17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Ideologi, Demokrasi & Kesehatan Bangsa

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
March 25, 2019
in Esai
68
SHARES

Ideologi suatu negara, tampaknya dapat membingkai kesehatan bangsanya. Perhatikan, angka harapan hidup bangsa Korea Utara yang hanya 65 tahun, sepuluh tahun di bawah punya masyarakat Spanyol atau Jepang yang hidup sampai usia 85 tahun. Bahkan lebih dari separuh, balita di sana mengalami kekurangan gizi.

Apa ideologi mereka? Kita sudah kenal, sebuah kediktaktoran totaliter berpaham Stalinis. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara Juche, mengklaim bahwa mereka percaya dan bergantung hanya kepada kekuatan sendiri. Pemujaan kepribadian terhadap Kim Il-sung, sang pendiri bangsa dan Kim Jong-il, anak & penerusnya dilakukan secara terorganisir. Setelah mangkatnya Kim Il-sung pada 1994, ia tidak digantikan melainkan memperoleh gelar “Presiden Abadi“, dan dikuburkan di Istana Memorial Kumsusan di Pyongyang pusat.

Maka, jika dikaitkan dengan definisi kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: “health is defined as a state of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”, jelas situasi di sana kurang sehat. Sehat tak cuma suatu keadaan yang semata-mata bebas dari penyakit & kelemahan, namun sehat mesti didukung sepenuhnya oleh keadaan mental & sosial yang ideal dalam kebebasan.

Saat sekolah dokter spesialis penyakit dalam, saya punya adik kelas seorang dokter asal Timor Leste. Ia dokter lulusan fakultas kedokteran Universitas Nasional Timor Lorosae (Faculdade de Medicina), yang bekerjasama dengan pemerintah Kuba. Maka ia seringkali bercerita tentang masyarakat Kuba yang ia lihat saat belajar di Kuba & saat mengamati dosen-dosen dari Kuba yang mengajar di kampusnya.

Kuba, sama dengan Korea Utara adalah negara yang berideologi sosialis komunis. Pemerintah tak turut campur soal agama, karena agama memang dilarang sampai tahun 2015, namun negara secara total menekankan keseragaman dalam aspek kehidupan yang lain. Bahkan untuk urusan lauk makan misalnya, ditentukan pada suatu hari sama untuk seluruh negeri. Satu telur maka telur seluruh negeri. Sungguh berlimpah rezeki pedagang telur di hari itu.. Rumah tinggal adalah milik negara. Namun negara dalam hal ini konsisten.

Secara periodik petugas negara memeriksa alat-alat rumah tangga masyarakatnya. Jika kulkas rusak, langsung diganti, gratis. Jaminan kesehatan pun sepenuhnya ditanggung negara. Beda dengan Korea Utara yang tertinggal jauh, di Kuba tingkat kesehatan justru sangat bagus & total gratis.

Jauhlah lebih hebat ketimbang jaminan kesehatan kita di tanah air, yang masih carut marut, meski terus berbenah. Mungkin ini bisa terwujud lantaran jumlah penduduk yang tak terlampau besar, cuma 11 juta diikuti oleh tingkat kelahiran yang tergolong paling rendah di dunia serta kecilnya kasus korupsi di sana. Hey bung, ini negeri komunis lho! Paham yang terus kita puja sebagai hantu di sini! 

Lalu bagaimana Indonesia? Salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Apa yang salah dengan demokrasi kita? Ada sedikitnya dua penyakit dalam demokrasi di negeri khatulistiwa yang indah memesona ini yaitu:

Pertama, sebagian besar orang menjadi politisi untuk nafkah hidup, sumber ekonomi diri & keluarganya. Maka mereka takkan pernah menjadi seorang abdi negara, sebaliknya telah menjadi dagang yang tiap saat menghitung untung rugi.

Kedua, untuk dipilih, sebagian besar dari mereka mengandalkan uang untuk membeli suara rakyat. Maka, lagi-lagi mereka telah mencetak pedagang-pedagang yang di dalam kepalanya cuma ada kalkulator penghitung untung rugi.

Jika politisi & rakyat telah semua menjadi “pedagang”, maka bukannya produktifitas ekonomi bangsa yang akan ditingkatkan, jangan-jangan negara yang kemudian dapat terlelang murah! Tak sedikit politisi gagal telah mengalami depresi & gangguan jiwa lantaran shock akibat fulus lenyap hingga milyaran. Anggaran kesehatan pemerintah pun tak sedikit telah dikorupsi secara terorganisir untuk biaya politik partai dalam meraih kekuasaan. 

Terang sudah sepertinya, demokrasi, ideologi ataupun politik tak serta-merta dapat disalahkan atas keterpurukan sebuah bangsa & peradaban. Ia tergantung kembali pada niat baik yang ada dalah hati manusia, entah ia seorang liberal maupun ia seorang sosialis.  [T] 

Tags: Ideologikesehatannegara
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Lontar Aji Swamandala yang menganjurkan pengunduran Tawur Kasanga untuk dilakukan pada Tilem Kadasa, sebulan kemudian, seadainya Tilem Kasanga jatuh pada periode Uncal Balung, atau sebelum  Buda Pahang, 35 hari setelah Galungan. [Foto Sugi Lanus]
Esai

Tawur Kasanga versus Uncal Balung (2) – Pertarungan Rezim Kalender Sasih dan Kalender Pawukon

Ada dua rezim kalender di Bali: 1. Kalender Sasih (Perhitungan merujuk pada Purnama dan Tilem ) 2. ...

March 21, 2020
Ilustrasi: Juli Sastrawan
Esai

Tergoda Ajip Rosidi “Yang Datang Telanjang”…

AJIP Rosidi adalah sasterawan dan budayawan yang dilahirkan di Jatiwangi, Majalengka, 31 januari 1938. Menempuh pendidikan di Taman Madya, Taman ...

February 13, 2018
Upin Ipin/Youtube
Ulasan

Beruntung Upin Ipin Tak Lahir di Kuburan

Karya  film bisa menjadi gambaran sebuah bangsa. Melalui karya visual ini kerap dititipkan pesan kebudayaan bahkan politik dari negara asal ...

June 18, 2019
Ilustrasi. Foto FB/Sri Astuti
Esai

Makna Hari Tumpek Krulut Sebagai Hari Kasih Sayang Versi Bali

Mengungkapkan rasa sayang di hari spesial sangat dinantikan. Seperti laron mencari cahaya begitula tingkah yang dilakukan anak muda sekarang saat ...

February 10, 2019
Band Antrabez saat jumpa pers di Denpasar
Kilas

Bersiap Mendengar Indonesia dari Antrabez, “Anak Terali Besi” Lapas Kerobokan

  DI dalam penjara, orang bisa kehilangan akal. Tetapi tidak dengan Antrabez, band beranggotakan Napi Lapas Kerobokan. Mereka bernyanyi, mereka ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In