25 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto: Mursal Buyung

Foto: Mursal Buyung

“Sembah Puyung” dan “Puyung Maisi” – Puji pada Esensi Keheningan Diri

Sugi Lanus by Sugi Lanus
February 2, 2018
in Esai
322
SHARES

SEMBAH Puyung adalah doa yang pertama (pembuka) dalam rangkaian Panca Sembah (5 puja-doa) yang bersifat “standar” dalam persembahyangan masyarakat Hindu-Bali.

Dalam Sembah Puyung kedua telapak tangan dan jari-jari dicakup di atas kepala. Tangan kosong. Orang Bali selama ini banyak yang keliru dan menyederhanakan: Disebut Sembah Puyung karena tangan kosong tanpa sarana bunga.

Puyung memang mengandung makna kosong, tetapi sekaligus mencakup embang (sepi dan hening). Akibat ketakpahaman akan makna istilah Sembah Puyung, mereka kadang mengganti istilah Sembah Puyung menjadi Sembah tanpa serana (sembah tanpa sarana). Maksudnya tanpa memakai sarana bunga. Keluh mereka yang tak paham, “Masak kita sembah kosong! Menyembah kosong?”

Orang lupa bahwa mantra Sembah Puyung: “Om àtmà tattwàtmà sùddhamàm swàha”.

Atma adalah esensi puyung (kekosongan/keheningan). Puji pada esensi keheningan diri (atma) yang menjadi pembuka doa Panca Sembah, lalu penutup Panca Sembah adalah Ngaturang Parama Shanti, berkulminasi pada shanti (kedamaian). Puyung dalam kontek sebuah ungkapan terdalam dalam masyarakat Bali: “Puyung Maisi” (Kosong berisi), atau dalam bentuk kalimat lain: Ngalih isin puyung (Menelisik isi sepi); membuat jelas bahwa Puyung bukan bermakna kosong melompong.

Puyung adalah titik dimana berhentinya materi dan penampakan. Titik di mana kita diajak menjadi lebih mendalam. Menghayati yang tak tampak. Baik di dalam dan di luar diri.

Mencari (dan menghayati) isi keheningan, atau ngalih isin puyung, telah tersemai dalam bahasa sehari-hari masyarakat Bali, jauh sebelum Panca Sembah disosialisasikan di awal kemerdekaan, dalam pengajaran agama di sekolah rakyat.

Puyung bukan kosong melompong. Dalam ungkapan Tamtam dalam Geguritan Ginal-Ginul (atau lebih dikenal sebagai Geguritan Tamtam), disebutkan: “Daging telas” (Isi dari pada yang habis). Jelas ini senada dengan “isin-puyung”. Ada istilah bagi mereka yang memahami “isi puyung” ini sebagai manusia yang “tatas” (selesai alias tuntas) atau dia yang “meraga putus” (mencapai pencapaian kelepasan/putus). Putus dengan material dan juga sekaligus melampau konsepsi.

Di sini seseorang dikatakan putus karena ia “melampaui jagat materi” dan “melampaui jagat konsepsi”. Tidak lagi berada di areal hitam-putih. Pada titik inilah kita, meminjam istilah seorang tetua yang sempat saya jumpai di pesisir Utara Bali, “berhenti berpikir dengan otak dan dalil logika, tetapi berpikir dengan atma”.

Puyung beresensi atma, demikian tersirat dalam Sembah Puyung. Sembah Puyung dengan demikian bukan sembah tanpa sarana (kembang-puspa), bukan pula memuja kosong-melompong, tetapi sembah-sujud pada esensi embang (kosong-hening).

Sembah Puyung mengajak berhenti pada materi, berangkat ke jagat yang melampauinya. Sembah Puyung bukannya tanpa alasan filosofis menjadi pembuka pertama Panca Sembah (Lima Puja-Doa), ia memang masuk dalam daftar urut “yang pertama” dalam esensi “ke-Bali-an” kita. Dalam Puyung kita sejenak berhenti berpikir dengan otak yang terkotak-kotak, melepas semua kecerdasan (dan kebodohan), berhenti berkonsepsi, dan dengan tulus-bulat terjun ke lautan hening.

Jika kita bandingkan dengan karya kakawin, Sembah Puyung adalah manggala (kidung pembuka-utama) dari rangkaian Panca Sembah; dari Puyung (hening) menuju Shanti (kedamaian); diawali dengan menghayati esensi hening (àtmà tattwàtmà), menuju puncak cita-cita tertinggi kemanusiaan kita: damai (di hati), damai (di bumi), damai (di surga). Shanti-Shanti-Shanti. (T)

Tags: balihindusastra
Sugi Lanus

Sugi Lanus

pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Esai

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Sekitar sebulan lalu, sepasang suami istri datang berkonsultasi ke ruang praktek saya di poliklinik penyakit dalam, RSU Kerthausada, Singaraja. Keduanya ...

January 25, 2020
Pelukis Gede Surya
Khas

Melawan Keterbatasan – Sosok Pelukis Gede Surya

  SIAPA yang tidak ingin hidup serba digampangkan? Tinggal tunjuk sana tunjuk sini, minta ini minta itu, seperti punya doraemon ...

February 2, 2018
Khas

Ketut Pameran Nok! – Mari Datang Pang Rame…

Ada yang tahu nama Ketut Sedana? ada yang tahu ia  itu kerjaannya apa? kalau tidak, saya akan jelaskan, dapat pahala ...

February 8, 2020
Seniman yang tergabung dalam kelompok Oerip menggelar pameran lukisan bersama di Bentara Budaya Bali (BBB). Eksibisi yang merujuk tajuk “Oeroep” atau Urup ini dibuka secara resmi pada Kamis (3/10) di BBB.
Acara

Pameran Oeroep, Memberi Nyala Pada Hidup

Seniman yang tergabung dalam kelompok Oerip menggelar pameran lukisan bersama di Bentara Budaya Bali (BBB). Eksibisi yang merujuk tajuk “Oeroep” ...

October 4, 2019
Penulis Ni Luh Putu Sukreni
Esai

Sanggupkah Pemuda Menjadi Tonggak Kemajuan Bangsa?

Sumpah  pemuda bukanlah hanya selebrasi yang setiap tahun sekali selalu dilakukan. Pula pemahaman sumpah pemuda bukanlah hanya tiga butir  yang ...

November 2, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Iin Valentine | Teater Kalangan
Esai

Mencari Titik Temu antara Lintasan Teater dan Sekitarnya

by Iin Valentine
February 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1410) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In