7 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Wayan Redika, "Political Parody", 2008, Water Colour on paper, 50x70 cm
Private Collection

Wayan Redika, "Political Parody", 2008, Water Colour on paper, 50x70 cm Private Collection

Puisi-puisi Jong Santiasa Putra: Di Pantai Utara

Jong Santiasa Putra by Jong Santiasa Putra
May 26, 2019
in Puisi
73
SHARES

Di Pantai Utara

                Celukan Bawang


Tiga nelayan menatap laut

matahari bias di matanya.


Ikan-ikan mengeram sunyi

mengenyam sebagian rahasia

saat buih paling tua

melibas kaki mungil si bungsu.


Karang jauh,

ayah belum berlabuh


Bilik bambu ditetak angin

satu ketapang tumbang

dari mana datang petaka

sebab muasal kita tak terpeta.


Datanglah, datanglah

bulan Sampar, akhir tahun

api unggun, tikar pandan,

ikan bakar, sayur lodehbuatan istri

malam bertamu, duduk bersila

dua gelas tuak, satu batang

mimpi-mimpi penuh dirajam

hal-hal telah diterjemahkan.


Jangkar berkarat di pasir,

rumpon kering ditenggat

Barakuda terjebak di jaring

doa-doa berlayar ke seberang.


Seekor ikan melompat

tubuhnya jadi tanah

matanya jadi benih

tumbuhlah-tumbuhlah.


Laut hanyalah kita

menyamar kemungkinan

batas-batas cahaya.


Oktober 2018


Rumah Dermaga


Doa-doa larung menuju,

perahu rumput laut

di sepuh ombak lunglai

seperti rambutmu

basah, saat bulan ketiga tiba

di dermaga. 


Kutemukan segenggam waktu

labuh disengaja

detaknya perlahan,

bisik daun kepada angin

pengembaraan sebentar berakhir.


Sementara dirimu

ibu kepiting, tersesat di lorong pasir

bersembunyi dari deru tongkang,

lapuk nelayan, jala basah tak bertuan

sedang kau susun mantra

datang badai sesekali

agar terang ufuk kehilangan.


Di rumah cahaya sunyi 32 watt

air laut pasi merayu cadik

tidakkah rindu masih berlayar, keluhnya

kawanan ubur-ubur pelangi

manambat pesan dari palung

kita akan baik-baik saja

hanya saja, sejarah milik siapa.


Dalam pekat lekat itu

akhirnya kutemukan juga

sisa diriku mengapung, pecah

entah bertuju.


Januari 2019


Sepasang Hujan


                Jakarta

Sepasang hujan

jatuh di dahi

menelusur mata

pipi, dagu, dada, perut

lalu berhenti di depan rumahmu.


Sesungguhnya aku ingin pulang

menyeruput kopi buatan ayah

menyimpan pahitnya

prasangka duka di saku

senyum ibu bergegas

riang-riang di sela selamat datang.


Rajutlah musim hujan

siapa tahu hangat di pinang

sepanjang keyakinan masih utuh,

luruh.


Siang-siang penuh sesak

trotoar mukim usia

kaki awas dipijak

gerimis jatuh sekali lagi

dengarlah denting seng karat,

kardus rumah basah,

ada yang hanyut di sungai

mungkin aku, tapi tubuh

masih satu di angan-angan.


Di hari berikutnya

matahari – bulan tidak punya nama

langit – awan tanpa perhitungan

jejak jejak jalan menuju pulang

berpura-puralah seolah tak ada siapa

aku masih di sini.

musim hanya sisa-sisa

menunggu

tersengal.


Desember 2018 – Mei 2019


Nini Dari Kedonganan


Saat matahari mengingkari janjinya

kepada gunung dan laut

Nini datang dari selatan

membawa keranjang-keranjang pindang

tas selempang, juga batu timbangan.


Kemudian disusun seperti menara

tapi tidak lebih tinggi dari wajahnya

agar Nini dengan leluasa bercuap

mencuri kesesatan para pelanggan

setidaknya  ia lupa bau amis

jalan-jalan basah pasar Kumbasari.


Nini memulai dirinya

laut telah menubuh

kutemukan, aku  menjelma karang

tempat ikan-ikan sirip kuning

bercinta sepanjang musim angin utara

sementara nelayan dituntun lumba-lumba

meniru tarian rumput laut

memohon  hujan berhenti

agar ombak kembali

ke gua-gua paling purba di hatimu.


Jangan sia-siakan.


Baginya ujung pagi

ialah mata-mata ikan menganga

meminta asin malam di pesisir,

ada burai usus, insang, tulang belulang

juga beberapa lalat hijau

menitip telur-telur anyar

di sela-sela hiruk pikuk umpatan

canda gurau, tangis sendu

serta rayuan tukang parkir

dan tentu saja kopi telah dingin

pisang goreng tinggal satu.


Jangan tanyakan Tuhan,

himbau Nini kepada yang datang

ia duduk di sampingku

saat matahari berjanji mengingkari .


Februari 2018


Anakmu, Ratna Manggali


“Ibu, genggamlah luka-luka

agar esok jadi bunga dan doa” 


Kabut putih dari gunung

menangkap bulan dan setapak

bergegas, lekas,  setiap kau pergi,

terjagalah diri menjadi legenda

desa-desa dari timur.


Seperti malam-malam sebelumnya

kucari ibu di celah hutan bambu

seekor musang menatapku tajam

ada cemas gelisah menari-nari

seperti kupu-kupu merah

terbang di atas rumah kita.


Sampai kapan,  ibu di sana ?

deru dendam tetap sama,

nafas kita berkejaran

kemudian beriringan,

barisan semut hitam

menuju rumah di tanah seberang


Lembah-lembah tua di ujung desa

ranting randu menakar langit

lonceng gemerincing jauh

desis mantra memanggil-manggil.


Sudah ibu sepakati hari kematian.


Ibu,

Aku tahu genggam bara, asalnya

ricik air akan menuntunku kesana

jika ku tanam puisi

rindang daun, sejuk hari-hari

di atas akar coklat

yang menjulur ke permukaan

mari kita tenun waktu

jadi lukisan danau atau sungai

tempat ikan ikan menuju liang

menitip benih di bebatuan


Aku paham.


April – Mei 2019

Tags: Puisi
Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018
Puisi

Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

by Eny Sukreni
March 6, 2021
Prof. Sardono W Kusumo, Prof. Timbul Haryono, Prof F.X. Mudji Sutrisno, Prof Sumarsam
Esai

Prof. Gondrong vs Prof. Cepak (?) – Catatan Harian Sugi Lanus

ASYIK bercakap dengan Prof. Timbul Haryono (arkeolog UGM), Prof F.X. Mudji Sutrisno (filsuf dan romo), Prof Sumarsam (maestro gambelan, guru ...

June 16, 2019
Taufik baju hijau saat diskusi puisi Compok Basi, Singaraja
Khas

Taufikur Rahman Al-Habsyi: Puisi Adalah Rumah Tempat Saya Menemui Ibu

“Puisi adalah rumah tempat saya menemui ibu. Karena di dalam rumah itu saya bangun segenap rasa, maka bergetarlah saya menuliskannya. ...

March 16, 2019
Esai

Surat Setelah Hari Inagurasi

Kepada Yth. Kawan, Sahabat, Teman Cerita-cerita haru tentang inagurasi SMA/SMK Negeri Bali Mandara sering saya tahu dari media sosial. Tahun ...

August 29, 2019
Cover buku Menitip Mayat di Bali dan pengarangnya, Gde Aryantha Soethama
Kilas

Minggu 9 April, “Menitip Mayat di Bali” Dibincangkan di Bentara Budaya

BUKU kumpulan esai “Menitip Mayat di Bali” dibincangkan dalam program Pustaka Bentara di Bentara Budaya Bali, Minggu, 9 April 2017, ...

February 2, 2018
Bubur kacang ijo di Nyuh Kuning, Ubud
Perjalanan

Nikmat Bubur Nyuh Kuning di Ubud, Tercium ke Marga hingga Kuta…

Selamat pagi Ubud!    Begitulah, pagi itu kami menyapa Ubud yang asri. Memasuki Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, ...

June 11, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (158) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (104) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In