3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menghitung Penghasilan Bondres Rarekual | Pra Pandemi & Pas Pandemi

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
January 4, 2021
inKhas
Menghitung Penghasilan Bondres Rarekual | Pra Pandemi & Pas Pandemi

Bondres Rarekual [Foto: Ist]

Rarekual adalah grup lawak dari Buleleng yang biasa naik panggung dengan gaya bebondresan yang bebas tanpa pakem ketat. Nama grup ini sebenarnya Rarekual Topeng, tapi terkenal dengan nama singkat Bondres Rarekual.

Rarekual ini grup lawak papan atas di Bali. Pentolnya, eh, pentolannya empat seniman sebaya, seiman dan seirama, meski kadang tak seiya-sekata. Ketua bondresnya Ngurah Indra Wijaya yang di atas panggung berperan sebagai Ngurah Joni dengan topeng yang giginya amburadul. Lalu ada Kadek Agus Ria Arnawan sebagai Slowly yang lambannya minta ampun. Kemudian Made Artana sebagai Bojes dan Made Sukantara Arpin memainkan karakter perempuan binal bernama Ayuk.

Sebelum pandemi Covid-19, grup ini naik panggung nyaris setiap hari, kadang siang, dan tentu lebih sering malam-malam. Jajahannya di seantero Bali, sesekali ke luar Bali, sesekali ke luar negeri. Dalam satu tahun, yakni tahun 2019, grup lawak ini pentas sampai 225 kali.

Syandan, merebaklah virus korona yang masuk ke Indonesia mulai Maret 2020. Pandemi pun ditetapkan. Dan sejak itu, para seniman Rarekual itu terpaksa dirumahkan alias merumahkan diri sendiri. Tahun 2020, mulai Januari dan Februari, grup ini naik panggung sebanyak 30 kali, atau rata-rata sekali dalam dua hari.

Nah, sejak Maret, sejak pandemi menyusup di Bali, hingga akhir Desember 2020, grup ini hanya pentas 10 kali. Artinya, dalam sebulan hanya sekali naik panggung.  

Penghasilan Rarekual pun terjun bebas. “Ah, sebet yen tuturan!” Begitu kata Ngurah Indra Wijaya saat ditanya melalui Whatshap, Selasa, 29 Desember 2020.

Bondres Rarekual [Foto Ist]

Mari iseng-iseng menghitung penghasilan/pendapatan/honor/gaji Bondres Rarekual sebelum pandemi atau pra pandemi. Tahun 2019, Rarekual pentas sebanyak 225 kali, ditambah bulan Januari dan Februari 2020 sebanyak 30 kali, maka terhitung 14 bulan sebelum pandemi Rarekual naik panggung sebanyak 255 kali.

Tarif resmi Rarekual sekali pentas Rp 4 juta hingga 5 juta. Itu pada saat hari-hari biasa. Pada saat hari agak luar biasa, misalnya pada acara perayaan menjelang akhir tahun atau acara menyambut Tahun Baru, tarifnya bisa menggelembung tiga kali lipat.

Mari kita rata-ratakan saja tarifnya sebesar Rp 4,5 juta untuk sekali pentas. Sehingga hitung-hitungan kasarnya, Rp 4,5 juta dikalikan jumlah pentas sebanyak 255 kali. Totalnya menjadi Rp 1.147.500.000.

Wow. Banyak juga ya. Ssssst, jangan keras-keras. Nanti didengar petugas pajak.

Bondres Rarekual bersama GGH [Foto: Ist]

Tapi, tunggu, tunggu dulu. Perolehan angka-angka itu masih hitungan kasar. Jumlah pengasilan sebesar itu harus dibersihkan dulu dengan menghitung juga potongan biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya perbaikan topeng (misalnya jika ada gigi topeng yang kecong), biaya laundry kostum, servis wig alias rambut palsu, dan banyak lagi biaya tak terduga, semisal saat bepergian ke tempat pentas mereka tiba-tiba ingin minum GGH.

Taruhlah biaya lain-lain itu sampai setengah dari jumlah penghasilan kasar, maka penghasilan bersih mereka menjadi sebesar Rp 573.750.000. Setelah dibagi empat, maka masing-masing personel topeng itu mengantongi penghasilan Rp 143.437.500

Ingat, penghasilan itu dihitung selama 14 bulan sebelum pandemi. Dengan hitung-hitungan seperti itu, maka satu pelawak dalam grup Rarekual punya penghasilan sekitar Rp. 10.245.535 dalam sebulan. Hasil itu diperoleh dari Rp 143.437.500 dibagi 14 bulan.

Jika dibandingkan dengan pekerjaan lain, seperti pekerjaan jadi menteri misalnya, jumlah itu pastilah jauh lebih kecil. Bahkan mungkin lebih kecil dari gaji pejabat daerah di kabupaten yang kecil. Namun sebagai seniman, apalagi seniman di kabupaten kecil, penghasilan itu bolehlah disebut besar. Ya, cukuplah untuk menghidupi keluarga yang sehari-hari ditinggal ngebondres ke mana-mana.

Salah satu video youtube Rarekual Official

Tapi, tunggu, tunggu. Bagaimana penghasilan mereka pas pandemi atau pada saat pandemi?

Tentu saja anjlok, terjun bebas, sampai meguyang. Mulai Maret hingga Desember 2020, mereka hanya pentas di atas panggung rata-rata sekali dalam sebulan. Jika dhitung tarif per pentas Rp 4,5 juta, mereka hanya mengantongi Rp 45 juta dalam waktu 10 bulan. Jika dibagi rata untuk empat pemain, dalam sebulan masing-masing dapat jatah Rp 1.125.000.

Itu masih hitungan kasar, lho. Tarif Rp 4,5 juta sekali pentas itu tarif normal. Itu tarif sebelum pandemi menyerang. Pada saat pandemi, tarifnya mungkin saja tak sebesar itu. Bisa jadi, harga sekali pentas Rp 3 juta, atau bahkan Rp 1 juta pun diembat juga. Dengan begitu, pendapatan Rp 45 juta dalam sebulan itu bisa dikoreksi lagi. Mungkin hanya Rp 30 juta, atau bisa-bisa hanya Rp 20 juta.

Belum lagi dipotong biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya perbaikan topeng (misalnya jika ada pipi topeng yang catnya terkelupas), biaya laundry kostum, servis wig alias rambut palsu, dan banyak lagi biaya tak terduga, semisal saat mereka tiba-tiba ingin pesan paket KFC lewat Gojek untuk disantap bersama istri dan anak-anak di teras rumah.

Memang sebet yen tuturang. Dengan hitung-hitungan seperti itu bisa saja masing-masing pebondres, baik Ngurah, Bojes, Slowly, maupun Arpin alias Ayuk, hanya dapat jatah Rp 300 ribu sebulan. Atau bisa jadi hanya Rp 100 ribu. Ha ha, itu setara empat porsi nasi babi guling tanpa es teh.

Dengan hasil sekecil itu, Rarekual tidaklah bangkrut. Paling-paling minum harus dikurangi. Pandemi tak membuatnya hilang akal, dan hilang harapan.

“Pentas” di media sosial, seperti di facebook, IG dan youtube yang dilakukan secara iseng-iseng sejak beberapa tahun lalu, pada masa pandemi ini diseriusi. Mereka serius menggarap berbagai konten dengan proses yang juga serius.

Di IG mereka membuat film-film pendek, tentu saja film komedi, yang tentu saja lucu. Kalau tak lucu, mana mungkin mereka bisa pentas sampai 200 kali setahun pada hari-hari normal.

Nah, dari film-film pendek di IG itu mereka mendapat endorse dari perusahaan rumah makan atau perusahaan minuman. Tarif untuk endorse beda-beda dan lebih banyak “harga timpal”, alias harga pertemenan, bahkan bisa gratis.

Tarif untuk endorse makanan dari Rp 300 hingga Rp 1 jutaan. Besar kecil tarif tergantung susah-ringan permintaan. Jika misalnya permintaannya harus ngajak banyak orang, atau dengan menggunakan kameramen professional dengan hasil video yang mulus, tentu tarifnya lebih besar.

Eh, berapa penghasilan Rarekual dari video-video di media sosial itu? Ssssst, kita hitung nanti-nanti saja ya. [T]

Kontak Rarekual Topeng

  • IG: @Rarekual-Topeng
  • FB: Bondres Rarekual
  • ☎️telepon 081933027172
  • 📱(WA) 081933027172

Previous Post

Literasi Hadap Masalah

Next Post

Vaksin Tiba Dinihari

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Vaksin Tiba Dinihari

Vaksin Tiba Dinihari

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co