6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Pada Weng”, Kami Bangga dengan Desa Pedawa

Workshop Menulis FH Unipas SingarajabyWorkshop Menulis FH Unipas Singaraja
October 22, 2019
inEsai
“Pada Weng”, Kami Bangga dengan Desa Pedawa

Tarian khas Desa Pedawa. (Foto diambil dari FB/Putu Yuli Supriyandana/Foto dan Vidio Budaya

846
SHARES

Oleh: Tiara Sukra, siswa SMAN Bali Mandara

___

Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja menyelenggarakan workshop penulisan kreatif pada Sabtu 28 September 2019. Hasil workshop dipilih tiga terbaik, dan inilah salah satunya:

___

“E, mai singgah malu. Ngamah malu awake” Terdengar kasar, tapi begitulah khasnya. Aku bangga dengan bahasanya. Kami sadar, kami hidup dengan segala ciptaan-Nya. Kami menganggapnya semua sama. Begitulah “Pada Weng”.

Gunung Sari, begitu orang dulu mengenal desaku. Tak ada sawah, hanya puluhan atap rumah menjadi permadani bukitnya. Tak ada ladang, hanya barisan pohon aren menjadi mata pencahariannya. Sejuk angin dari pohon cengkeh menjadi penghasil musiman warganya.

Bali Aga melekat pada nama Desa Pedawa. Sebagai masyarakat asli, akupun baru tau bahwa desaku ini dahulu bernama Gunung Sari. Tapi beruntunglah aku memiliki kakek yang mau membagi kisahnya padaku. Banyak nama dulunya Gunung Tambleg, Gunung Sari dan kini berubah menjadi Desa Pedawa.

Menurut cerita dari kakekku Tambleg berarti bodoh dan lugu, nama ini diberikan karena pemikiran warga desa yang masih sederhana. Bertahun-tahun kemudian, kata kakekku Gunung Tambleg berubah nama lagi, menjadi Gunung Sari. Nama tersebut berhubungan dengan kehidupan masyarakatnya dominan sebagai penyadap nira yang diolah menjadi gula. Seiring berjalannya waktu Nama Gunung Tambleg tidak pernah dipakai lagi, sedangkan nama Gunung Sari sering disebut saat ada upacara agama saja.

Kakekku juga bercerita tentang orang-orang Pedawa meninggal dulu, kata kakek  jasadnya tidak dikubur melainkan hanya ditaruh di bawah pohon kayu, dengan di beri bekal atau kita sebut takilan. Sedangkan jika anak-anak yang meninggal biasanya dilempar jasadnya ke lobang kayu yang besar, yang terletak di dekat desa.

Pada suatu hari datanglah seorang raja bernama Raja Bima diiring oleh pendeta atau Dukuh Manca Bila untuk menertibkan tata cara penguburan mayat termasuk dengan kelengkapan upacara sederhana. Begitu yang diceritakan oleh kakekku.

Sederhana dan tua, begitulah Pedawa. Aku tinggal di daerah kubu jauh dari pusat desa. istimewahnya tinggal di kubu adalah jauh dari keramaian, kicauan burung dan kokokan ayam menjadi alarm suara khas sahabat dari pagi meminta kami untuk bangun dan menjalani hari. Ibuku memasak, ayahku seperti biasa menyadap nira. Sedangkan aku mengawali hari dengan singkong rebus yang lembut dengan manisnya balutan gula Pedawa. Ibuku sangat ahli membuatnya, caranya cukup mudah singkong yang sudah di kupas dan dicuci bersih lalu dimasukkan dalam rebusan nira yang akan dijadikan gula.

Ya, gula Pedawa menjadi ciri khas desaku, rasanya yang manis tak berbias menjadi idola setiap orang yang menikmatinya. Tapi sayangnya, jumlah pohon aren yang ada sudah berkurang jumlahnya. Hal ini disebabkan karena adanya harga hasil panen cengkeh yang lebih menjanjikan setiap 6 bulan sekali. Dan faktanya kini hasil panen cengkeh tak semenjanjikan untuk tiap harinya seperti gula aren yang bisa diproduksi dan dipasarkan setiap hari. Jejeran pohon cengkeh mengitari rumahku.

Aku pernah bertanya pada ibuku, mengapa kami tak punya sawah, padahal ada lumbung padi di atas bale bengong yang biasa kami duduki. Dengan santai ibuku menjawab, bahwasanya sebelum adanya pohon nira sebagai penghasilan utama Pedawa memang pernah menjadi penghasil beras. Ini berarti Pedawa memang pernah ada sawah, termasuk tempat tinggalku sekarang dulunya adalah sawah. Pantas saja bentuk tanah disni berundag-undag seperti sawah, semenjak sudah tak ada air yang mengalir ke sawah akibat aliran air yang semakin mengecil akhirnya tak bisa lagi ditanami padi.

Masih banyak hal yang menarik lainnya di desaku ini. Pedawa juga memiliki adat budaya dan dapat dijadikan tempat wisata menarik sebagai desa tua atau Bali Aga. Pagi itu minggu libur sekolahku, Purnama Kapat kemarin baru saja usai dilaksanaknnya persembahyangan di pura Desa. Paman mengajakku ke pura lagi untuk menonton balih-balihan. Terekam jelas disini, wajah-wajah tua masih memakai pakaian khas tempo dulu. Kamen panjang hingga menutupi mata kaki, kebaya khas berwarna-warni kalem. Berbeda dengan daa/trunanya, era globalisasi tampak jelas sudah mereka terpengaruh, namun dengan gaya yang modern sederhana.

Biasanya pada upacara agama ini para teruna akan menarikan sebuah tarian yang biasa kita sebut “mebaris” dengan membawa tombak dan pakaiannya cukup simple menggunakan pakaian adat sehari-hari saja diiringi gamelan khas. Ada juga tarian rejang, rejang ini ditarikan oleh para daa/teruni desa Pedawa saat ada upacara agama saja. Tarian ini sangat di sakralkan sehingga tempat ditarikan tarian ini yaitu di pura. Pakain dan payasannya pun sederhana rembang panjang menutupi dari leher ke depan hingga lutut biasanya, ditambah perhiasan sederhana seperti bros dan subeng di telinga.

Penghias kepalanya mengunakan gelungan ditambah hiasan bunga palsu. Seusai menontonnya, paman mengajakku berjalan-jalan sebentar. Tempat pertama yang kami datangi adalah Rumah adat desa Pedawa, yang lebih dikenal sebagai Rumah Bandung Rangki, rumah ini jauh dari kata modern. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dengan tiang kayu, beratapkan ilalang,didalamnya hanya terdapat satu ruangan. Kamar tidur dan dapur menjadi satu, tak ada listrik, di luarnya ada toilet, di halamnnya ada bale bengong sama persis seperti punyaku dirumah dan lumbung padi diatasnya. Rumah ini menjadi tempat wisata yang masih dilestarikan, karena jumlahnya yang bisa dihitung.

Orang-orang Pedawa sudah meninggalkan rumah ini karena bentuknya yang sangat tradisional dan memilih rumah modern. Dan tempat wisata yang cukup populer dan tergolong baru saat ini dalah Kubu Hobit. seperti namanya, tempat ini memang menjadi objek selfi yang menarik. Pemiliknya adalah orang Pedawa asli. Banya artis yang sudah berkunung disini, lokal sampai nasional. contohnya Citra Kirana, Indro warkop dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, Pedawa juga memiliki permainan khas seperti Sapi gerumbung dan megangsingan. Tapi karena termakan teknologi permainan ini sudah langka dan jarang ditemukan, biasanya warga hanya akan bermain gangsing setiap sore hanya untuk menghilangkan penat. Ada juga tradisi yang 47 tahun lamanya sempat ditinggalkan, yaitu tradisi ngaga. Ngaga berarti menanam padi di tanah kering atau tidak digenangi air sma sekali. Tradisi ini dihidupkan lagi pada tahun 2019 di areal tegalan oleh Pangempon Pura Pura Pucak Sari, Dusun Insakan, Desa Pedawa. Kegiatan ini dilakukan kembali bertujuan menjaga pasokan gabah padi gaga yang digunakan saat pujawali di Pura Pucak Sari.

Seusai ku menghabiskan hari minggu dengan pamanku, pulang kami kerumah menjadi penutup akhir pekanku. Tiba ku di rumah. Ayah tengah asyik duduk menyangih pengiris dengan batu yang halus karena tlah lama digunakan, sembari menikmati daun sirih yang sudah memerahi gigi dimulutnya. Sedangkan ibu seperti biasa mencetak gula aren yang sudah matang. Aku mencintai desaku, dengan kesederhanaanya. Bahasa yang hanya desaku yang punya, gula Pedawanya, adat budayanya, serta orang-orang di dalamnya. [T]

Tags: bali agabulelengDesa PedawaUniversitas Panji Sakti Singarajaworkshop
Previous Post

Joker dan Saat-saat Menjadi Waras adalah Sebuah Tantangan

Next Post

Peluncuran Novel Rahasia Salinem di UWRF 2019: Representasi Narasi Samping Sejarah dan Perempuan

Workshop Menulis FH Unipas Singaraja

Workshop Menulis FH Unipas Singaraja

Workshop Menulis Kreatif Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja

Next Post
Peluncuran Novel Rahasia Salinem di UWRF 2019: Representasi Narasi Samping Sejarah dan Perempuan

Peluncuran Novel Rahasia Salinem di UWRF 2019: Representasi Narasi Samping Sejarah dan Perempuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co