17 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Bondres Rarekual [Foto: Ist]

Bondres Rarekual [Foto: Ist]

Menghitung Penghasilan Bondres Rarekual | Pra Pandemi & Pas Pandemi

Made Adnyana Ole by Made Adnyana Ole
January 4, 2021
in Khas

Rarekual adalah grup lawak dari Buleleng yang biasa naik panggung dengan gaya bebondresan yang bebas tanpa pakem ketat. Nama grup ini sebenarnya Rarekual Topeng, tapi terkenal dengan nama singkat Bondres Rarekual.

Rarekual ini grup lawak papan atas di Bali. Pentolnya, eh, pentolannya empat seniman sebaya, seiman dan seirama, meski kadang tak seiya-sekata. Ketua bondresnya Ngurah Indra Wijaya yang di atas panggung berperan sebagai Ngurah Joni dengan topeng yang giginya amburadul. Lalu ada Kadek Agus Ria Arnawan sebagai Slowly yang lambannya minta ampun. Kemudian Made Artana sebagai Bojes dan Made Sukantara Arpin memainkan karakter perempuan binal bernama Ayuk. 

Sebelum pandemi Covid-19, grup ini naik panggung nyaris setiap hari, kadang siang, dan tentu lebih sering malam-malam. Jajahannya di seantero Bali, sesekali ke luar Bali, sesekali ke luar negeri. Dalam satu tahun, yakni tahun 2019, grup lawak ini pentas sampai 225 kali.

Syandan, merebaklah virus korona yang masuk ke Indonesia mulai Maret 2020. Pandemi pun ditetapkan. Dan sejak itu, para seniman Rarekual itu terpaksa dirumahkan alias merumahkan diri sendiri. Tahun 2020, mulai Januari dan Februari, grup ini naik panggung sebanyak 30 kali, atau rata-rata sekali dalam dua hari.

Nah, sejak Maret, sejak pandemi menyusup di Bali, hingga akhir Desember 2020, grup ini hanya pentas 10 kali. Artinya, dalam sebulan hanya sekali naik panggung.  

Penghasilan Rarekual pun terjun bebas. “Ah, sebet yen tuturan!” Begitu kata Ngurah Indra Wijaya saat ditanya melalui Whatshap, Selasa, 29 Desember 2020.

Bondres Rarekual [Foto Ist]

Mari iseng-iseng menghitung penghasilan/pendapatan/honor/gaji Bondres Rarekual sebelum pandemi atau pra pandemi. Tahun 2019, Rarekual pentas sebanyak 225 kali, ditambah bulan Januari dan Februari 2020 sebanyak 30 kali, maka terhitung 14 bulan sebelum pandemi Rarekual naik panggung sebanyak 255 kali.

Tarif resmi Rarekual sekali pentas Rp 4 juta hingga 5 juta. Itu pada saat hari-hari biasa. Pada saat hari agak luar biasa, misalnya pada acara perayaan menjelang akhir tahun atau acara menyambut Tahun Baru, tarifnya bisa menggelembung tiga kali lipat.

Mari kita rata-ratakan saja tarifnya sebesar Rp 4,5 juta untuk sekali pentas. Sehingga hitung-hitungan kasarnya, Rp 4,5 juta dikalikan jumlah pentas sebanyak 255 kali. Totalnya menjadi Rp 1.147.500.000.

Wow. Banyak juga ya. Ssssst, jangan keras-keras. Nanti didengar petugas pajak.

Bondres Rarekual bersama GGH [Foto: Ist]

Tapi, tunggu, tunggu dulu. Perolehan angka-angka itu masih hitungan kasar. Jumlah pengasilan sebesar itu harus dibersihkan dulu dengan menghitung juga potongan biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya perbaikan topeng (misalnya jika ada gigi topeng yang kecong), biaya laundry kostum, servis wig alias rambut palsu, dan banyak lagi biaya tak terduga, semisal saat bepergian ke tempat pentas mereka tiba-tiba ingin minum GGH.

Taruhlah biaya lain-lain itu sampai setengah dari jumlah penghasilan kasar, maka penghasilan bersih mereka menjadi sebesar Rp 573.750.000. Setelah dibagi empat, maka masing-masing personel topeng itu mengantongi penghasilan Rp 143.437.500

Ingat, penghasilan itu dihitung selama 14 bulan sebelum pandemi. Dengan hitung-hitungan seperti itu, maka satu pelawak dalam grup Rarekual punya penghasilan sekitar Rp. 10.245.535 dalam sebulan. Hasil itu diperoleh dari Rp 143.437.500 dibagi 14 bulan.

Jika dibandingkan dengan pekerjaan lain, seperti pekerjaan jadi menteri misalnya, jumlah itu pastilah jauh lebih kecil. Bahkan mungkin lebih kecil dari gaji pejabat daerah di kabupaten yang kecil. Namun sebagai seniman, apalagi seniman di kabupaten kecil, penghasilan itu bolehlah disebut besar. Ya, cukuplah untuk menghidupi keluarga yang sehari-hari ditinggal ngebondres ke mana-mana.

Salah satu video youtube Rarekual Official

Tapi, tunggu, tunggu. Bagaimana penghasilan mereka pas pandemi atau pada saat pandemi?

Tentu saja anjlok, terjun bebas, sampai meguyang. Mulai Maret hingga Desember 2020, mereka hanya pentas di atas panggung rata-rata sekali dalam sebulan. Jika dhitung tarif per pentas Rp 4,5 juta, mereka hanya mengantongi Rp 45 juta dalam waktu 10 bulan. Jika dibagi rata untuk empat pemain, dalam sebulan masing-masing dapat jatah Rp 1.125.000.

Itu masih hitungan kasar, lho. Tarif Rp 4,5 juta sekali pentas itu tarif normal. Itu tarif sebelum pandemi menyerang. Pada saat pandemi, tarifnya mungkin saja tak sebesar itu. Bisa jadi, harga sekali pentas Rp 3 juta, atau bahkan Rp 1 juta pun diembat juga. Dengan begitu, pendapatan Rp 45 juta dalam sebulan itu bisa dikoreksi lagi. Mungkin hanya Rp 30 juta, atau bisa-bisa hanya Rp 20 juta.

Belum lagi dipotong biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya perbaikan topeng (misalnya jika ada pipi topeng yang catnya terkelupas), biaya laundry kostum, servis wig alias rambut palsu, dan banyak lagi biaya tak terduga, semisal saat mereka tiba-tiba ingin pesan paket KFC lewat Gojek untuk disantap bersama istri dan anak-anak di teras rumah.

Memang sebet yen tuturang. Dengan hitung-hitungan seperti itu bisa saja masing-masing pebondres, baik Ngurah, Bojes, Slowly, maupun Arpin alias Ayuk, hanya dapat jatah Rp 300 ribu sebulan. Atau bisa jadi hanya Rp 100 ribu. Ha ha, itu setara empat porsi nasi babi guling tanpa es teh.

Dengan hasil sekecil itu, Rarekual tidaklah bangkrut. Paling-paling minum harus dikurangi. Pandemi tak membuatnya hilang akal, dan hilang harapan.

“Pentas” di media sosial, seperti di facebook, IG dan youtube yang dilakukan secara iseng-iseng sejak beberapa tahun lalu, pada masa pandemi ini diseriusi. Mereka serius menggarap berbagai konten dengan proses yang juga serius.

Di IG mereka membuat film-film pendek, tentu saja film komedi, yang tentu saja lucu. Kalau tak lucu, mana mungkin mereka bisa pentas sampai 200 kali setahun pada hari-hari normal.

Nah, dari film-film pendek di IG itu mereka mendapat endorse dari perusahaan rumah makan atau perusahaan minuman. Tarif untuk endorse beda-beda dan lebih banyak “harga timpal”, alias harga pertemenan, bahkan bisa gratis.

Tarif untuk endorse makanan dari Rp 300 hingga Rp 1 jutaan. Besar kecil tarif tergantung susah-ringan permintaan. Jika misalnya permintaannya harus ngajak banyak orang, atau dengan menggunakan kameramen professional dengan hasil video yang mulus, tentu tarifnya lebih besar.

Eh, berapa penghasilan Rarekual dari video-video di media sosial itu? Ssssst, kita hitung nanti-nanti saja ya. [T]

Kontak Rarekual Topeng

  • IG: @Rarekual-Topeng
  • FB: Bondres Rarekual
  • ☎️telepon 081933027172
  • 📱(WA) 081933027172

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Mom Called Killer
Kilas

Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

Mom Called Killer (MCK) adalah band metal dari kota Denpasar, Bali, yang sudah malang-melintang di skena musik underground. Terbentuk pada ...

March 4, 2021
Opini

Indonesia itu Seperti Pelangi

“Walau kita berbeda-beda namun kita tetap bersatu dalam bingkai NKRI, yang punya sifat fanatisme minggir dulu jangan usik ketentraman ibu ...

February 2, 2018
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

Penulis: Ni Nyoman Sri Supadmi Di era modern seperti saat ini, terjadi perubahan yang sangat pesat dalam bidang teknologi. Berbagai ...

January 23, 2021
Ilustrasi diolah dari sumber-sumber google
Opini

Demokrasi, Kebebasan Berpendapat, dan Saracen

  DEMOKRASI pasca reformasi di Indonesia menempatkan hak berbicara dan berpendapat seolah-olah tanpa batas. Dengan dukungan teknologi komunikasi (internet) kebebasan ...

February 2, 2018
Para seniman Nusa Penida dalam Pawai Pembukaan PKB 2019
Khas

Nusa Ning Nusa dari Nusa Penida

Para seniman rakyat dari kepulauan Nusa Penida yang mewakili Kabupaten Klungkung memberi warna lain pada pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali ...

June 16, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In