DI Rumah Belajar Komunitas Mahima, orang-orang berpakaian adat Bali duduk sambil berbincang di depan rak buku yang terletak di ruang tamu dengan meja-kursi kayu berkerangka besi itu. Mereka sedang memenuhi undangan tuan rumah atas acara seremoni penyerahan “Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Literasi Digital 2024” PT. PLN (Persero) kepada Komunitas Mahima, Singaraja, Bali, Kamis (7/11/2024) pagi.
Bantuan seperangkat alat (infrastruktur) yang mendukung program literasi digital itu diberikan kepada Komunitas Mahima atas dasar banyak pertimbangan. Sebagai salah satu komunitas yang berkomitmen dalam bidang literasi, sastra, jurnalistik, seni, dan budaya secara umum, yang sudah berdiri sejak 17 tahun yang lalu, Mahima dianggap layak menerima apresiasi tersebut.
“Ini bantuan pertama yang kami terima dari BUMN,” ujar Kadek Sonia Piscayanti, Ketua Komunitas Mahima, dalam sambutannya. Saat Sonia memberi sambutan, Senior Manager Komunikasi dan Umum PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Hamidi Hamid, yang menghadiri langsung acara tersebut, mendengarkan dengan saksama.
Lebih lanjut, Sonia mengungkapkan, TJSL yang diberikan PT. PLN sangat berguna dan bermanfaat. Alat-alat produksi berupa kamera, lighting, komputer, dan seperangkat alat studio yang diberikan, dapat meningkatkan produktivitas dan produk jadi terkait literasi digital—walaupun sebelum mendapat TJSL ini Mahima sudah sering memproduksi hal-hal yang demikian.
“Tapi setelah mendapat bantuan ini, kami jadi lebih banyak memproduksi karya, seperti musikalisasi puisi, podcast, audiobooks, film, dll,” ungkap Sonia.
Hamidi Hamid, Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, disambut oleh Made Adnyana Ole, tuan rumah Komunitas Mahima | Foto: tatkala.co/Satya-Restu
Salah satu karya yang sudah memanfaatkan bantuan program TJSL tersebut ialah produksi film yang akan ditayangkan di salah satu festival di Thailand dalam waktu dekat ini. “Kemarin film kami diputar di Singaraja Literary Festival dan dilirik untuk bisa ditayangkan di Thailand. Mohon doa restunya,” kata Sonia, yang disusul tepuk tangan hadirin.
Film yang dimaksud Sonia berjudul “Swaswi” (2024), sebuah film dokumenter puitis yang mengangkat tentang padi bali (atau padi masa) hari ini. Film yang disutradarai oleh Made Adnyana Ole itu menggunakan sastra (puisi) sebagai narasi dalam film. Sehingga, Swaswi tidak bisa disebut sebagai film dokumenter konvensional.
Bukan saja soal teknis penggarapannya—yang memadukan antara puisi dengan medium film—tapi tema yang diangkat dalam film tersebut patut menjadi bahasan lebih lanjut.
Dan selain produksi film, bantuan TJSL tersebut secara berkelanjutan juga akan digunakan untuk mendukung kegiatan lokakarya yang berkaitan dengan literasi digital, seperti desain grafis, editing video, memahami media sosial, berpikir kritis atas konten-konten tidak mendidik, dan semacamnya.
Ke depan, kata Sonia, pihaknya sedang merencanakan membuat bioskop mini untuk memutar film edukasi yang akan diproduksi langsung oleh Komunitas Mahima. Ini kabar yang baik. Mengingat, ekosistem perfilman di Singaraja belum begitu digarap dengan serius.
“Kami berterima kasih kepada PLN Peduli yang betul-betul memberikan dampak signifikan kepada Komunitas Mahima yang saat ini lebih dilihat di tingkat nasional,” terang Sonia.
Hamidi Hamid bersama jajarannya, Kadis Kebudayaan, dan Sekdis Arsip dan Perpustakaan Daerah Buleleng sedang mengunjungi studio dan ruangan workshop Komunitas Mahima | Foto: tatkala.co/Satya-Restu
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kebudayaan, Dinas Arsip dan Perpustakan, serta Dinas Kominfosanti akan terus berkolaborasi dengan Komunitas Mahima.
“Kami dari Dinas Kebudayaan bersama Komunitas Mahima akan terus berkolaborasi melalui literasi sastra, seni, dan budaya,” ujar Wisandika.
Selain itu, Dinas Kebudayaan, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah, dan Dinas Kominfosanti Buleleng, sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada PLN yang telah memberikan TJSL kepada Komunitas Mahima berupa bantuan peralatan untuk peningkatan literasi digital.
“Tentu, harapan kami, bantuan ini tidak hanya diberikan hari ini saja, melainkan berkelanjutan. Hal tersebut dikarenakan Komunitas Mahima memiliki divisi yang beragam,” harap Wisandika.
Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Hamidi Hamid menyampaikan, bantuan yang diberikan merupakan program sosial yang berkaitan dengan narasi digitalisasi. Hamid berharap, ke depan, Komunitas Mahima semakin maju dan menjadi salah satu komunitas yang akan tersebut berkolaborasi—secara berkelanjutan—dengan PLN.
“Saya sudah mencari dan menggali banyak hal tentang kiprah Komunitas Mahima. Saya tahu karya-karyanya. Di teater ada Rwa, yang dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, ada juga yang mengangkat Nyoman Rai Srimben, dan Perempuan Tanpa Nama,” ujar Hamid yang membuat hadirin kagum atas risetnya terkait Mahima.
Foto bersama seusai acara seremoni | Foto: tatkala.co/Satya-Restu
Sekadar informasi, pada tahun 2023, PLN berhasil memberikan manfaat kepada lebih dari 600 ribu masyarakat, 10.710 pelaku usaha UMK, dan menyerap lebih dari 27 ribu tenaga kerja. Berkat program TJSL itulah, PLN berhasil meraih penghargaan Perusahaan Paling Bertanggung Jawab 2024.
TJSL merupakan komitmen yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dan itu atas dasar amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yang mengatur sanksi bagi perusahaan yang tidak melaksanakan TJSL.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan perusahaan, terutama bagi perusahaan besar yang memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Sedangkan PT PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor penyediaan tenaga listrik, memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam konteks ini, implementasi TJSL menjadi krusial untuk memastikan bahwa kegiatan operasional perusahaan tidak hanya fokus pada aspek keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.[T]
Reporter/Penulis: Jaswanto
Editor: Adnyana Ole