25 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan
Page FB Punk Kwala Ngibur

Page FB Punk Kwala Ngibur

Punk Kwala Ngibur: Pesan Moral di Balik Kisah Genit Erni dan Reni

Juli Sastrawan by Juli Sastrawan
February 2, 2018
in Ulasan
290
SHARES

JIKA ditanya tentang akun “Punk Kwala Ngibur” (PKN) di facebook, banyak orang pasti menjawab: lucu.

Bagaimana tidak. Akun ini memang tidak biasa. Dengan membawa pesan lewat cerita, PKN juga menggambarkan dan mengkritisi rutinitas keseharian orang-orang di dunia nyata, terutama orang Bali, termasuk mahasiswa, komunitas, perrempuan, laki-laki, remaja, tua, atau orang biasa.

Awalnya PKN hanya menampilkan komik. Belakangan ditambah dengan cerita-cerita mini yang ditulis secara naratif. Tokoh-tokohnya pun bertambah.

PKN juga memiliki saudara baru di facebook, yakni halaman “De Punk Gen” (DPG). Jika disimak, halaman baru ini tampaknya dikhususkan untuk komik yang sebelumnya tayang di halaman PKN. Nantinya, PKN mungkin akan dikhusukan untuk cerita-cerita naratif yang tentu juga lucu. (He he he, ini taktik cerdas untuk mengumpulkan pengikut atau likers agar kedua page bersaudara itu terisi penuh dalam waktu cepat)

Halaman PKN ini disukai bahkan lebih dari oleh 60.000 orang. Tak mengherankan memang. Di tengah hidup yang ruwet, komik segar dan sangat dekat dengan kehidupan sendiri, memang obat penghilang pening yang ampuh. Cara penyajiannya memang sangat sederhana dan dibawakan dengan apa adanya.

PKN – Punk Kwala Ngibur, jika dibaca dengan bahasa Bali baku, bunyinya: pang kwala ngibur. Terjemahan kakunya: biar sekadar menghibur.

Tapi PKN tak sekadar menghibur. Ia memberi petuah, pesan moral, petatah-petitih dan motivasi, tentang bagaimana seharusnya hidup di dunia fana ini. Hanya cara berceritanya memang beda: guyon bergaya sarkas (kasar) dan satir (sindiran).

Sarkas bikin tersinggung, satir bikin tertawa. Keduanya dipadukan dengan ueeeenaaak. Jadi, jika tersindir, bisa saja pembaca marah. Tapi maunya marah lupa, karena keburu tertawa.

Sebagian orang Bali memang tak begitu suka dengan gaya sarkas. Makanya orang kerap terkaget-kaget saat lawan bicara nyeplos-nyeplos dengan bahasa Blelengan yang kasar, campuraduk dan apa adanya. Kupingnya panas, jantungnya kebut-kebut.

Orang juga kerap salah menyimpulkan bahwa orang lain dengan bahasa kasar otomatis orang tak baik. Padahal, yang kasar hanya bahasa. Hatinya belum tentu. Orang berbahasa halus dianggap baik, padahal bisa diam-diam berniat menipu.

Orang kadang tak paham juga soal satir. Mereka cenderung meledek dengan mengatakan bahwa ceritanya ngarang-ngarang, ngae-ngae, terlalu berlebihan, bahkan dianggap kebohongan. Padahal cerita, ya memang bohong. Tapi, mereka tak tahu ada “udang enak” di balik cerita. Ada makna di balik guyon. Bahkan orang kadang tak sadar, cerita ngarang-ngarang itu sesungguhnya tersebar banyak dalam kenyataan.

Cerita dalam PKN atau DPG sering menggambarkan sebuah peristiwa dengan sederhana dan jenaka. Mereka menggunakan bahasa Bali, sebuah cara kreatif mengajegkan Bali tanpa pernah mengklaim diri sebagai seorang yang ajeg Bali.

Bukankah memang seperti itu seharusnya? Dari pada berkoar-koar mengklaim diri sebagai seorang pengajeg Bali, tapi tak pernah sekali melakukan sesuatu untuk itu. Tak patut lah macam tu, kata Upin-Ipin.

Belakangan PKN memperkenalkan tokoh-tokoh atau karakter baru yang mulai lebih beragam dalam ceritanya. Tidak hanya karakter yang biasa digunakan sebelumnya. Dengan melihat penggambaran tokoh sebelumnya, kita sudah bisa menerka bagaimana watak dan perilaku masing-masing karakter yang ingin disampaikan.

Belakangan lagi, bahkan ceritanya sangat liar. Tak seperti biasanya ketika saya membaca cerita dan komiknya. Ada sesuatu yang membuat saya sangat tertarik. Ya, selain penambahan karakter baru dalam ceritanya tapi juga bagaimana karakter itu digambarkan. Makin jelas ada niat “tersembunyi” untuk menggiring pembaca agar melihat dan sadar terhadap perubahan-perubahan paradigma yang terjadi di masyarakat, terutama masyarakat Bali.

Dulu, dulu sekali, memang pernah ada karakter Erni dan Reni. Hanya saja penggambaran watak tokoh kedua orang wanita ini masih samar-samar dan tidak tergambar dengan jelas. Baru beberapa hari ini watak kedua tokoh terggambarkan dan terklasifikasikan sifatnya dengan lebih jelas. Yakni, Erni dan Reni, adalah dua karakter perempuan yang ada di sekitar-sekitar kita juga.

Genit adalah hal pertama yang pasti akan terbayang ketika mengetahui perilaku dari karakter baru ini. Genit dalam bahasa Indonesia disebut gatal. Penggambaran yang begitu jelas untuk dua orang wanita ini, Erni dan Reni. Dalam setiap ceritanya, Erni dan Reni selalu saja digambarkan dengan bahasa yang mudah dijangkau. Bahwa mereka genit.

Jika kita lihat penggambaran 2 tokoh wanita ini secara sangat dekat, hampir mirip dengan tipe wanita model berkehidupan hedon dan narsis. Senang belanja hingga terkesan over konsumtif dan bahkan ingin ke Swalayan hanya untuk berselfie dengan laki-laki yang dicintainya. “Iyang dot ngajak Bli ka swalayan kerana iyang dot ngajumang Bli, lakar ajak iyang selfi”. Tak pelak memang karakter seperti itu ada pada manusia jaman sekarang.

Memang beragam cerita dari PKN ini. Mulai dari sembrautannya kisah cinta dua orang wanita, Erni dan Reni. Hingga nasib para pria yang berjuang gigih demi cinta, tapi sayang usaha itu hanya mentok sebagai pengantar belanja atau tukang pengantar makanan.

Sering dalam ceritanya laki-laki hanya menjadi korban atas apa yang dilakukan dua saudara perempuan ini. Laki-laki benar-benar digambarkan sangat bernafsu untuk berhubungan seks, bahkan terkesan belog ajum. Bernafsu hingga akal sehatnya hilang. Saat birahi yang juara, memang etika menguap entah ke mana.

Dari tokoh Parwata, laki-laki di dunia nyata bisa belajar banyak. Kita dituntut untuk memikirkan kembali secara matang tindak-tanduk yang ingin kita lakukan. Timbang-timbang dulu dengan akal sehat sebelum melakukannya, terutama jika berhadapan dengan lawan jenis. Meskipun saat jatuh cinta hormon oksitosin membuat kita mabuk, sama mabuknya dengan arak. Walaupun efeknya berbeda pada otak, tapi hasilnya akan sama.

Terlepas dari semua itu, PKN memang sangat kreatif dalam mengkritisi dan menggambar tingkah polah perubahan paradigma masyarakat lewat karya. Dengan tokoh Erni dan Reni, ceritanyab terkesan tak bermoral, padahal justru di situlah pelajarannya.

Jadi, apapun yang dikatakan pembacanya, mereka akan tetap seperti itu. Mengkritisi sesuatu dengan jenaka dan kreatif, dengan sarkas dan satir. Lha, daripada mendengar petatah-petitih yang disampaikan secara konvensional dengan anggah-ungguh yang tertib, tapi bikin ngantuk? (T)

Baca Juga Ulasan Punk Kwala Ngibur dalam esai Stop Ajeg-kan Bahasa Bali!

Tags: ajeg baliBahasa Balimedia sosialPunk Kwala Ngibur
Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Esai

Merepresentasikan Peristiwa PLTU & Warga: Proses Mengamati, Proses Latihan

  HAMPIR sebulan lamanya kami menggarap “Buah Tangan dari Utara”. Tidak jauh berbeda dengan karya-karya sebelumnya, proses ini diawali dengan ...

February 2, 2018
Anakanak muda serius menyelesaikan ogoh-ogoh di sebuah balai banjar di Bali, meski sedang berlangsung debat capres Pemilu 2019 di TV (Foto: dok Surya Hermawan)
Esai

Debat Capres itu Hanya Hiburan, Yang Serius Tuntaskan Ogoh-ogoh

Debat calon presiden edisi pertama yang sekaligus menjadi jilid kedua debat secara umum telah terlewati, Minggu 17 Febriari 2019, tadi ...

February 18, 2019
ILustari tatkala.co | Nana Partha
Esai

Manusia, Kelahiran dan Subha Karma

Wararuci dan Waisampayana adalah dua nama Bhagawan, dalam dua teks berbeda tapi punya satu hubungan. Kedua nama Bhagawan itu dihubungkan ...

June 2, 2020
Dimensi Biru / Oleh: NI Putu Purmayanti – SMAN Bali Mandara
Esai

Dimensi Biru

Oleh: NI Putu Purmayanti – SMAN Bali Mandara Dimensi waktu yang terus berputar kian membentuk jam, hari, minggu, dan mungkin ...

April 1, 2020
Persiapan pameran Ngawiwit, perupa Tabanan
Esai

Pameran Ngawiwit, Spirit Gunung Batukau dan Perupa Tabanan

Gunung Batukau dalam tatwa rohani Bali merupakan salah satu lingganing utama dari Tri Maha Lingga Bali . Keberadaan Gunung Batukau ...

October 14, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Umberto Eco
Esai

Baca Lontar Bersama Umberto Eco

by Sugi Lanus
February 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1411) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In