8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

Gading GaneshabyGading Ganesha
May 17, 2025
inUlas Buku
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

Buku "Dari Sudut Bali"

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka, apakah Bali sudah terbuka mengakui diri. Atau, justru masih menutup pintu bagi sebagian orang yang hidup dan tumbuh di dalamnya?

Barangkali memang tak ada jawaban yang benar atas pertanyaan itu.

Pertanyaan-pertanyaan ini hadir setelah saya membaca buku karya Abdul Karim Abraham. Nama yang asing bagi saya. Penulis dari Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, sisi barat Bali Utara. Buku setebal 188 halaman ini awalnya hanya saya diamkan di pojok meja kantor.

Saya tidak terbiasa membaca buku dalam waktu yang cepat, apalagi menuliskannya dalam ulasan dengan segera. Namun setelah seminggu berlalu, saya mulai membacanya, separuh terpaksa, di sela jam istirahat kantor.

Saya pikir isinya akan membosankan. Tiga puluh tujuh tahun saya tinggal di Bali—saya merasa sudah cukup mengenalnya. Apa lagi yang bisa diceritakan oleh “orang pinggiran”?

Namun dugaan saya keliru. Buku ini justru berhasil menahan perhatian saya. Tanpa terasa, tiga jam saya habiskan untuk membaca dan menyelesaikan seluruh isinya. Gaya penulisannya yang bercerita membuat saya setia dan sukarela menyingkirkan ponsel kemudian tenggelam dalam kisah-kisah yang dibagikan.

Buku ini menghadirkan ingatan, pertanyaan, dan bahkan perasaan yang lama saya pendam sebagai penduduk Bali yang hidup berdampingan dengan berbagai latar belakang budaya dan agama

Buku ini cukup berani, menceritakan sisi lain tentang Bali. Abdul Karim Abraham adalah seorang Muslim Bali yang tumbuh dari Desa Pejarakan. Butuh waktu mendekati dua jam untuk sampai di desa itu dari Kota Singaraja.

Buku ini berisi 38 tulisan yang dikumpulkan dari tahun 2012 hingga 2023, sejak penulis masih mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang, mengisisasi pendirian Asosiasi Mahasiwa Krama Bali (AKRAB), menjadi aktivis PMII, hingga menjabat Ketua GP Ansor Buleleng. Ia membagikan cerita personal, kritik sosial, serta respons terhadap berbagai peristiwa penting di Bali—baik berskala lokal maupun nasional.

Dalam tulisanya ia menegaskan dirinya bagian dari golongan “Nyama Selam”

Nyama Selam” (Nyama: saudara, Selam: Islam) istilah ini digunakan di Bali untuk menyebut masyarakat Muslim yang telah menjadi bagian dari budaya Bali. Bahkan telah mempraktikkan berbagai tradisi dan kebiasaan Bali dalam kehidupan sehari-hari. 

Di Desa Pegayaman, misalnya, warga Muslim tak segan menyisipkan nama-nama khas Bali seperti Wayan, Nengah, hingga Ketut. Mereka tidak hanya hidup berdampingan, tetapi juga membaur secara budaya.

Penulis peka dalam menangkap persoalan-soalan besar yang terjadi di Bali. Seperti kedatangan Gusdur di Bali yang tidak pernah biasa.  Sampai pada dampak jangka panjang peristiwa penting Bom Bali tahun 2002 dan 2005, yang bukan hanya perkara hilangnya ratusan nyawa.

Termasuk kekalahan pertama kali calon kepala daerah dari PDIP di Bali, tahun 2013 oleh I Made Mangku Pastika, tak luput dari perhatiannya. Nama Mangku Pastika mulai hangat diperbicangkan ketika mampu menangkap pelaku Bom Bali. Kala itu ia masih menjabat Kapolda Bali 2003-2005.

Buku ini juga bercerita tentang pertemuan singkat penulisnya dengan I Wayan Suardana atau akrab dikenal Gendo. Aktivis yang getol menyuarakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Hal-hal menarik yang terjadi di Buleleng yang berkaitan dengan Islam juga diamati. Tidak melulu isu Bali yang menasional. Pun juga soal isu yang ada di desa. Khususnya desa yang dekat dengan kelahiran penulis. Mulai sejarah berdirinya Desa Sumberklampok, penguasaan tanah di Desa Sumberkima, sampai pada fakta makam pahlawan di Desa Pejakaran.

Buku ini juga berani menyuarakan kritik terhadap narasi besar seperti “Ajeg Bali”, yang dinilai telah melenceng dari makna awal. Kemudian penulis yang mempertanyakan status branding Singaraja sebagai Kota Pendidikan. Serta mengkritik sebagian umat Islam yang dianggap mengeksploitasi makam Wali Pitu di Bali. Semua disampaikan dengan bahasa yang santun, namun tetap tajam dan reflektif.

Menjadi minoritas tentu tidak mudah, apalagi ketika identitas dan keberadaan terus dipertanyakan. Namun Abdul Karim Abraham terlihat tidak menjadikan itu sebagai keluhan, melainkan sebagai kekuatan. Ia tetap mencintai Bali, meskipun sering dianggap sebagai “nak jawa”. Dirinya memberi semangat bagi siapa pun yang merasa berada di pinggiran.

Buku ini bukan hanya cocok bagi aktivis atau mereka yang berada di dunia pergerakan, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin memahami Bali secara lebih utuh—Bali yang bukan hanya milik mayoritas, tetapi juga mereka yang tumbuh dan mencintainya dari pinggiran.

Bagi mereka yang merasa menjadi minoritas, baik karena agama, latar budaya, atau posisi sosial, buku ini bisa menjadi pengingat. Toleransi tidak hanya soal menerima, tetapi juga keberanian mengakui keberadaan orang lain secara setara. [T]

Penulis: Gading Ganesha
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Membaca “Zaman Peralihan”, Melihat Indonesia Hari Ini
Jawa Tempo Doeloe: Wajah Jawa di Mata Orientalis Berkulit Pucat
Melihat Diri Sendiri ala (Gus Mus) KH. A. Mustofa Bisri
Pembahasan Buku “Representasi Ideologi Dalam Sastra Lekra” Karya I Wayan Artika
Saiban: Kerinduan yang Tak Terucap dan Tak Terungkap
Aku yang Sudah Lama Hilang: Menelisik Perubahan dalam Diri
Tags: baliBukubulelengMuslimmuslim baliresensi buku
Previous Post

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

Next Post

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Gading Ganesha

Gading Ganesha

Lahir dan tinggal di Desa Panji, Buleleng, 11 November 1988. Ia adalah founder Bank Sampah Galang Panji dan Co. Founder Rumah Plastik. Juga Ketua BPD Desa Panji.

Next Post
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co