31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Idulfitri : Kuburkan Benci Bangkitkan Simpati

Suradi Al KarimbySuradi Al Karim
March 25, 2025
inEsai
Ramadhan Sepanjang Masa

Suradi

SULIT dibohongi, catatan harian selama berpuasa penuh dengan nuansa permusuhan, kebencian, kedengkian, dan kecurigaan. Persahabatan, kejujuran, kesabaran, dan kepercayaan, nyaris tak terdengar.

Kenapa bulan puasa orang-orang cepat sekali marah? Baku pukul, baku caci menjadi berita sehari-hari. Tiada hari tanpa kekerasan, buruh marah kepada majikan, majikan marah kepada buruh. Bawahan marah pada atasan, atasan marah pada bawahan. Pemukiman marah pada pendatang, pendatang marah pada pemukiman. Daerah marah pada pusat, eh, ternyata pusat juga punya stok marah dan kekerasan dan penindasan makin  banyak.

Pemaksaan kehendak menjadi lumrah. Padahal pemaksaan kehendak adalah eufemisme dari perkosaan dan perampokan di siang bolong. Sebab pada saat kita memaksakan kehendak kepada orang lain, maka pada saat yang sama ada kehendak orang lain yang kita rampas. Hak kita dipaksakan pada orang lain, otomatis sebagian hak orang lain secara paksa kita ambil. Paling tidak hak orang lain untuk tidak dipaksa. Tesis ini agaknya tidak sulit dipahami.

Memang, tidak semua orang tahu, bahwa orang lain juga punya hak yang sama dengan kita. Ada yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu, tapi ada juga yang pura-pura tidak tahu. Bukankah manusia adalah Homo sapiens makhluk si pemikir, bukan homo homini lupus– manusia yang satu serigala bagi manusia yang lainnya.

Jadi, ke mana gerangan perginya persahabatan, kejujuran, kebaikan, dan kesabaran itu? “Ke mana perginya hati, ke mana hilangnya rasa,”. Betulkah kita tergolong bangsa pemberang yang suka perang mulut ( baca: rakyat ktritik dibilang kampungan) ke mana bangsa yang penuh dengan sopan santun dan murah senyum itu? Ataukah karena selama ini, kita pandai menyembunyikan “belang”?

Sekarang setelah “tiada lagi ilalang tempat berlindung”, belangnya kelihatan dan kita kehilangan kearifan, karena kaget dengan perubahan keadaan. Betulkah kata orang tokoh bangsa dan petinggi negeri kita tidak cukup memiliki kecerdasan emosional? Setidaknya ada empat jenis kambing hitam atau barangkali lebih enak disebut dalil-dalil pembenaran terhadap sikap pemberang masyarakat ini, sebagaimana sering diungkapkan oleh para pengamat.

Pertama, ekonomi Indonesia sedang digerogoti penyakit. Ini masalah hidup mati keluarga (baca: penyakit yang paling  jelas dan nyata terlihat adalah PHK yang marajalela), sementara lapangan kerja baru yang dijanjikan pemerintah tak ada wujdunya.

Kedua, katanya sih,  itu akibat kebebasan yang terkekang selama Orde Baru. Dulu orang tidak boleh mengkritik, kalu mengkritik ditangkap. Aspirasi tersumbat, demokrasi tidak jalan, tidak ada keterbukaan. Itu dosa keturunan. Sekarang, setelah sumbatnya dibuka orang ramai-ramai “merapel” kemarahan. Artinya, semakian banyak pengangguran baru atau korban PHK yang bingung  harus mencari kerja di mana lagi. Di saat yang bersamaan , negara bersikukuh membantu para perwira tinggi non-job mendapartkan pekerjaan melalui revisi UU TNI.

Ketiga, kita kan berada dalam masa transisi peradaban, semacam akulturasi. Kita sudah hampir terbiasa dengan kebudayaan feodalistik. Aturan mainnya, bos tidak bisa melakukan kesalahan ( the boss can do no wrong ). Padahal yang namanya manusia bisa berbuat salah kapan saja, tidak ada yang abadi. Jadi ibarat pertandingan, hasil yang sudah ada, dianulir, dan kembali harus dihitung ulang : 0-0. Peraturan baru permainan pun diterapkan. Pemain yang tadinya sudah unggul tentu merasa kesal, sedangkan pemain yang tadinya sudah hampir putus asa, berjingkrak-jingkrak, euphoria. Dengan aturan main baru, ritme permainan menjadi rusak dan perasaan jengkel kepada keadaan tumbuh dengan subur. Tidak hanya di kalangan pemain, “boneknya” juga ikut-ikutan jengkel.

Keempat, kambing hitamnya adalah provokator. Provokator inilah, konon yang menyemaikan kebencian, menyuburkan dendam, menghasut, dan mengadu domba. Masalah yang kecil dibesar-besarkan, buhul ( baca: ikatan pada tali atau benang) yang sudah kokoh diungkai. Provokator laksana musang berbulu ayam atau ayam berbulu musang, sama saja. Musang berbulu ayam atau ayam berbulu musang untuk menipu lawan. Ayam berbulu musang berarti penyamaran untuk menipu kawan. Kawan lari ketakutan, makanan yang tinggal disantap sendiri. Akibatnya tumbuh rasa curiga.

***

Dalam masyarakat yang sedang mengalami turbulensi di Melenium ke-3 Masehi ini, orang hampir kehilangan kepercayaan diri dan hampir menyerah pada keadaan. Kelompok orang-orang seperti ini akan menjadi mudah tersinggung, marah dan bertindak melewati batas-batas kewajaran. Nafsu adalah akar dari semua masalah yang menimbulkan permusuhan, kedengkian, kebencian, dendam, dan sebagainya. Permusuhan pangkal dari segala keburukan dan kejahatan. Sikap permusuhan akan menjerumuskan diri sendiri ke dalam kehancuran peradaban. Orang yang selalu bermusuhan, hatinya selalu tergoda untuk menjatuhkan lawannya agar dirinya selalu dipandang sebagai pemenang. Energinya habis untuk itu.

Apa yang dikatakan oleh Richard Nixon, Presiden Amerika (1969-1974) agaknya benar, “Ingatlah bahwa orang lain bisa saja membenci Anda, tetapi kalau Anda meladeni dengan balas membenci mereka, Anda merusakkan diri Anda sendiri.” Kata orang bijak, membenci orang lain adalah laksana membakar rumah kita sendiri untuk mengusir seekor tikus.

Disahkan RUU TNI berarti ibaranya pemerintah  sudah terang-terangan memerangi rakyatnya sendiri. Pemerintah itu sudah tidak sembunyi sembunyi lagi, sudah  mengambil hak rakyat, menindas, hanya untuk menguntungkan  golongan-golongan mereka. Singkat kata, Revisi UU TNI menjadi UU TNI oleh DPR, maka apa yang terjadi pada masa Orde Baru secara perlahan akan terulang.

Selain daripada itu, perputaran uang Lebaran lesu, tanggal 31 Maret 2025 Lebaran Idulfitri. Namun, perputaran uang saat momen libur Lebaran  justru diproyeksi merosost, pasar saham ambyar, rupiah melemah, inilah kejadian pahit yang dilami oleh rakyat Indonesia ( baca : bukan penguasa, pejabat dan pemrintah serta pengusaha). Lagi-lagi  alih-alih Koalisi Masyarakat Sipil menyampaikan keprihatinan atas pengiriman “Kepala Babi” kepada wartawan Tempo,  Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi justru menyatakan bahwa kepala babi tersebut sebaiknya “dimasak” saja. Terlepas dari sikap dan posisi media  untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman sesorang tidak hanya jurnalis (baca: cermin lemahnya komitmen pemerintah terhadap kebebasan sipil). Artinya, bangsa ini masih doyan dengan praktik purba yang mestinya sudah harus ditinggalkan. Dan praktik intimidasi sperti ini harus segera diusut.

Sebulan lamanya kita berperang melawan hawa nafsu itu dan saat kita merayakan Idulfitri pekan ini, de facto kita telah keluar sebagai pemenang. Mestinya catatan harian yang penuh dengan noda-noda hitam itu sudah habis dibakar. Namun catatan harian itu kan catatan imajiner yang ada dalam hati setiap insan. Secara horizontal barangkali dapat dibuat tolok ukur, tetapi secara vertikal? Kata orang, dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu?

Namun, untuk apa menduga-duga, lebih baik kita mulai melangkah ke depan dengan berpikir positif : kuburkan kebencian dan bangkitkan simpati. Mari bersalam-salaman. Idulfitri adalah kemenangan kita semua, di sini menang, di sana menang. Selamat Idulfitri 2025 M/1446 H, mohon maaf lahir dan batin! [T]

Penulis: Suradi Al  Karim
Editor:Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Ramadhan Sepanjang Masa
Sabar, “Password” Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan dan Madrasah Ramadhan
Tags: bulan puasaIslamRamadan
Previous Post

Langkah Sederhana Mengubah Kekotoran Politik

Next Post

Sutjidra-Supriatna, Pemimpin Buleleng yang Senantiasa Berbaur dengan Warga Muslim di Bulan Ramadan

Suradi Al Karim

Suradi Al Karim

Advokat dan Pengamat Hukum Pemerintahan Daerah

Next Post
Sutjidra-Supriatna, Pemimpin Buleleng yang Senantiasa Berbaur dengan Warga Muslim di Bulan Ramadan

Sutjidra-Supriatna, Pemimpin Buleleng yang Senantiasa Berbaur dengan Warga Muslim di Bulan Ramadan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co