diutamakan adalah kawin antar masyarakat Tenganan. Namun tidak dipungkiri pula apabila ada masyarakat Tenganan yang kawin di luar desa adat dan mereka yang memilih kawin keluar juga mendapat beberapa syarat khusus.

“Warga asli desa Tenganan yang memperistri warga desa Tenganan (menikah dengan sesama warga desa) maka mereka berhak menjadi Krame Desa, tetapi jika memperistri warga dari luar desa maka mereka akan ditempatkan di Krame Bumi atau krama pemirak.”

Bahkan beberpa bulan setelah melakukan upacara perkawinan, mereka harus pisah dengan orang tua, karena satu pekarangan rumah tidak boleh lebih dari satu kepala keluarga. Saat mereka pisah dengan orang tua, mereka sudah disediakan tanah oleh desa karena mereka punya hak untuk menempati salah satu tempat pemukiman.

Nah,yang saya tidak habis pikir,bagaimana jika pernikahan yang dilaksanakan tidak atas dasar suka ataupun cinta?

Tapi kembali kepada awig-awig desa pakraman yang mengikatnya.cukup sakral bukan?



Mahasiswa didampingi Rektor Gde Metera dan Dekan Fakultas Ekonomi I Nyoman Suandana dan disambut hangat di Desa Tenganan Pegringsingan

Atas keunikan inilah kawasan desa adat penggrisingan menjadi daerah tujuan wisata yang tak kalah dengan kawasan laiinya. Jika kawasan seperti Sanur, Kuta, Lovina, Seminyak identik dengan pusat keramaian dan kemewahan, namun hal tersebut tidak berlaku di kawasan desa adat Penggrisingan.

Satu kata yang melekat dari ucapan kelian desa ada tenganan adalah,kembali lagi ke diri kita,tenganan penggrisingan jangan disamakan dengan wilayah laiinnya,tenganan mengusung konsep menghargai warisan leluhur dahulu. [T]

Tags: bali agadesaekonomimahasiswaPariwisataUniversitas Panji Sakti Singaraja
Komang Yudha

Komang Yudha

Lahir di Buleleng., bercita-cita membangun desa, eh, bukannya jadi kepala desa, malah jadi wartawan

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Esai

Dadong Berencana Golput – “Adenan be sing milih, pang sing pelih pas nyoblos!”

PEMILIHAN Umum tinggal menghitung hari. Sebagai warga negara yang baik, nenek saya, Dadong Norit, selalu berpartisipasi. Namun sepertinya tahun ini, ...

April 6, 2019
Esai

Liburan Sekolah Tanpa Musim Kopi

Keceriaan semasa musim kopi pernah mengisi hari-hari indah anak-anak di kaki Gunung Batukaru. Pada saat liburan sekolah misalnya, selama satu ...

July 10, 2019
[Ilustrasi foto: Mursal Buyung]
Esai

Hati-Hati, Jangan “Mati” Karena Ekspektasi

Matahari terbit di ufuk timur. Sinarnya memeluk tubuh tanpa bertanya. Dan ini salah satu pertanda bahwa hari akan dimulai. Sebagai ...

June 5, 2020
Pentas dalam acara Bali yang Binal di Depasar
Ulasan

Menyisihkan Diri Barang Sesaat, Mungkin Ada yang Terlupakan #Catatan Guyub Kalangan

Sejauh mana sebenarnya kerja seorang aktor pada sebuah pementasan atau individunya sendiri. Karena bagi saya terkadang ada selingan pola berpikir ...

July 19, 2019
Sepeda gunung milik Amie Priyono yang digunakan untuk mengangkut sampah. (Foto: Amie Priyono)
Esai

Kegilaan Bersepeda dan Sampah yang Semakin Berserakan

Salah satu aktivitas masyarakat yang mencolok di tengah pandemi Covid-19 adalah bersepeda. Fenomena tersebut mulai terasa tidak  lama sejak diumumkannya ...

August 6, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In