10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Curangologi: Filsafat Curang Seri 2 – Sekuni Milenial

HartantobyHartanto
February 2, 2018
inOpini

Google

11
SHARES

 

TING, ting, ting, ting, ting, bunyi HP-ku bertubi-tubi puluhan kali, yang berarti ada banyak pesan WhatsApp masuk. Berbagai macam kata-kata satire dikirim ke saya dari teman-teman terhormat. Saya bingung dengan satire-satire yang terkirim. Baik berupa kata-kata, maupun gambar/meme. Semuanya mengabarkan hal-hal yang tak saya pahami. Ada yang mengabarkan berita duka pada sebuah tiang, dan lain sebagainya. Ah. Sungguh membingungkan diriku.

Sungguh, saya hanya bingung. Betapa hebatnya teman-teman mengkreasi satire maupun gambar-gambar lucu. Kendatipun demikian, saya tetap tak memahami realita kejadian yang ada. Saya hanya jadi ingat perupa asal Tiongkok, Fang Li Jun dengan penggayaan sinikal realisme (cynical realism)-nya. Kebetulan saya suka dengan wacana-wacana dan figur-figur simbolik yang ia ketengahkan. Jenaka tapi tajam.

Haruskah kita sinis pada realita? Saya hanya tersenyum menyimak karya-karya Fang Li Jun yang lucu dan sinis pada realita. Entah realita yang mana yang di-sinis-i nya. Tapi menurut saya, estetika lucu dan sinisnya berlaku universal dan sepanjang masa, sesuai interpretasi masing-masing penikmat. Itulah hebatnya karya seni rupa (visual art). Sambil tertawa, saya lantas jadi kepingin mentertawakan diri saya sendiri.

Mengapa saya ingin mentertawakan diri sendiri? Entahlah. Mungkin terinspirasi dari isi WhatsApp teman-teman, dan kembali menyimak karya-karya Fang Li Jun – saya lantas berkeinginan menjadi Sekuni Milenial. Saya ingin menjadi Sekuni dengan ber-pengetahuan dan ber-teknologi canggih di jaman milenial ini.

Ya saya membayangkan menjadi Generasi Y (GenY) yang lahir setelah generasi X (Gen X). Saya tak peduli bahwa saya lahir di tahun 1950 an. Pokoknya format pikiran saya harus milenial. Saya ingin menjadi Sekuni yang mampu meningkatan penggunaan sarana komunikasi, media, dan teknologi digital, dan juga meningkatkan kemampuan liberalisasi sosial, kebudayaan, politik, hukum, dan ekonomi.

Oh ya, saya juga telah menyimpan uang saya di ‘kertas panama’, walau saya (sungguh mati) tidak mengerti apa itu ‘kertas panama’. Yang saya tahu, karena saya lahir di Jawa, arti dari kertas adalah dluwang. Nah, saya tak menemukan dalam vocabulary bahasa Jawa, arti dari “dluwang Panama”. Ah biarlah para cendikia yang membahasnya. Saya yakin, walau empu sastra Jawa kuno sekelas Zoet Mulder almarhum masih hidup, pasti tak akan menemukan arti “dluwang Panama”.

Agar saya dibilang kekinian, maka saya juga mencoba berinvestasi di dunia maya. Orang-orang memberi istilah pada “uang dalam bayang” itu, bitcoin. Saya suka ini, karena kepemilikannya bisa anonymous, atau pakai nama samaran seperti penulis-penulis kritis. Saya tak perlu mempelajari teknologi mata uang digital ini. Saya juga tak perlu memahami apa itu cryptocurrency. Pokoknya, garis besarnya bitcoin adalah mata uang on line, implementasi dari cryptocurrency. Saya hanya butuh menggaji konsultan (dari generasi milenial) untuk menjalankan semua ini.

Tapi sungguh, saya sebenarnya tak memahami kalau cryptocurrency adalah sebuah teknologi membuat mata uang digital yang menggunakan kriptografi. Saya hanya tahu secara samar-samar ketika dijelaskan oleh anak saya yang mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Jawa. Ketika itu dia sedang bikin paper tentang cryptocurrency. Mungkin saja, rasa ingin tau saya tentang cryptocurrency – hanya supaya saya dianggap generasi milenial .

Saya suka berinvestasi mata uang digital ini, juga karena memiliki beberapa kelebihan dibanding mata uang biasa. Sebab, mata uang ini tak diatur oleh bank sentral, proses transfer tak perlu melalui jasa bank, tak perlu melapor ke lembaga keuangan manapun, termasuk di dalamnya tak perlu membayar pajak, karena peredarannya belum melibatkan negara manapun juga.. Selain itu, katanya, nilai kenaikannya sangat luar biasa, bahkan mencapai 10.000% atau lebih per-tahunnya. Itu kata tenaga konsultan saya ya, kan saya tak memahami apa-apa soal ini?

Oh..iya, meski saya tak mengerti ilmu hukum, politik, tata negara – tapi saya ingin melakukan ‘koreksi’ atas semua itu. Yang penting — demi kepentingan saya — saya ingin melakukan koreksi atas konsep trias politika. Saya ingin, meski ada pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif – pemisahan itu bisa saya perlakukan secara lentur, semau-mau saya. Agar di saat-saat tertentu, saya bisa memanipulir kekuasaan sesuai keinginan saya.

Maksudnya, dengan segala upaya, saya ingin melakukan tumpang-tindih kekuasaan. Saya ingin mencoba-coba melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Pemikiran John Locke, Rousseau, Plato, dan Montesqueieu ini sudah terlalu kuno. Trias Politica yang baru menurut saya, batas-batas eksekutif, yudikatif, dan legislatif harus ‘dikaburkan’. Agar saya bisa ‘bermain’ sesuai kepentingan saya. Ah…saya ini ngaco sekali, mana mungkin hal-hal demikan bisa saya lakukan dengan semau-mau saya? Saya kan tidak sekolah soal hukum tata negara, kok mau seenaknya bikin wacana yang ngawur-ngawur gitu. Tapi, yang namanya bermimpi kan boleh.

Hal-hal di atas itulah yang membuat saya ingin mentertawakan diri sendiri. Selain itu, mengapa saya memilih istilah Sekuni Milenial? karena Sekuni Konvensional sudah pernah menjadi trade mark sahabat saya, almarhum Dr. Ida Bagus Made Palguna. Alumni Universitas Leiden Belanda ini, ketika itu menulis rubrik tetap di Pos Kampus, di Harian Umum Bali Post. Beliau salah satu putra terbaik yang dimiliki Bali.

Sepengetahuan saya, tindakan kecurangan Sekuni konvensional yang paling akbar adalah ketika ia menjadi penasehat judi dadu bagi pihak Kurawa. Memang tidak dijelaskan secara vulgar teknologi kecurangan main dadu itu. Keberadaan figur Sekuni di area perjudian tersebut dan tugasnya sebagai pelempar dadu bagi pihak Kurawa, sudah mengidentifikasikan adanya kecurangan. Itu baru kehadirannya sudah menghadirkan atmosfir curang. Luar biasa kan?

Mungkin, karena otak kita sudah tercuci oleh penulis naskah tentang peran antagonis Sekuni. Sementara yang saya pahami adalah bagaimana kekalahan dramatik pihak Pandawa dalam permainan dadu tersebut. Meski tidak dijelaskan secara detail bagaimana strategi Sekuni dalam mengalahkan Pandawa, tapi suka atau tak suka, secara bawah sadar kita telah men-‘judge’, Sekuni lah biang kekalahan Pandawa di arena judi tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, Sekuni merupakan penasihat utama Duryodana, pemimpin para Korawa. Kepiawaian tipu muslihat dan kelicikan ia jalankan demi menyingkirkan para Pandawa.

Menurut saya, tokoh Sekuni adalah imajinasi kita tentang peng-identifikasi-an tindak jahat, tindak curang, tindak licik, dan tindak-tindak ketidakbenaran lainnya. Ia terus hidup sepanjang jaman, karena karakter tokoh antagonis ini memang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Kita akan selalu mengidentifikasikan seseorang yang jahat, curang, licik, dan tindakan buruk lainnya – sebagai Sekuni. Memori kebusukan Sekuni sudah terlanjut mengakar dalam otak kita, sehingga susah untuk di-delete.

Lho….bukankah Sekuni Milenial itu saya sendiri? Mengapa saya harus men-delete diri sendiri. Apakah tidak sebaiknya saya biarkan hidup terus untuk contoh dalam mempelajari pelajaran etika? Bukankah belajar etik, mesti memahami kecurangan, ketidakbenaran, ke-lancung-an, kelicikan, keculasan, dan semacamnya? Saya juga tidak tahu, apakah semua tindakan saya, yang saya paksa-paksakan berorientasi milenial itu merupakan kecurangan? Selaksa tanya, tak terjawab. Jaman now, memang banyak membuat saya don’t know. (T)

  • BACA JUGA: Curangologi: Filsafat Curang Seri 1 – Gambar Umbul
  • SELANJUTNYA BACA: Curangologi: Filsafat Curang Seri 3 – Paleokultur
Tags: filsafatgaya hidupwayang
Previous Post

Tidak Ada Alam, Tidak Ada Puisi Hari Ini

Next Post

Kekuatan Rasa dalam Masa – Dari Pameran Seni Rupa 5 Sahabat di Santrian Gallery

Hartanto

Hartanto

Pengamat seni, tinggal di mana-mana

Next Post

Kekuatan Rasa dalam Masa – Dari Pameran Seni Rupa 5 Sahabat di Santrian Gallery

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co