15 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

Komang Puja SavitribyKomang Puja Savitri
May 19, 2025
inPersona
Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

Mujri

TERSELIPLAH sosok lelaki bertopi di antara sahut-riuh pedagang dan deru kendaraan di jalanan sekitar Pasar Seririt, Buleleng, Bali, pada satu pagi yang cukup hangat. Tubuh lelaki itu tegap. Sorot matanya awas, di tangannya tergenggam setumpuk koran.

Mujri, itulah panggilannya, si penjual koran yang setia pada zaman. Di usianya yang kini menginjak 54 tahun, ia tetap berdiri setia di tepi keramaian jalan. Ia setia menanti sapa pelanggan yang jumlahnya terus berkurang. Terus berkurang, dan suatu saat lagi hampir dipastikan tak akan ada lagi.

Sudah 22 tahun Mujri setia, setiap hari, berdiri di sekitar Pasar Seririt itu. Kadang ia berdiri di tepi jalan, dan lebih sering berdiri di sekitar persimpangan lampu lalu-lintas. Kadang berkeliling ke jalan lain.

Mujri di sekitar Pasar Seririt | Foto: Puja

Tas selempang hitam yang ia sandang di bahu kirinya, berisi setumpuk koran. Ia ambil selembar koran itu, lalu ia acungkan pada orang-orang yang lewat di jalan raya.

”Koran, Pak?!” kata Mujri.

Sampai hari ini, ia tetap punya harapan bahwa lembaran berita yang ia tawarkan masih memiliki daya tarik meski berita kita sudah tampil di layar HP.

Tak banyak orang menyapanya pagi itu, hanya beberapa bapak tua yang barangkali masih tetap setia mencari berita di halaman koran..

”Sekarang yang beli koran itu ya… tinggal yang sudah ubanan, yang gagap teknologi (gaptek), yang kalau disuruh buka internet malah bilang lebih pusing,” kata Mujri setelah menyerahkan koran kepada seorang lansia.

Ia terus menapaki jalanan di sekitar Pasar Seririt dari pukul 07.00 hingga 11.00 WITA. Ia menyambangi Bank BPD Bali, Warung Mustri Seririt, dan Toko Sri—tempat-tempat yang menjadi habitat terakhir pembaca koran cetak. Mujri mengambil pasokan koran dari Toko Buku Melati, membawa serta judul-judul yang akrab di telinga pembaca: Nusa Bali, Jawa Pos, dan Tribun Bali,

Namun, lesunya media konvensional yang tak terbendung ibarat air pasang yang menggerus bibir pantai telah nyata terasa dampaknya oleh Mujri. Kini, dalam sehari, hasil penjualan korannya tak jarang hanya mengantongi uang yang ia bawa pulang hanya sedikit dibandingkan masa-masa keemasan dulu

”Sekarang itu cuma dapat Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu sehari,” keluhnya.

Orang tua yang masih setia beli dan baca koran | Foto: Puja

Ia bercerita, kini ia hanya mengambil 10 eksemplar Nusa Bali yang ia jual seharga Rp 3.500 perak per lembar, 27 eksemplar Tribun Bali dengan harga Rp 2.000, dan 7 eksemplar Jawa Pos yang dibanderol Rp 3.900, sebuah jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan era ketika koran masih menjadi raja informasi.

Jauh berbeda memang dengan tahun 2003, saat awal ia memutuskan untuk menekuni profesi ini, yang mana kala itu, keuntungan bersih dari berjualan koran bisa mencapai 100 ribu dalam sehari, sebuah angka yang terbilang fantastis pada masanya, namun kejayaan hanya bertahan hingga sekitar tahun 2014. Setelah itu, perlahan pasar koran cetak mulai meredup.

”Kalau dulu saya ngambil 30 eksemplar Koran Jawa Pos itu sudah laris terjual, sekarang hanya ngambil 7 eksemplar itupun masih sisa,” kata Mujri dengan nada datar, sorot matanya memancarkan sedikit kepedihan yang tersembunyi.

Mujri mengatakan betapa generasi muda saat ini seolah telah benar-benar berjarak dengan koran cetak dan beralih sepenuhnya pada informasi yang tersaji di layar.

”Langganan anak muda itu sama sekali tak ada saat ini, kecuali ada tugas buat kliping baru beli koran. Kalau untuk baca itu tak pernah,” imbuhnya.

Bagi Mujri, berjualan koran bukan sekadar pekerjaan sampingan, melainkan telah menjadi profesi utama, tumpuan hidup yang ia geluti dengan tekun. Jauh sebelum itu, tepatnya di tahun 1988, ia adalah seorang karyawan di toko bangunan, menjalani hari-hari dengan upah gaji yang hanya Rp 15 ribu per hari tanpa jatah makan.

Ia menjadi buruh toko bangunan dijalani selama 15 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk beralih kerjaan ketika anak pertamanya lahir. Saat itu ia merasa harus mencari sumber penghasilan yang lebih baik. Ia kemudian menjadi penjual koran,

Dan setelah 22 tahun, profesi itu pun kini dihadapkan pada tantangan yang tak kalah berat. Namun ia menjalaninya dengan semangat yang tak pernah padam, barangkali karena ia memang memiliki hobi membaca, sebuah kegemaran yang ironisnya kini kian ditinggalkan oleh anak-anak sekarang.

Kendati hasil jualan korannya kian merosot, nyaris tak menghasilkan keuntungan yang berarti, Mujri tak pernah berhenti bersyukur. Dari hasil menjual koran, ia bersama sang istri yang seorang guru madrasah, berhasil menyekolahkan ketiga putri mereka.

Putri sulungnya kini masih berjuang di bangku kuliah semester 8, mengambil jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Universita Nurul Jadid (UNUJA), sementara anak keduanya masih menimba ilmu di kelas 2 SMA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Probolinggo, dan si bungsu masih duduk di kelas 5 di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al Huda.  Tiga gadis kecil yang tumbuh di bawah naungan cinta dan kerja keras orang tua yang tak pernah menyerah.

Penghasilan memang tak seberapa jika dilihat dari angka, seringkali terasa mencekik, apalagi kalau lagi sepi.

”Tapi saat melihat anak-anak itu, mereka semangat belajar, semangat sekolah, meskipun kadang saya cuma bisa kasih uang jajan pas-pasan, mereka nggak pernah mengeluh,” kata Mujri.

Orang tua yang masih setia beli dan baca koran | Foto: Puja

Ia menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan, menunjuk ke arah langit dengan dagunya, seolah mimpinya begitu luas membentang. Dengan memiliki mimpi hanya satu, melihat ketiga anak perempuannya bisa menyelesaikan pendidikan mereka setinggi-tingginya.

”Mimpi saya bukan lagi punya rezeki melimpah untuk diri sendiri, bukan lagi soal koran ini bisa laku kayak dulu, itu sudah lewat,” kata Mujri mantap.

Namun Mujri kini punya perhatian besar kepada anaknya agar ketiga anaknya bisa meraih cita-cita.

”Kalau mereka bisa berjuang meraih cita-cita, meskipun saya tetap di sini, berjualan koran dengan hasil segini, hati saya sudah tenang, sudah lebih dari cukup, itulah surga dunia bagi saya,”  lanjutnya dengan keyakinan yang kokoh.

Kata-kata Mujri sebuah mimpi sederhana namun menggetarkan, menjadi jangkar yang menahannya untuk tetap tegak berdiri di pinggir Pasar Seririt hingga kini. [T]

Penulis: Komang Puja Savitri
Editor: Adnyana Ole

Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

  • BACA JUGA:
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Sri Gunadika dari Banyuning: Kaki Patah, Tapi Tangan yang Mencukur itu Menghidupinya
Dia Dipa, Dia Barista, Dia Tunarungu: Tetes Kopi Racikan Cerita Hidupnya
Gede Alma, Mahasiswa yang Jualan Kentang Goreng: Pernah Kuliah Bawa Motor Gerobak
Timbul Suheri, Cerita Tentang Lapak dan Pasar Loak di Kreneng
Tags: bulelengkoranmedia massaSeririt
Previous Post

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

Next Post

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

Komang Puja Savitri

Komang Puja Savitri

Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

LELUHUR JAGUNG

by Sugi Lanus
June 13, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

—Catatan Harian Sugi Lanus, 13 Juni 2025 *** Ini adalah sebuah jejak “peradaban jagung”. Tampak seorang ibu berasal dari pulau...

Read more

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co