13 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Erawan vs Penyair Sejati: "Salvation of the Soul", Ritus Bunyi Kata Rupa. Karya Nyoman Erawan. (Foto: Agus Wiryadi)

Erawan vs Penyair Sejati: "Salvation of the Soul", Ritus Bunyi Kata Rupa. Karya Nyoman Erawan. (Foto: Agus Wiryadi)

Puisi-puisi Winar Ramelan# Perempuan Peramu Puisi

Winar Ramelan by Winar Ramelan
March 10, 2019
in Puisi
14
SHARES

PEREMPUAN PERAMU PUISI

Andai masa silam tak membagikan luka dan membuat purnama terasa ringkih dan lengang di mataku. Mungkin hari ini aku tak pernah mampu menjahit robekan-robekan waktu.


Andai aku tak pernah merasai suguhan ubi kayu rebus dan teh pahit. Mungkin hari ini aku akan menyalahkan jam dinding yang setiap detiknya menanjak pada luka.

Sedang yang paling sakral pernah kupersembahkan. Sebentuk ingatan pada silam telah kupenjarakan. Agar ia tak lagi memamerkan taringnya lalu menerkamku

Aku selalu ingin yang hari ini. Menjadi perempuan peramu puisi. Merangkainya ketika kata-kata tak mampu lagi kuobral dengan suara. 


Ketika dada teraduk oleh peristiwa demi peristiwa yang menyakitkan. Ketika aku duduk dalam sunyi dan memujinya tanpa batas. Dan melihat dari balik tirai bayang matahari yang mencoba mengangkangi dunia.

PEREMPUAN PENYANDING KOPI

sering aku menziarahi malam dengan membuat denting pada gelas yang beradu
sebagai tanda sulang, bahwa aku masih berjaga
denting akan memecah bisu yang tanak
karena angin pun telah lindap ke utara untuk menjemput gigil
agar memenuhi ruang senyap

namun hatiku bukanlah kota sunyi, yang menenggelamkan riang menjadi sejarah
hingga kegembiraan hanya menjadi cerita purba yang adanya di buka tua
dengan halaman- halaman usang dan kusam

aku adalah perempuan dengan menyanding kopi hitam
yang selalu mengharap bahwa fajar akan memantul

ketika mataku bersitatap dengan legamnya
bayang kehangatan akan muncul, saat bibirku sentuh cairannya

rasa yang melegakan, akan membuka lorong kerongkonganku
lalu berkelindan di dada
biar jantungku turut serta berirama
membuat ritme teratur dengan nuansa bahagia

PEREMPUAN PELUKIS BUNGA

Ini bukan mimpi, ketika Mahakala menuntunku pada sebuah kanvas besar. Menggoreskan warna air, warna tanah, warna daun dan warna bunga.

Teratai telah tumbuh dan mekar di kanvas itu, setelah jantungku bagai teratai di porandakan angin, bergemuruh namun tak menjadikan patah.

“menjadilah kanak kanak dengan kebebasan, keceriaan dan kegembiraan, melepas mimpi mimpi tentang dunia, sapukan setiap warna yang kau suka dengan keluguanmu”, suara suara itu melintas dan membuka pintu kesadaran.

Meditasiku bukan pada belantara di nun jauh sana, tetapi di sini. Di kanvas yang bisu, di kanvas yang putih. Bukan lagi suara burung burung, gemericik air, desau angin. Namun suara di diri yang tak lagi riuh pada keinginan keinginan.

Kurangkai bunga bunga, seperti berbunga bunganya kepalaku ketika menggoreskan warna warna, menjadi rangkaian yang wangi seperti ketika aku melangkah di altar Nya dengan bunga dan dupa.

Mungkin aku telah orgasme, ketika kuas tak henti menyentuh cairan cat dan sebidang kanvas di depanku, kami bercumbu dengan mesra layaknya sepasang kekasih dalam balutan rindu yang kental.

“ya, rindu yang kental”, sebagai penanda aku masih bernyawa, yang hidup bersama bunga bunga di kanvas dan melayari takdir dengan apa adanya.

PEREMPUAN PENGUKIR JANUR

Baginya, pisau yang menemaninya membuat ukiran pada janur, tidaklah tajam. Meski mampu memotong dan meringgit dengan mudahnya, bahkan membuat garis jejak pada telunjuknya, kadang sampai perih dan luka.

Baginya, karmalah yang sangat tajam, ia menunjukkan jalan setapak dari masa lampau, masa sebelum perempuan itu terlahir dari garba suci dan melihat dengan gamblang isi semesta ini.

Lembar demi lembar menjadi hiasan, sebagai wujud bahasa rasa, menjadi aksara mantra yang tak diucap dengan kata kata, untuk Dia yang dipuja.

Bukan pada gunung terjal tempat pura ada, bukan pada tebing curam tempat tirta mengalir , tempat menyatukan dirinya dan melukat tubuhnya agar suci.

Pagi ini, perempuan itu melakukan perjalanan pada lembar lembar janur, ia melupakan goresan pada tangannya demi menyatukan diri denganNya, lewat ukiran janur pelengkap sesaji, yang diyakini bisa menembus batas ruang dan kala (waktu)

Baginya karma memang tajam dan tegas, namun ia akan menebusnya dengan beryadnya, semoga kelak, lewat jalan yang ditempuhnya karma baik yang akan disandangnya dan menghapus karma buruk yang kini sedang dijalaninya.

PEREMPUAN PAGI

Tak ada rintih baginya, meski musim kadang membawa badai. Menggugurkan daun daun hatinya. Daun yang tumbuh pada pohon jiwa.

Pohon yang menumbuhkan cabang cabang, sebelum menjadi pohon besar menjulang dan dikenali orang.

Ada kabut yang menyelimut, membawa gigil hingga ke sendi sendi. Membawa sepi teramat tanak, hingga sesenyap pekuburan.

Musim ini, telah banyak benang benang cahaya, menyelinap dan membesuk hatinya, setelah matahari bersahabat dengannya.

Bukan lagi perangkap benang laba laba dan menjadikan dirinya gelayut jelaga, memangsa dan memangsa.

Pintu pintu telah terbuka, setelah musim demi musim tak lelah menempanya.

PEREMPUAN API

Menjadilah api di rimba raya yang penuh satwa
Bukan untuk membakarnya
Dan menjadikan mereka asap dan abu

Menjadilah api cinta
Segala kemurnian tercipta
Meliuk dengan lentiknya
Hangat dengan baranya
Ketulusan tiada tara
Kesucian yang purba

Darah adalah api

Ketika karakter perempuan dipertanyakan

Drupadi ditelanjangi

Sita diculik

Jagat raya pun seketika menjadi ajang peperangan

Darah membajir

Ladang menjadi pekuburan masal

Sejatinya
Darah adalah api
Api cinta yang lahir dari ketulusan
Menjadi biara di diri
Membentengi dari durja dan keserakaan

Lingkaran api Sita
Menjadi lentera bermantra
Mengalir deras di setiap nadi perempuan
Rahwana atau seratus Kurawa
Menjadi pembukti, cinta dan etika tetap menyala
Di ladang Kurusetra maupun Alengka

Fanaprasta menjadi penyuci diri
Pengasingan
Ketika istana menjadi rumah para satwa
Di mana api cinta padam
Tergantikan benci dan dendam

Perempuan perempuan api
Dengan lautan cintanya yang suci
Menggelora dan mendebur di setiap insan yang setia

Tags: Puisi
Winar Ramelan

Winar Ramelan

Lahir di Malang 05 Juni, kini tinggal di Denpasar. Menulis kumpulan puisi tunggal dengan judul Narasi Sepasang Kaos Kaki. Puisinya dimuat di berbagai media lokal dan nasional

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: koleksi penulis
Esai

Anak Perempuan Suka Boneka – Apakah Mereka Pilih Mainan Sendiri?

SI laki-laki sibuk membatu istrinya yang sedang hamil memilih-milih pakaian bayi di sebuah toko pakaian bayi. Mereka memilih pakaian-pakaian yang ...

February 2, 2018
Opini

Melulu Diskusi Soal Fashion, Pacar dan Uang – Mahasiswa Jangan Melacurkan Idealisme

MAHASISWA kaum intelektual dari akademisi yang unggul terdidik kristis yang mempunyai segudang ilmu pengetahuan untuk selalu menjadi garda terdepan dalam ...

February 2, 2018
Rhythm Rebels di di Udaipur, Rajasthan, India pada Februari 2019
Khas

Disambut Gempita di Rajasthan India, Rhythm Rebels Kini di Java Jazz Festival

Rhythm Rebels, band yang sedang naik daun dari festival ke festival ini, memang tidak henti-hentinya memperlihatkan kemampuan dan talenta yang ...

March 1, 2019
Kilas

“Bisikan Rindu” dari Ocha

Lama tidak mengeluarkan karya rekaman baru, biduanita Ocha akhirnya muncul kembali dengan satu lagu baru berjudul “Bisikan Rindu”. Lagu pop ...

December 5, 2020
Ulasan

Aud Kelor: “Anak Kedua” Carma Citrawati yang Komikal, Satir dan Menggemaskan

Bila dalam bumbu masakan Bali ada yang namanya basa genep maka dalam kumpulan cerpen berbahasa Bali, Aud Kelor, Carma Citrawati ...

August 11, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In