10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

CCTV atau Pos Polisi? — Membicarakan Jembatan Tukad Bangkung Agar Tak Jadi Panggung Ulah Pati

Arix Wahyudhi Jana PutrabyArix Wahyudhi Jana Putra
April 19, 2025
inEsai
CCTV atau Pos Polisi? — Membicarakan Jembatan Tukad Bangkung Agar Tak Jadi Panggung Ulah Pati

Ilustrasi tatkala.co | Arix

JEMBATAN Tukad Bangkung megah di Plaga, Badung, Bali. Itu jembatan yang indah saat dilihat dari kejauhan, dan kerap didekati, dijadikan tempat singgah, seperti halnya obyek wisata.

Tapi belakangan jembatan ini lebih dikenal sebagai “jembatan kematian”, karena jembatan itu menjadi obyek dari tragedi-tragedi memilukan yang dialami manusia, Di situ terjadi sejumlah insiden tragis bunuh diri atau yang lebih dikenal dengan istilah ulah pati.

Insiden itu telah mencoreng keindahan tempat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat seringkali dikejutkan dengan laporan mengenai korban yang melompat dari jembatan.

Tragedi-tragedi ini tentu saja menyisakan pertanyaan besar bagi kita. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?

Jembatan yang seharusnya menjadi saksi bisu perjalanan, justru menjadi tempat bagi mereka yang ingin mengakhiri hidupnya. Dan seperti biasa, begitu tragedi terjadi muncullah wacana untuk mencari solusi. Salah satu usulan yang muncul adalah rencana pemasangan CCTV oleh Pemerintah Kabupaten Badung, dengan anggaran mencapai Rp34 miliar.

Namun, apakah benar solusi teknologi ini cukup untuk mencegah terjadinya tragedi lebih lanjut? Atau mungkin, ada solusi lain yang lebih manusiawi dan lebih efektif?

Ketika mendengar kabar bahwa Pemerintah Kabupaten Badung akan menganggarkan sekitar Rp34 miliar untuk pemasangan CCTV di berbagai lokasi wisata badung yang strategis, termasuk Jembatan Tukad Bangkung, reaksi publik beragam.

Ada yang berdecak kagum karena teknologi canggih itu akan membantu memantau keamanan. Namun, tak sedikit pula yang bertanya-tanya, apakah CCTV benar-benar solusi paling tepat untuk mengatasi tragedi ulah pati  yang sering terjadi di jembatan ini?

Bagi mereka yang akrab dengan komentar warganet di media sosial atau YouTube, wacana ini sudah menjadi ladang perdebatan. Banyak yang merasa anggaran sebesar itu lebih baik digunakan untuk membangun pos polisi, memasang pagar besi dengan kawat berduri, atau bahkan membiayai penjaga manusia yang siaga di ujung-ujung jembatan.

“Kenapa harus CCTV? Emangnya CCTV bisa mencegah orang melompat?” begitu kira-kira sindiran yang sering muncul di kolom komentar.

Mari kita bedah satu per satu. CCTV memang punya keunggulan, memantau secara real-time, merekam aktivitas mencurigakan, dan memberikan data visual untuk diolah lebih lanjut. Tapi, pertanyaannya, apa yang bisa dilakukan oleh kamera saat seseorang sudah berdiri di tepi jembatan dengan niat untuk mengakhiri hidup? Apakah kamera itu bisa berbicara dan membujuk mereka untuk turun?

Atau mungkin kamera canggih ini dilengkapi fitur hologram polisi yang bisa mendadak muncul dan berkata, “Tunggu, pikirkan lagi keputusanmu!”

Atau yang lebih miris lagi, apakah kamera itu bisa menjadi bukti dokumenter kematian yang cantik, agar bisa dijadikan konten oleh para creator pengais rejeki di kala musibah terjadi?

Kenyataan di lapangan jauh lebih kompleks. Kamera hanya bisa menangkap gambar, sementara aksi nyata membutuhkan kehadiran manusia. Di sinilah gagasan untuk membangun pos polisi di dekat jembatan menjadi relevan. Pos polisi tidak hanya berfungsi sebagai tempat petugas bertugas, tetapi juga memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Kehadiran polisi di lapangan bisa menjadi deterrent yang efektif bagi mereka yang berniat melompat. Bayangkan saja, seorang petugas dengan seragam lengkap, berdiri di ujung jembatan, tentu akan membuat siapa pun berpikir dua kali.

Namun, mari kita tidak terlalu terburu-buru menyimpulkan bahwa pos polisi adalah solusi tunggal. Alternatif lain seperti pemasangan pagar besi dengan kawat berduri juga patut dipertimbangkan. Memang, pagar ini tidak sepenuhnya mencegah aksi bunuh diri, tetapi setidaknya memberikan waktu lebih bagi pihak keamanan untuk bertindak. Bahkan, solusi ini sudah diimplementasikan di banyak lokasi lain dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik.

Atau kenapa pemerintah tidak memiliki program konsultasi psikiater gratis? Dana 34 miliar untuk CCTV? Rasanya kurang tepat. Kenapa psikiater gratis?

Saya mengutip beberapa sumber bahwa di Bali “Secara biologis, penyebabnya kebanyakan memang karena ada kelainan mental pada seseorang seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Kondisi psikososial seperti terbelit utang, terutama saat ini adalah pinjol (pinjaman online),” kata Prof Ngoerah, Dr. dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP. Saya dapat pernyataan itu di detikBali.

Coba kalian yang membaca ini, compare pernyataan itu dengan alasan-alasan mereka yang melakukan ulah pati di Jembatan Bangkung, apakah lebih masuk akal? Harusnya.

Kembali ke pertanyaan awal, CCTV atau pos polisi? Mengapa tidak keduanya? Bayangkan ini, CCTV dipasang untuk memantau seluruh area, sementara pos polisi dilengkapi dengan petugas yang bisa merespons dengan cepat jika ada sesuatu yang mencurigakan. Kombinasi teknologi dan kehadiran manusia ini bisa menjadi solusi yang lebih holistik.

Namun, jika kita bicara soal efektivitas biaya, ide saya ini mungkin terdengar sedikit lebih “kaki di tanah.” Alih-alih menghabiskan Rp 34 miliar untuk CCTV, bagaimana kalau sedikit dana itu dialihkan untuk bayar dua penjaga jembatan yang stand by? Gaji mereka? Ah, nggak usah besar-besar. Umpama saja beri mereka Rp 1 juta per bulan. Jadi, Rp 2 juta per bulan untuk dua orang, dalam setahun cuma butuh sekitar Rp 24 juta. Nah, sisa Rp 33,976 miliar-nya bisa dipakai buat hal-hal penting lainnya.

Bisa jadi, bangun pagar pengaman yang lebih kokoh, atau, siapa tahu, memperbaiki jalanan yang bikin kita mikir dua kali saat lewat. Yang penting, ada manusia nyata di sana, bukan cuma gambar di layar. Gaji tersebut, selain jauh lebih hemat dibandingkan investasi awal CCTV, juga memberikan dampak langsung pada kehidupan masyarakat.

Bayangkan ada dua orang yang mendapatkan pekerjaan tetap, dengan tanggung jawab mulia untuk menjaga nyawa sesama. Apakah itu tidak lebih manusiawi? Tidak ada teknologi yang bisa menggantikan empati manusia, terutama dalam situasi kritis seperti ini, hahahaha, balik lagi, ini hanya opini, selebihnya kita tunggu realisasi.

Tentu saja, tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan pihak mana pun. Saya hanya mengajak kita semua untuk berpikir sebelum melangkah. Teknologi memang penting, tetapi kehadiran manusia jauh lebih bermakna.

Dan jika masih ada yang berkata, “Ya, tapi CCTV kan lebih canggih,” saya akan menjawab: “Iya, tapi CCTV tidak bisa menepuk bahu seseorang yang sedang menangis.”

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan pemerintah. Apakah ingin mengandalkan teknologi semata, atau memadukannya dengan pendekatan yang lebih humanis? Yang jelas, tujuan kita semua sama, mencegah tragedi dan menjaga Jembatan Tukad Bangkung tetap menjadi simbol kemegahan, bukan panggung kematian.[T]

  • Kutipan: https://www.detik.com/bali/berita/d-7415945/tingkat-bunuh-diri-di-bali-tertinggi-se-indonesia-ini-penyebabnya
  • Pendukung Opini: https://youtu.be/QMR5a9Efbpc?si=wPccy46Tq81Z4MK1

Penulis: Arix Wahyudhi Jana Putra
Editor; Adnyana Ole

Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

Bali pada Persimpangan Budaya: Bunuh Diri hingga Mahalnya Harga Buah Kelapa
Mengenal BISAHelpline, Layanan Pencegahan Bunuh Diri di Bali
Perihal Bunuh Diri dan Hakikat Neraka | Catatan Tentang Film Kembang Api
Tags: Badungbunuh diriDesa Plaga
Previous Post

Nikmat yang Sama — Ini Cerita Pawai Ogoh-ogoh Festival Jeron Beteng Yogyakarta

Next Post

Puisi-puisi Leya Kuan | Pernah Aku Menjadi Remaja

Arix Wahyudhi Jana Putra

Arix Wahyudhi Jana Putra

Gede Arix Wahyudhi Jana Putra. Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Puisi-puisi Leya Kuan | Pernah Aku Menjadi Remaja

Puisi-puisi Leya Kuan | Pernah Aku Menjadi Remaja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co