11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto: Mursal Buyung

Foto: Mursal Buyung

Tidak Ada Alam, Tidak Ada Puisi Hari Ini

Taufikur Rahman Al Habsyi by Taufikur Rahman Al Habsyi
February 2, 2018
in Esai
66
SHARES

 

AKU mengenal tulisan berupa sajak abad 7 masehi masa kerajaan Sriwijaya, aku biasa menulis kepada batu yang biasa kita sebut “Prasasti”. Aku biasa menulis tentang alam yang ramah dan marah. Karena aku menghormati setiap jengkal anugerah Tuhan. Salah satunya aku menulis gurindam yang biasa dibawakan seperti pribahasa yang sarat permasalahan kehidupan.

Banyak hal yang aku tulis dan dikenang sejarah sebagai kemajuan negeri, negeriku tiada kertas, negeri tanpa tinta, negeriku tanpa bahan pengawet. Aku hidup dengan alam dan mati karena alam. Tulisan dan puisiku hilang diabad milineal, imajinasiku dipenjara halus penguasa, dibeli cuma-cuma seperti tubuh-tubuh wanita dipelabuhan.

Puisi-puisi itu telah pergi, hujan terus membasahi di sela embun jendela yang melunturkan setiap baitnya. Puisi-puisi itu marah seketika, memaki penyair dan pembaca. Tiada pesan terakhir kecuali, “Inilah sikap aslimu, terima kasih hujan” hujatnya dalam hati.

Puisi-puisi itu hanya tulisan yang tidak bermakna, sekian bulan, hampir sekian tahun ku habiskan hariku menulis puisi, aku lupa makan karena menulis puisi, tidur tidak teratur karena menulis puisi, bahkan aku tidak mandi karena menulis puisi. Benar! Aku telah hilang akal sehat dan menjadi gila karena puisi.

Kucoba menulis puisi dalam genangan air hujan, keruh telah mengubahnya menjadi puisi tanpa tulisan, kusiapkan pena-pena yang kucuri dari tanah laut, karena menurut cerita tanah laut menyimpan puisi yang tidak kalah hebatnya dengan Rumi si penyair Tuhan.

Kupikir membodohi diri sendiri adalah kebiasan yang telah menjadi hobi. Tidak ada hujan, tidak ada tanah laut, tidak ada senja,dan tidak ada puisi untuk hari ini.

Puisi-puisi dengan sombong mengatakan “Aku tulisan yang tidak mengerti hujan, tanah laut, senja, dan melahirkan sebuah puisi”.

Puisi-puisi itu telah hilang ditelan kabut, terbawa arus kelokan sungai Barito. Biarlah puisi-puisi itu tertelan lembah tepat di sebelah bukit, puisi-puisi itu telah dewasa dan mandiri. Aku benci hujan, tanah laut, senja dan sebuah puisi. Puisi yang selalu menuntut aku (penulis) bersuara sesuai maknanya. Aku bukan budak puisi, aku hamba dari tulisanku sendiri. Dan raja bagi diriku sendiri.

Tanah lautku sebentar lagi menjadi tempat parkir, mall mewah, dan apartemen dengan pemandangan tempat kumuh bekas nelayan-nelayan. Dajjal kecil telah menyulap tempat ini dengan jejeran gedung menjulang langit, dan nelayan terkapar menahan lapar lahannya habis dimakan penguasa.

Remaja-remaja yang biasa menikmati sepoi angin laut dan indahnya lokang-lokang kini lari membuat hiburan buatan; bercinta pinggir jalanan,  membuat senja buatan sudut kamar , bahkan ikan pindah ke aquarium. Yang bisa ditempatkan di ruang tamu sebagai pemanis tata ruang. Bahkan penulis kelas Seno Gumira pensiun dadakan jika senja sudah hilang direkayasa penguasa. Senja dan tulisan sudah biasa seno tata dalam setiap ceritanya. Dan musnah jika senja dicuri dan bukan Sukab pelakunya.

Alamku semakin rusak, tidak ada jadwal teratur perihal turunnya hujan. Si kakek romantis Sapardi Djoko Damono penanya bisa mati suri. Dan puisi lahir prematur tidak sehebat sajak “Hujan bulan juni” yang sampai sekarang sendu ketika dinyanyikan dan jurus ampuh taklukkan kaum perempuan.

Puisi sudah mendarah dan alam mengalirkannya, karena mata ku melihat, khayalku melayang, tanganku menulis, kertasku tercoret dan tetiba hilang tak bermakna. Karena sejatinya aku tidak benar-benar berada di alam. Alamku rusak, bencana di mana-mana, musibah menimpa manusia, katanya Tuhan murka. Karena ulah congkak hambaNya.

Aku benar-benar tidak bisa menulis puisi hari ini, bahkan puisiku tidak pernah dimuat di tatkala.co. Aku senang menulis puisi tetapi benci puisiku belum lahir sampai hari ini. Puisiku hilang ditelan masa. Karena alam diperkosa penguasa. Dan aku ingin menulis puisi sampai titik. (T)

Tags: alamfilsafatPuisi
Taufikur Rahman Al Habsyi

Taufikur Rahman Al Habsyi

Biasa dipanggil Koko Opik. Lahir di Bondowoso, 05-06-1998. Anak kedua dari pasangan Arjas dan Irliya, orang tua yang selalu berjuang membahagiakan anak-anaknya.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Lukisan: Ketut Kabul Suasana
Cerpen

Buah Lango

Cerpen: Arya Lawa Manuaba Dukun itu berkata, hanya buah lango yang bisa mengobati sakitku yang sudah kronis. Sakitnya bukan kepalang. ...

March 10, 2019
Foto: Ole
Opini

Hati Perempuan Bukan Rumah Bordil – Curhat Klise pada Suatu Senja

SAYA bukan pedanda, orang pintar, tukang penasehat, atau orang spiritual yang mampu menyembuhkan setiap gulana. Tapi nyatanya sering sekali kawan-kawan ...

February 2, 2018
Ilustrasi  oleh Satia Guna
Cerpen

Dialog Bisu di Meja Makan || Cerpen Satia Guna

Aku menikmati kesendirian ini, aku berhalusinasi tentang berbagai alasan kesendirianku. Tubuh ini terasa dingin sekali, padahal masih berada di dekatmu, ...

January 2, 2021
Pementasan drama Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi di Kampus Undiksha Singaraja
Ulasan

“Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi”: Yang Ramai dan Yang Kocak di Toilet

Judul: Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya : Gusmel Riyadh diadaptasi dari Cerpen Seno Gumira AjidarmaProduksi: UKM Teater Kampus Seribu ...

March 9, 2019
Salah satu foto adegan dalam Film Sekala Niskala karya Sofyan Syamsul
Acara

Pameran Fotografi “Melihat yang Tak Terlihat” dalam Film Sekala Niskala

Pembukaan: Jumat, 26 Oktober 2018, pukul 19.00 WITA Pameran: 27 Oktober – 5 November 2018, pukul 10.00 – 18.00 WITA ...

October 24, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In