Sejak pukul 15.00 Wita, orang-orang datang satu per satu dan berkumpul di sekitar Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirta, Delod Peken, Tabanan, menjadikan suasana Minggu, 11 Juli 2021 di tempat tersebut berbeda dari biasanya. Sambil tetap memakai masker dan menjaga jarak satu sama lain, mereka duduk berteduh dari matahari sore yang menyengat. Usut punya usut, mereka di sana sedang menunggu kedatangan dari Tabanan Music Addiction yang akan mengadakan PPKM alias Pemberian Pangan Kepada Masyarakat, sebuah bantuan yang sekiranya bisa sedikit membantu di masa pandemi.
Barulah, beberapa saat kemudian, 10 orang pemuda datang, membawa 90 porsi pangan dan sembako yang sudah diikat rapi menjadi satu. Kontan saja, kehadiran mereka diserbu masyarakat yang sudah menunggu. Salah seorang dari 10 pemuda tersebut kemudian mengatur situasi agar kondusif. Ia mengarahkan masyarakat untuk menjaga jarak, kemudian masyarakat pun diatur agar berbaris rapi untuk menerima seikat porsi pangan dan sembako. Satu orang hanya boleh menerima satu porsi saja. Tidak berlangsung lama, 90 porsi pangan dan sembako tersebut sudah habis dibagikan. Gerakan sosial membagikan pangan dan sembako kepada masyarakat umum itu sukses dilakukan.
Munculnya Ide Membentuk PPKM
Yoga Wex, salah seorang anggota dari Tabanan Music Addiction mengatakan bahwa gerakan tersebut adalah salah satu urun daya mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang sedang mewabah sejak tahun 2020, terlebih sejak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat diterapkan oleh pemerintah pada 3 Juli 2021 membuat banyak warga mengeluh karena kesulitan bekerja. Bahkan, sejak 10 Juli 2021, sektor non esensial juga diharuskan tutup dan 100 persen bekerja dari rumah. Sementara pedagang yang menyediakan kebutuhan makanan dan minuman hanya diizinkan buka hingga pukul 20.00 Wita . Tentu saja kedua hal tersebut sangat berdampak kepada masyarakat.
“Ada banyak orang yang terdampak, tidak hanya terdampak pandemi, tapi juga terdampak PPKM. Teman-teman kami banyak yang menjadi pelaku UMKM, dan mereka juga terdampak. Karena kami tahu bagaimana dampak dari pandemi dan PPKM ini, akhirnya kami membuat sebuah gerakan sosial yang harapannya dapat membantu sesama. Dari rakyat untuk rakyat” ujarnya santai namun serius.
Menurut penuturannya, di luar sana ada banyak masyarakat yang harus tetap bekerja agar kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi, terutama masyarakat kecil yang bekerja di sektor informal. Kemampuan ekonomi yang mereka miliki mau tidak mau mengharuskan mereka untuk tetap bekerja hanya agar kebutuhan dapur dapat terisi.
Dari sanalah, Tabanan Music Addiction kemudian berkeinginan untuk membuat sebuah gerakan sosial untuk membantu kebutuhan ekonomi masyarakat kecil dan pekerja sektor informal yang terdampak. Gerakan tersebut akhirnya dinamai PPKM – Pemberian Pangan Pada Masyarakat. Banyak orang yg menilai nama tersebut seperti menjadi bentuk kritik kepada pemerintah yang seolah-olah mengingatkan bahwa pemerintah harusnya terlibat dalam pemberian pangan dan sembako tersebut, bukan hanya masyarakat umum.
Seminggu sebelum gerakan tersebut diadakan, anggota Tabanan Music Addiction menggalang dana dari uang saku mereka sendiri, kemudian mensurvei harga dan membeli sembako. Uang tersebut juga mereka gunakan untuk membeli sayur mayur yang di tanam para petani lokal di Kabupaten Tabanan.
“Hitung-hitung juga membantu meringankan para petani yang yang terancam kerugian akibat pandemi. Apalagi, sayur mayur yang ditanam juga sedang memasuki masa panen. Jadi kami beli itu semua, kami bayar dengan harga normal, termasuk ongkos kirimnya ke Tabanan. Kasihan juga kalau sayur-sayur itu busuk” ujarnya.
Di samping itu, beberapa UMKM ikut berdonasi menyumbangkan sembako, beras, telur, mie dan berbagai sayuran. Ada juga Perpustakaan Jalanan yang mendonasikan beras yang dulu juga pernah membuat gerakan sosial serupa.
Sehari sebelum pangan dan sembako tersebut dibagikan, mereka semua berkumpul di tempat milik salah seorang anggota Tabanan Music Addiction. Di sana, dari sore sampai larut malam, mereka mengemas pangan, sembako, dan sayur tersebut menjadi satu porsi yang minimalis dan mudah untuk dibagikan. Satu porsi tersebut terdiri dari beras, telur, mie instan, dan beberapa macam sayur mayur, seperti kol, timun, wortel, sawi, prei, pokcoy, lobak, kembang kol, labu siam, dan sebagainya. Mereka menargetkan pangan dan sembako tersebut dapat dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti pekerja harian, buruh, pemulung, lansia, atau masyarakat lainnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Berbagai Respon Positif
Gerakan sosial PPKM yang mereka buat tentu saja menuai banyak respon positif dari berbagai lapisan masyarakat. Kehadiran Tabanan Music Addiction hari itu juga disambut dengan baik oleh orang-orang sekitar. Kebetulan, aksi sosial yang berfokus pada masyarakat kecil dan tidak mampu terdampak Covid-19 belum begitu banyak dilaksanakan sejak PPKM diberlakukan, terutama di Kabupaten Tabanan. Kabar tentang kegiatan mereka pun akhirnya dibagikan oleh beberapa akun info di media sosial. Warganet langsung memberi dukungan dan pujian. Banyak yang menulis kata semangat, juga doa-doa panjang umur dan sehat selalu, atau mengucapkan terima kasih dengan berbagai emotikon. Bahkan, beberapa orang, supplier, dan UMKM juga berkeinginan untuk mendonasikan pangan dan sembako untuk kegiatan selanjutnya.
“Secara nominal, jumlah dana yang kami kumpulkan sejujurnya boleh dikatakan tidak terlalu banyak. Satu porsi tersebut mungkin jika dikalkulasikan harganya hanya Rp 20.000. Namun hal tersebut menjadi sangat berarti bagi mereka-mereka yang membutuhkan. Sedikit jumlahnya, banyak artinya.” imbuh Yoga.
Masyarakat yang menerima pangan dan sembako tersebut benar-benar berterima kasih kepada Tabanan Music Addiction. Bahkan menurut penuturan Yoga, ia dan teman-temannya sebenarnya datang terlambat, tidak sesuai dengan waktu yang diberitakan. Namun, masyarakat tersebut rela menunggu, dan dari sana mereka yakin bahwa masyarakat tersebut tentu saja sangat membutuhkan pangan dan sembako yang mereka bagikan.
Nah, sama seperti gerakan atau komunitas aksi sosial lainnya, Tabanan Music Addiction juga harus melewati beberapa kendala yang ada, terutama saat menargetkan orang-orang yang berhak menerima pembagian pangan dan sembako.
“Karena paket sembako yang disediakan tidak terlalu banyak, dan tentu di tengah-tengah situasi sekarang ini banyak yang ingin menerima bantuan.”
Hal lain yang menjadi kendala bagi mereka adalah kesibukan masing-masing. Ada yang masih harus harus bekerja meski hari Minggu, sehingga mereka harus benar-benar meluangkan dan mengatur waktu untuk bersama-sama turun ke jalan membagikan pangan dan sembako tersebut.
“Itulah mengapa kita datang terlambat, karena masih banyak yang harus kami persiapkan. Namun, dari kendala-kendala yang kami hadapi, kami bisa mengonsep gerakan sosial yang lebih baik lagi ke depannya.” ujar Yoga dengan sangat bijak.
Rencana Ke Depan
Ke depannya, selama pandemi dan PPKM masih berlangsung, Tabanan Music Addiction berencana untuk tetap menyalurkan pangan dan sembako kepada masyarakat kecil dan kurang mampu yang terdampak pandemi khususnya di Kabupaten Tabanan. Lokasi yang mereka tuju beragam, tidak hanya di satu tempat saja namun berpindah-pindah tempat. Tujuannya tentu saja agar jangkauan mereka lebih luas, sehingga orang-orang yang menerima bantuan pangan dan sembako tidak itu-itu saja.
Mereka juga dengan senang hati menerima gandeng tangan siapa pun yang hendak ikut membantu mendonasikan pangan dan sembako, atau juga dalam bentuk lain, seperti uang dan sebagainya.
“Namun kami berharap donasi yang diberikan sudah dalam bentuk pangan dan sembako, agar lebih transparan karena kami juga tidak mau dicurigai sebagai kelompok yang mencari untung di tengah pandemi dan PPMK ini.” ujarnya lagi.
Mereka juga berharap besar gerakan mereka tidak menuai masalah, mengingat mereka mengadakan gerakan sosial di masa-masa PPKM yang membatasi ruang dan gerak diberlakukan. Mereka juga berharap semakin banyak komunitas atau kelompok yang mengadakan gerakan sosial serupa, terutama dari pihak pemerintah. Menurutnya, membagikan bantuan pangan dan sembako adalah salah satu tugas pemerintah di masa-masa pandemi yang sedang mewabah saat ini. [T]