26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi diolah dari seumber gambar di Google

Ilustrasi diolah dari seumber gambar di Google

Fiksi yang Bukan Fiksi: Siswa Nyeleneh Paling Diingat Guru

Devy Gita by Devy Gita
November 29, 2018
in Esai
13
SHARES

HARI guru sudah lewat, namun ada satu cerita yang masih meninggalkaan bekas. Siang itu, aku sedang membeli rujak di warung langganan di depan lapangan sepak bola. Suasana di lapangan tampak ramai sekali. Terlihat bapak–bapak juga ibu–ibu berpakaian seragam PGRI. Usut punya usut ternyata di lapangan sedang berlangsung upacara peringatan hari guru. Dengan santainya aku duduk dan memesan sepiring rujak mangga pedas dan segelas es susu segar.

Sesuap penuh rujak mangga muda pedas hampir saja mendarat ke dalam mulut saat tiba – tiba ada yang menepuk pundakku dengan lembut.

“Sekar?” seorang ibu berpakaian PGRI lengkap dengan topi tersenyum dan menunjuk dengan antusias. Rujak pun tergeletak pasrah kembali ke atas piring. Aku membuka laci ingatan, mengcapture wajah sang ibu lalu mencari data valid dalam  ingatan.

“Ibu Jepun? Guru Matematika?” Aha.. Aku menarik satu berkas yang cocok. Ibu Jepun adalah guruku saat SMP dulu, guru Matematika. Ternyata dia masih mengingatku dengan baik padahal kami sudah tidak pernah bertemu hampir 14 tahun. Ibu Jepun duduk di depanku. Beliau pun memesan sepiring rujak dan minuman yang sama. Tubuhnya masih sedikit gempal seperti dulu, tidak banyak yang berubah.

“Kamu tidak banyak berubah ya, Sekar. Masih cuek dan cantik seperti dulu. Bedanya sekarang, kamu tidak usah remidi matematika lagi, kan?” Bu Jepun tertawa lepas begitu pula aku.

Bahkan Bu Jepun masih mengingat dengan baik, kalau aku selalu harus mengikuti remidial matematika karena nilai-nilaiku teramat sangat mengkhawatirkan. Matematika memang bukan aku banget. Setiap pelajaran matematika perutku pasti tiba – tiba menjadi mulas, mendadak muncul roda yang berputar – putar cepat di kepala membuat pusing dan mual. Ibu Jepunlah yang dengan sabar menenangkan dan mengajarkanku berulang-ulang yang pada akhirnya aku, tetap remidi.

Tidak heran seorang guru mampu mengingat murid – muridnya walaupun mereka sudah mengajar ratusan bahkan ribuan murid bertahun-tahun. Namun, tidak semua murid yang mereka ingat. Murid-murid dengan karakter tertentu biasanya betah nemplok – menempel di kepala sang guru hingga berpuluh tahun ke depan.

Contohnya, murid yang setia mengkuti remidial di setiap ulangan. Baik itu ulangan harian, ulangan tengah semester apalagi ulangan akhir semester. Alasannya sederhana, karena seringnya beertemu dan “berurusan” dengan murid tersebut di luar pembelajaran di kelas. Murid – murid paling pintar, paling bandel, paling rajin, paling malas, dan paling norak juga masuk daftar murid yang tak lekang oleh waktu di ingatan para guru.

Aku kali ini tidak menerawang untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku. Aku langsung bertanya pada sumber pasti, bu Jepun. Apa yang terjadi pada murid-murid yang menjadi primadona di ingatan guru. Baik murid yang diingat dalam hal positif maupun negatif.

Menurut Bu Jepun, murid-murid tersebut mendapatkan porsi yang lebih besar dalam pembicaraan guru-guru di waktu senggang mereka. Eiiits jangan negative dulu, para murid spesial tersebut juga mempunyai kesempatan lebih besar untuk masuk surga. Why? Mengapa?

Karena merekalah yang paling sering disebut dalam doa sang guru. Doa-doa tulus agar siswanya yang pintar dan rajin bisa mempertahankan prestasi mereka dan tetap menjadi pribadi yang rendah hati, tidak sombong, serta menggunakan pengetahuan mereka dengan baik. Pujaan-pujaan kepada sang pencipta dilantunkan sang guru agar para siswanya yang kurang dalam hal akademis dan lebih senang melanggar peraturan mampu mengukir nama mereka dalam prestasi di bidang yang mereka sukai walaupun bukan hal akademis. Teater, olahraga, atau musik misalnya.

Aku merasa sedih sekaligus gembira. Agak lebay memang, tapi yah begitulah. Aku sangat ingat dulu, teman- teman sering mengolok-olok guru yang mereka tidak suka. Menyebut guru-guru mereka dengan sebutan-sebutan yang mereka buat sendiri. Terutama murid yang senang mencari perhatian dengan melanggar peraturan. Helooooo murid jaman now, guru-guru kalian tahu lho apa yang kalian gosipkan di belakang mereka. Ya memang benar, para guru tersebut tahu. Mungkin saking lamanya menjadi guru dan sudah hapal tingkah polah siswanya.

Tiba-tiba mataku jadi perih. Ahh.. guruku, saat murid -muridmu masih di bawah bimbinganmu. Mereka seringnya merasa kau terlalu cerewet, pengatur, dan seenaknya. Hanya saat kami sudah menuntaskan pendidikan, barulah menyadari apa yang kau lakukan hanya untuk mempersiapkan kami menghadapi realita dunia yang begitu kejam. Karena jalannya kehidupan pada kenyataannya tidak seromantis drama korea, tidak selalu happily ever after seperti dalam cerita dongeng klasik.

Aku bangkit, rujak dan es susu telah tandas. Berpamitan dan mencium tangan bu Jepun yang masih asyik mengobrol bersama teman sejawatnya. Bu Jepun mencium pipiku lalu berbisik, “Lakukanlah semua dengan hati ya, Sekar. Kita semua adalah guru kehidupan. Mengajarkan segala hal berbeda. Kamu sudah mengajarkan kesabaran pada ibu. Terima kasih, Sekar”. Tak terasa air mataku menetes saat berjalan menjauh dari warung itu. Selamat hari guru, para pendidik formal informal…  (T)

Tags: Pendidikansekolahsiswa
Devy Gita

Devy Gita

Tinggal di Denpasar. Lulusan Bahasa Inggris Undiksha Singaraja ini kini sedang memanjakan hobinya main teater dan menulis cerita

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Istimewa
Ulasan

Paradoks Politik dan Etnisitas dalam Novel Plitik Karya Nanoq da Kansas

dan kita mencitai tanah air ini apa adanya, Ais .... kita akan menanam sesuatu di sini entah bunga atau duka ...

March 30, 2019
Khas

Spirit Penyair Wiji Thukul dari Lagu Sang Pejuang MR HIT

MR HIT mendefinisikan diri sebagai Band Rock. Dalam lagu-lagunya tentu ada rasa-rasa yang khas sebagaimana lagu-lagu rock. Namun, MR HIT ...

August 13, 2019
Google
Esai

Soekarno Lahir dari Drama Cinta Jawa-Bali yang Romantis

HARI baik, hari ayu, odalan di Pura Bale Agung, Buleleng. Waktu: sekitar 1887.  Dua perempuan dari Banjar Bale Agung, Nyoman ...

June 7, 2020
Esai

TAWON

Edisi 21/10/19 KOPLAK menyandarkan tubuhnya di kursi depan teras depan rumahnya. Berita-berita yang muncul belakangan ini benar-benar menganggunya, yang paling ...

October 21, 2019
Esai

Mengungsi ke Wanagiri & Mahapralaya Jawa

ADA hutan dan pegunungan yang demikian penting dalam perjalanan Airlangga, yaitu pegunungan Wanagiri. Berawal dari sebuah “pralaya”, lalu menggungsi ke ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Menjangan Seluang [Foto: Michael Gunther]
Esai

Kenapa Orang Bali Tidak Memuja Arca-Lukisan Penulis Kitab?

by Sugi Lanus
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1413) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In