BERDASARKAN kajian sejarah hari ini, Kamis 29 November 2018, adalah HUT ke-525 Kota Tabanan Bali. Hal itu dilandasi adanya peristiwa pemindahan Pusat Pemerintahan Kerajaaan (Puri) di masa lalu dari Pucangan Buahan ke wilayah Kota Tabanan sekarang yang saat itu disebut Singhgasana.
Ditetapkannya tanggal 29 Nop 2018 sebagai HUT Kota Tabanan berangakat kajian sejarah dan sosiokultural yang ada di Tabanan.
Jika kita mundur ke belakang maka HUT Kota Tabanan pertama adalah pada tahun 1493 Masehi tepatnya pada Budha Umanis Kulantir, pananggal ping 11 Sasih Kalima tanggal 29 Nopember 1493 dimasa pemerintahan Raja Tabanan ke III Sirarya Ngurah Langwang atau pada masa pemerintahan Raja Bali Dalem Waturenggong di Gelgel (1460-1550 Masehi).
Adanya pusat pemerintahan kerajaan (Ibu Kota), maka berarti pemerintahan sudah ada di wilayah Tabanan. Terbentuknya pemerintahan di Tabanan jauh sebelumnya sejak dimulainya Pemerintahan Kadipaten Bali di bawah kepemimpinan Dalem Sri Kresna Kepakisan yang dilantik pada Purnamaning Kapat tahun 1352 Masehi yang berkedudukan di Samprangan dan saat yang sama juga dilakukan pelantikan Arya Kenceng selaku Anglurah yang sebelumnya selaku Pimpinan Pendudukan Majapahit di Tabanan sejak Tahun 1343 Masehi (pemerintah di Tabanan terbentuk setelah 9 tahun Majapahit menduduki Bali) .
Setelah pelantikan Dalem dan Anglurah maka di wilayah Tabanan secara resmi terbentuk pemerintahan. Peristiwa itu terjadi pada Wara Coma Tambir, Purnamaning Kapat Tanggal 2 Oktober 1352 Masehi. Raja Bali/Dalem Sri Kresna Kepakisan sendiri memerintah di Bali selama 23 tahun (1350-1373 Masehi).
Pelantikan Arya Kenceng sebagai Anglurah di Tabanan pada tanggal 2 Oktober 1352 Masehi kemudian dijadikan dasar lahirnya pemerintahan di daerah di Tabanan dengan luas wilayah seperti ditentukan oleh Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada.
Nama Tabanan
Dari beberapa sumber menyebutkan “Tabanan” sendiri berasal dari kata “Tabunan” yang berarti asap mengepul. Dikisahkan sebelum pusat pemerintahan di pindahkan Raja Sirarya Ngurah Languang mendapatkan wahyu/pewisik yan meyatakan “dimana ada asap mengepul agar disanalah di bangun puri”.
Setelah melakukan pengamatan dari Kubontingguh ke arah selatan nampak keluar asap di arah selatan dan setelah asap ditelusuri asap keluar dari Padukuhan milik Dukuh Sakti (sumur lokasinya tidak jauh dari Gedung Kesenian Ketut Maria sekarang). Kemudian disitulah beliau membangun “Puri Agung Tabunan” yang kemudian disebut “Puri Agung Tabanan”.
Diceritakan asap terus mengepul dari sumur seperti “Tabunan” (semacam asap perapian yang banyak digunakan saat upacara kuno -Agnihotra). Sementara itu kerajaannya disebut “Singhgasana”.
Kata Tabanan sendiri bisa berhubungan dengan dengan kata “Taban” yang berarti “tempat duduk” yang terkait dengan kata Singhgasana. Itulah sebabnya Raja Sirarya Ngurah Languang kerap disebut “Sang Nateng Singhgasana” atau kerap juga disebut “Ida Bhatara Nangun Graha”. Peristiwa pemindahan pusat kerajaan (Puri) Tabanan ini terjadi 141 tahun setelah terbentuknya pemerintahan di Tabanan dibawah pemerintahan Majapahit di tanah Jawa.
Porprov Bali XIV-2019 dan HUT Ke-525 Kota Tabanan
Menarik apa yang disampaikan oleh oleh Bapak Wakil Bupati Tabanan DR. I Komang Gede Sanjaya. Dalam sambutan beliau mewakili Bupati Tabanan pada saat Pelantikan Panitia Induk Porprov Bali XIV 2019 di Gedung Kesenian Ketua Maria pada Jumat (23/11/2018)
Wabup Sanjaya sempat menyampaikan paparan sejarah kota Tabanan dan Hut ke 525 tahun Kota Tabanan kurang lebih seperti paparan diatas. Hal ini menunjukan bahwa moment-moment penting olahraga di Tabanan sangat tepat bahkan sangat “dekat” untuk dijadikan ajang sosialisasi tentang “benang merah” sejarah Tabanan.
Entah kebetulan atau tidak lokasi Pelantikan Panitia Induk Porprov Bali XIV 2019 beberapa hari lalu (23/11/2018) dilaksanakan di Gedung Kesenian Ketut Maria dirangkaikan dengan Peringatan Hut ke 525 Kota Tabanan. Dimana lokasi pelantikan adalah termasuk radius “titik nol” pusat pemerintahan (Singhgasana) di masa pemerintahan kerjaaan Tabanan di masa lalu.
Jika peristiwa ini bisa kita maknai sebagai momentum penting maka pelaksanaan Pelantikan Panitia Porprov Bali XIV 2019 beberapa hari lalu secara langsung juga menjadi “Pengingat” oleh pemerintah Tabanan kepada Insan Olahraga Tabanan tentang jejak sejarah Tabanan masa lalu, yang bisa kita jadikan spirit kebangkitan pembangunan melalui olahraga di masa sekarang dan masa-masa yang akan datang.
Jika kita makani lebih jauh maka Visi Pemerintahan Tabanan –“TABANAN SERASI” bisa kita jadikan spirit sekaligus “peta jalan” menuju penghormatan terhadap kerja-kerja pemerintahan di masa lalu, kini dan yang akan datang yang terus berhubungan sebagai sebuah rangkaian perbuatan baik (karma baik) yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter, partisipasi, dan nilai-nilai perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Tabanan yang Sejahtera, Aman dan Berprestasi (TABANAN SERASI).
Sehingga Tabanan sebagai tuan rumah Porprov Bali XIV 2019 bisa turut mendukung Visi Pemerintahan –“TABANAN SERASI” demi terwujudnya keseimbangan masyarakat Tabanan dalam membangun individu, keluarga, dan komponen masyarakatnya sehingga timbul keharmonisan dalam meraih kesejahteraan, rasa aman dan prestasi yang setinggi – tingginya, dengan landasan keselarasan hubungan manusia dengan sesama manusia, dengan lingkungannya, dan dengan Tuhannya.
Selamat memperingati HUT ke 525 Kota Tabanan, Suksekan Porprov Bali XIV 2019 di Tabanan !! (T)
DAFTAR PUSTAKA :
- Hasil Kajian Sejarah Perda Kabupaten Tabanan No 7 Tahun 2010 tentang Hari Lahir Kota Tabanan, Lagu Hymne dan Mars Kabupaten Tabanan.
- Perjalanan Arya Damar dan Arya Kenceng di Bali, Yayasan Kerti Budaya, 2011.
Kamis, 29 Nopember 2018