18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perempuan Bercahaya Rembulan | Cerpen IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa KenitenbyIBW Widiasa Keniten
April 27, 2025
inCerpen
Perempuan Bercahaya Rembulan | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Ilustrasi tatkala.co: Arix

PUTU Sunari duduk mematung. Ia memandang sekitar lapangan Ida Dewa Gung Jambe. Satu per satu seakan-akan bercerita padanya bahwa tanah ini berkubang darah. Darah memerah yang bersuara, ”Puputaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!”

Ia mengucek-ngucek mata. Darahnya mendidih sepertinya ia membaui amis di sekitar itu. Ia cari-cari bau itu di sudut-sudut lapangan. Tak ada yang ia lihat. Putu Sunari menenangkan jiwanya. Ia ingat tanggal itu, 28 April. Tanggal keramat sebagai pertaruhan jiwa kesatria yang tak akan pernah pupus.

Ia padangi orang-orang sekitar yang menyibukkan dirinya. Pedagang-pedagang minuman mulai menjajakan makanan dan minumannya. Satu dua orang anak membeli lumpia yang menjadi kesukaan mereka. Mereka menepi menikmati lumpia sore itu.

Putu Sunari bangun mengitari lapangan Puputan Klungkung. Jiwanya seperti ada yang ingin dicarinya pada hari itu. Darahnya sedikit mendesir dan bulu kuduknya berdiri.

“Kenapa tumben seperti ini?” bisiknya. “Bukankah aku sering ke lapangan ini?”

Hari itu pa merasakan ada bau darah di lapangan itu.

“Apa orang-orang itu juga merasakan seperti yang kurasakan?” Ia menanyai dirinya sendiri.

Sudah puluhan tahun Putu Sunari hidup di tanah puputan. Ia menikah dengan pria yang menjadi impiannya. Penyatuan jiwanya dijalankan di Semarapura. Doa-doa Ida Padandha terngiang di hatinya. Suara gentanya seakan menyiratkan ketenangan dalam hidupnya. Tapi, jalan hidup menjadi berbeda, setelah melahirkan anak pertamanya laki-laki penjaga jiwa raganya mendahului dirinya.

Hati siapa yang tak sedih ditinggal suami. Ia menjanda. Menjadi janda muda. Beberapa laki-laki sempat mendekatinya. Ia urungkan kata hatinya.

”Di hatiku hanya ada Beli Satia. Ia belahan jiwaku. Tak ada laki-laki yang melebihi dirinya. Cukup satu laki-laki di hatiku. Anakku sebagai pengganti Beli Satia.”

Setelah suaminya meninggal, ia tak lagi mau membagi cinta. Cintanya ia curahkan pada anak satu-satunya. Anak adalah leluhur yang menjalani proses karma. Ia tahu itu. Beberapa  laki-laki yang mengaku setia tak mampu mengubah ketetapan hatinya. Ia setia pada satu laki-laki.

“Istriku, apa yang kau cari?”

Putu Sunari seperti mendengar suara suaminya yang telah mendahului  menuju karang wayah. Kematiannya juga pada tanggal 28 April. Tanggal yang selalu mengingat perjalanan hidupnya.

“Bukankah bau itu yang kau cari, Istriku?”

Kembali ia tersentak. Suara suaminya membuntuti jalan kesendiriannya.

“Benar Beli. Kok Beli tahu?”

Suaminya seperti nyengir. “Beli, juga mencari bau itu. Sedari tadi beli mencari tak juga ketemu. Mungkin sudah menyatu dengan tanah di sini.”

Putu Sunari tak menyahut. Ia menyadari bahwa itu hanya percakapan ilusi. Hanya hatinya saja yang bicara. Semuanya itu adalah maya, semu belaka.

Perlahan-lahan ia tak lagi mendengar suara suaminya. Ia suntuk menatap setiap tempat yang dirasakannya memunculkan bau amis itu. Ia tatap gapura puri yang menceritakan perjalanan Klungkung.

Ia dengar sayup-sayup anak-anak memainkan gamelan. Gamelan itu mengingatkan dirinya saat berlatih menari di puri itu. Tubuhnya meliuk-liuk. Putu Sunari menari. Ia tak peduli orang-orang sekitarnya memandanginya. Orang-orang di sekitarnya kaget. Putu Sunari linglung dan rubuh. Tubuhnya membentur bumi.

Orang-orang berteriak, ”Ada perempuan pingsan. Tolong segera dibantu!” Beberapa orang menggotongnya dan memijiti kakinya.

Perlahan kesadaran Putu Sunari mulai tumbuh. “Ada apa denganku?” tanyanya.

“Kami lihat Ibu menari sedari tadi, tiba-tiba tubuh ibu rubuh dan membentur tanah. Syukurlah Ibu mulai sadar.”

“Terima kasih,” kata Putu Sunari. Ia melangkah menjauhi kerumunan orang tadi. Ia tak mau bercerita lagi. Ia berusaha menjaga keseimbangan jiwanya. Malu jika nanti kembali pingsan. Ia tak mau merepotkan orang lain.

Malam membuka lembaran baru, Putu Sunari masih tetap di lapangan Dewa Agung  Jambe. Ia ingin tahu di mana pusat bau amis itu berada. Rembulan mulai menampakkan wajah cantiknya, naik perlahan. Awan putih tipis menyapu wajahnya, ada bayangan seorang dewi memintal benang. Ia tatap rembulan itu.

Matanya tertuju pada sosok yang dipercayainya sebagai Dewi Rembulan. Mulutnya berbisik, “Dewi tunjukkan di mana bau amis itu berada?”

Ia rasakan wajahnya disapu oleh bayangan rembulan. Kesunyian dan kesejukan merambati hatinya.

Ia rasakan tubuhnya melayang menuju rembulan. Wajahnya menyatu dengan wajah Dewi Malam. Ia tanyakan yang dicarinya. Senyum manis sang dewi meluluhkan keinginannya. Ia tertidur di pangkuan rembulan.

“Kau terlalu lelah menjalani hidup. Tak usah terlalu berharap pada sesuatu yang tiada pasti. Jalani hidupmu dan ingatlah akan kata hatimu.”

Putu Sunari terbangun. Ia usap-usap matanya. “Maaf, hamba telah menganggu yoga sang Dewi.”

“Tidak usah gundah seperti itu. Hatimu cobalah dirawat. Berikan ia ketenangan walau sebentar saja. Bau amis yang kau baui itu telah menyatu dengan hatimu. Ia tak tampak, bau itu telah menyatu dengan tanah Klungkung. Rawatlah tanah itu agar rasa puputan terus membara di hatimu.”

Putu Sunari terdiam.

“Sekarang pulanglah. Anakmu telah menunggumu sedari tadi. Itu lihat di angkul-angkul rumahmu. Ia telah menanti kehadiranmu.”

Putu Sunari memanggil anaknya yang menunggunya.

“Nak, Naaaaaaaaaaaaak! Sekarang Puputan!”

Tak ada balasan. Mulut Putu Sunari terasa kelu, hanya lambaian anaknya yang diterimanya. [T]

Penulis: IBW Widiasa Keniten
Editor: Adnyana Ole

  • KLIKuntukBACAcerpen lain
Lebih Gelap dari Palung Mariana | Cerpen Anggit Rizkianto
Ketut Asti | Cerpen Yuditeha
Lelaki yang Menghilang di Tengah Laut | Cerpen Pry S.
Perbincangan Rindu | Cerpen Lanang Taji
Daging Sapi Pesanan Ibu | Cerpen Eyok El-Abrorii
Doa Kembang Turi | Cerpen Heri Haliling
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi IBW Widiasa Keniten | Cerita Seorang Penjual Endek

Next Post

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa Keniten

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra. Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.

Next Post
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co