24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
April 25, 2025
inEsai
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto Jati

“Publish or perish”. Publikasikan atau binasa.Ungkapan ini mungkin sering kita dengar, terutama di kalangan akademisi atau para penulis. Namun, di era digital yang serba cepat dan dipenuhi dengan konten dalam bentuk visual, apakah prinsip ini masih relevan?

Jika dulu publikasi atau menulis menjadi penanda penting untuk eksistensi, apakah saat ini kita sedang menyaksikan kematian perlahan dari tradisi menulis? Dan yang lebih menarik lagi, jika teknologi seperti AI kini dapat menghasilkan tulisan dalam hitungan detik, apakah masih ada ruang bagi kemampuan menulis kita sebagai manusia?

Menulis Sebagai Alat Refleksi Manusia

Pada mulanya menulis bukan sekadar menghasilkan teks.  Menulis adalah proses berpikir, proses yang memungkinkan kita mengolah ide dan merefleksikan diri. Socrates pernah mengatakan, “Tulisan adalah bentuk peringatan agar kita tidak melupakan apa yang telah dipikirkan.” Ini menunjukkan bahwa menulis lebih dari sekadar ekspresi verbal, namun lebih lagi ini adalah sarana untuk menjaga kesinambungan pemikiran kita.

Jika AI memang bisa menulis, dan bagus pula, namun sejatinya mesin cerdas tetap tidak dapat mengalami kegelisahan atau pencarian makna yang membentuk tulisan sejati. Hal ini memang terdengar seperti mengenang romantisme kajayaan tulis menulis.

Bagaimana pun, penulis percaya, di tengah dominasi visual di era digital ini, kemampuan menulis masih memiliki tempat penting. Meski tak dapat dipungkiri lagi bahwa generasi muda lebih tertarik pada video singkat dan format visual, menulis akan mengajarkan kita untuk berpikir kritis dan menyusun argumen secara sistematis.

Neil Postman, dalam bukunya Amusing Ourselves to Death (1985), mengingatkan kita tentang pentingnya media yang memungkinkan orang untuk berpikir dalam konteks yang lebih mendalam, bukan hanya mengkonsumsi informasi yang disajikan secara instan. Seperti kata Postman, kegiatan menulis sebagai bentuk komunikasi yang terstruktur, tetap relevan karena memberikan waktu dan ruang untuk pemikiran mendalam, sesuatu yang mungkin tidak selalu bisa dicapai dalam konsumsi media visual yang serba cepat.

Peluang atau Ancaman?

Jika kita mencoba untuk optimis, kemunculan AI dalam dunia menulis membawa tantangan dan sekaligus peluang. Marshall McLuhan, seorang filsuf komunikasi, pernah berkata, “The medium is the message.” Maksudnya adalah bahwa alat atau teknologi yang kita gunakan untuk berkomunikasi memiliki dampak besar pada cara kita berpikir. Meski teori ini dipandang kurang lengkap namun masih inspiratif di era sekarang. Dalam hal ini, kecerdasan buatan memang bisa menjadi alat untuk mempercepat proses menulis dan mempermudah pembuatan teks, tetapi itu bukanlah pengganti bagi keterampilan berpikir yang mendalam.

AI, seperti ChatGPT misalnya, memang dapat menghasilkan teks yang tampaknya “manusiawi”, namun ia tidak memiliki pengalaman atau kesadaran yang melekat pada setiap kata yang ditulis. AI bekerja berdasarkan pola dan data yang ada, sementara menulis sejati melibatkan emosi, pemikiran reflektif, dan pengalaman hidup yang unik. Ini adalah perbedaan mendalam yang membedakan karya manusia dengan karya mesin.

Albert Einstein menyatakan, “Imagination is more important than knowledge,” yang mengingatkan kita bahwa kreativitas, bukan hanya pengetahuan, adalah elemen penting dalam menciptakan karya yang bermakna. AI bisa menulis, tetapi ia tidak bisa menciptakan dunia baru dari imajinasi, berdasarkan fakta, data, dan pengetahuan yang ada.

Generasi Muda dan Keterampilan Menulis

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, generasi muda kini rasa-rasanya berada di persimpangan antara dunia. Satu sisi yang semakin digital dan di sisi lain dunia yang masih memegang teguh keterampilan menulis sebagai bagian dari identitas intelektual. Ketergantungan pada teknologi dan AI dapat memudarkan kemampuan berpikir mendalam dan menulis reflektif, tentu saja.

Seperti yang dikatakan Nicholas Carr dalam The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains (2010). Carr berargumen bahwa, “What the Net seems to be doing is chipping away my capacity for concentration and contemplation.” Ia menjelaskan bahwa paparan terus-menerus terhadap media digital, terutama yang cepat dan dangkal, mengurangi kemampuan otak untuk fokus dan berpikir mendalam.

Bagi generasi muda, menulis bukan hanya keterampilan praktis, tetapi juga sebuah sarana untuk mengasah pikiran dan menganalisis dunia sekitarnya. Jika kita membiarkan teknologi mengisi ruang ini tanpa adanya ketrampilan menulis yang mendalam, kita berisiko kehilangan kemampuan untuk berpikir secara merdeka.  Di era AI dan banjir informasi, kemampuan berpikir merdeka menjadi sangat penting. Mengapa demikian, karena tidak semua informasi yang melimpah itu benar atau relevan untuk kita.

Algoritma dan kecerdasan buatan sering menyajikan konten berdasarkan preferensi kita, bukan kebenaran objektif, sehingga berisiko memperkuat bias. Tanpa analisis yang mandiri, kita mudah terjebak dalam arus opini, hoaks, dan ketergantungan pada sistem otomatis. Pemikiran independen akan memungkinkan kita menyaring untuk informasi, mengambil keputusan bijak, dan tetap bertanggung jawab atas pilihan kita. Sebuah sikap yang krusial di tengah kompleksitas zaman.

Tantangan dan Keberanian untuk Bertahan

AI bukanlah musuh. Dalam dunia penulisan Ai adalah alat yang bisa memperkaya khasanah kita. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kita bisa mengatasi hambatan teknis seperti grammar dan struktur yang kurang sempurna, namun manusia jugalah yang harus tetap mengendalikan proses kreatif. Meski ada konsekuensinya, seperti yang dikatakan Marshall McLuhan, “We shape our tools, and thereafter our tools shape us.” Kita sebagai pengguna teknologi, tetaplah harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas  tulisan dan bukan untuk menggantikannya.

Menulis, terutama di era digital ini, harus dilihat sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap dunia yang semakin cepat dan penuh dengan kebisingan. Menulis memungkinkan kita untuk melambat dan merenung, untuk mengingatkan kita pada esensi kemanusiaan kita yang tidak terikat oleh algoritma atau pola mesin. Ini adalah cara kita untuk bertahan dalam dunia yang terus berubah.

Setidaknya kita bisa tetap memegang kontrol seperti kata Viktor Frankl, dalam Man’s Search for Meaning (1946). Dia menulis, “When we are no longer able to change a situation, we are challenged to change ourselves.” Setidaknya dengan menulis, kita bisa mengubah cara kita mengalami dunia dan, pada gilirannya, mengubah dunia itu sendiri.

Menulis dalam Perspektif Manusia dan Komputer

Menulis di era AI adalah tantangan besar yang harus diterima. Kemampuan menulis tetap relevan dan penting, bahkan di dunia yang semakin didominasi oleh kecerdasan buatan. AI dapat mempercepat proses dan mengatasi masalah teknis, tetapi kreativitas, pemikiran mendalam, dan refleksi manusia tetap tidak dapat digantikan.

Menulis adalah, bagian dari identitas kita sebagai manusia, sebuah ruang untuk berpikir kritis, menggali ide pun imajinasi, dan membentuk dunia kita. Jadi, para pambaca yang budiman, dalam menghadapi perkembangan ini, tak pelak lagi kita harus tetap menjaga keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan, antara analisa cepat komputer dan kedalaman pikiran kita. Tabik. [T]

Penulis: Petrus Imam Prawoto Jati
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis PETRUS IMAM PRAWOTO JATI

Ogah Baca, Nyalakan Bom Waktu
Misteri Layar Lebar: Mengapa Film Horor Merajai Bioskop Indonesia?
Pembatasan Media Sosial Kebijakan Tepat, tetapi Bukan Satu-Satunya Solusi
Tags: kecerdasan buatanLiterasimenulis
Previous Post

Trimatra Galung Wiratmaja

Next Post

Post-Therapy: Semua Orang Pernah Sakit dan Terluka

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Telenovela

Post-Therapy: Semua Orang Pernah Sakit dan Terluka

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia
Tualang

Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia

PERTENGAHAN April 2025 lalu untuk pertama kalinya saya mendarat di Formosa, nama lain dari Taiwan. Selasa (15/04/25), Bandara Taoyuan menyambut...

by Arif Wibowo
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co