21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kampusku Sarang Hantu [5]: Tangisan dari Gudang Tua

ChusmerubyChusmeru
January 30, 2025
inFiksi
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Ilustrasi tatkala.co

BANYAK pertimbangan mahasiswa mengambil satu mata kuliah. Ada yang tertarik oleh materi atau pokok bahasan dalam mata kuliah itu. Ada pula yang terpikat oleh dosen yang mengajar. Biasanya, dosen yang mengajar dengan santai, humoris, dan tidak pelit pada nilai akan banyak disukai mahasiswa.

Humas Pemerintahan termasuk mata kuliah yang banyak diminati mahasiswa. Meskipun materinya tidak semenarik Praktikum Media Sosial, namun hampir semua mahasiswa selalu fokus saat berada di dalam ruang kuliah.

Daya tarik mata kuliah Humas Pemerintahan adalah pada dosennya, Dewi Pangesti. Meski sudah termasuk dosen senior, namun Dewi Pangesti masih terlihat cantik. Sisa-sisa kecantikan di masa muda Dewi Pangesti terlihat dari penampilannya yang selalu keren di mata mahasiswa. Bahkan banyak mahasiswa maupun dosen lain yang menganggapnya mirip dengan artis Meriam Bellina.

Dewi Pangesti dikenal sebagai dosen yang ramah, murah senyum, dan sangat sabar. Dia nyaris tidak pernah marah kepada mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang terlambat masuk kelas saat kuliah pun, dia tetap berikan senyuman. Begitu pula dalam hal bimbingan skripsi. Dewi Pangesti sangat sabar membimbing mahasiswa, mulai dari penyusunan proposal hingga ujian pendadaran.

Pagi ini merupakan pertemuan ketiga mata kuliah Humas Pemerintahan. Dewi Pangesti tampak tampil trendi. Berkerudung ungu berpadu dengan baju warna lavender dan sepatu warna putih, Dewi Pangesti tampak anggun di depan kelas. Cuaca pagi yang sedikit menyengat seolah teduh oleh penampilannya.

Tempat kuliah kali ini di ruang 2A. Di belakang ruang kuliah itu terdapat gudang tua untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi oleh pihak kampus. Dari bentuk tampilannya, gudang itu cukup menyeramkan. Pintu gudang yang berwarna hitam itu nyaris tak pernah dibuka, sehingga menimbulkan kesan angker.

                                                                        ***

Kuliah Dewi Pangesti baru berjalan 30 menit, ketika tiba-tiba terdengar suara tangisan anak kecil dari belakang ruang kuliah. Semua mengira suara tangisan itu adalah anak kecil yang sering dibawa Mbok Ijah, pedagang jajan yang sering keliling kampus. Namun suara tangisan itu tidak juga kunjung reda.

“Anak siapa itu yang menangis?” tanya Dewi Pangesti sambil menghentikan sejenak perkuliahan. Ia mencoba menengok ke luar kelas. Tak ada siapa pun. Ia pun melanjutkan materi kuliah. Tangisan itu masih terdengar. Kali ini seperti merintih, memelas.

“Dari mana suara tangisan itu?” tanya Dewi Pangesti kepada mahasiswa. Semua tampak hening mencermati arah suara tangisan.

“Dari dalam gudang, di belakang kelas, Bu,” kata Baskoro. Mahasiswa lain pun mengiyakan apa yang dikatakan Baskoro.

“Haah…! Dari gudang..?!” Langsung Dewi Pangesti terkejut.

“Coba dilihat ke gudang, Baskoro,” perintah Dewi Pangesti kepada Baskoro. Tidak segera beranjak, Baskoro justru tampak pucat ketakutan. Dia memandangi teman-temannya, seolah ingin ada yang menemaninya. Baskoro pun menghampiri Dimas Wicaksono untuk bersama-sama melihat gudang tua di belakang ruang kuliah.

Mereka berdua menuju gudang tua itu. Baskoro mengintip dari lubang kunci pintu gudang. Tak terlihat apa-apa, karena di dalam gudang gelap. Suara tangisan anak kecil pun sudah berhenti. Dimas berinisiatif mengambil balok kayu untuk menopang kakinya, agar bisa melihat isi dalam gudang lewat rangkaian besi cor di atas pintu gudang yang tampak longgar.

“Nggak ada siapa-siapa,” kata Dimas kepada Baskoro.

Mereka segera memutuskan kembali ke kelas. Dewi Pangesti segera menyambutnya dengan pertanyaan.

“Siapa yang menangis?”

“Tidak ada siapa-siapa, Bu,” jawab Dimas.

“Aneh…, tadi suara tangisannya begitu keras,” kata ibu Dewi Pangesti penasaran.

Kuliah pun dilanjutkan kembali. Mahasiswa masih diselimuti rasa penasaran dan takut atas peristiwa tangisan anak kecil. Apalagi Baskoro dan Dimas yang melihat ke dalam gudang tua, namun tak melihat siapa pun di sana.

Ternyata bukan pada kuliah pertemuan ketiga saja suara tangisan anak kecil itu terdengar di dalam gudang tua kampus. Selalu terdengar tangisan anak kecil dari gudang tua setiap Dewi Pangesti memberikan kuliah. Seolah ada yang ingin disampaikan kepada Dewi Pangesti dari sosok yang ada di dalam gudang. Anehnya, ketika ia tanyakan kepada dosen-dosen lain, tak seorang pun yang mendengar suara tangisan itu saat kuliah di ruang 2A.

Seperti pada pertemuan kuliah ketujuh ini, Dewi Pangesti dan mahasiswa kembali mendengar suara tangisan anak kecil dari arah gudang. Kali ini suaranya semakin nyaring, melengking, dan memelas, seolah menginginkan pertolongan. Bulu kuduk Dewi Pangesti berdiri. Begitu pula raut muka mahasiswa tampak menahan takut.

Tak mau didera rasa takut dan penasaran berkepanjangan, Dewi Pangesti memutuskan untuk melihat sendiri apa yang terjadi di dalam gudang. Ia mengajak beberapa mahasiswa laki-laki untuk menemaninya. Meski pun hari masih pagi, menghampiri gudang tua itu tetap saja terbebani rasa takut.

Saat sudah di depan gudang tua bersama mahasiswa, suara tangisan itu masih terdengar. Kali ini agak pelan, namun seperti merintih dan terisak-isak. Semua merasa tercekam. Bagaimana mungkin gudang yang lama tertutup rapat ada anak yang menangis di dalamnya.

Seorang mahasiswa mengambil balok kayu untuk membantu Dewi Pangesti melihat ke dalam gudang melalui celah-celah di atas pintu. Betapa terkejut dia.

“Boneka anak kecil..!” teriak Dewi Pangesti.

Semua mahasiswa yang mengantarnya ikut terkejut.

“Boneka perempuan yang menangis…,” kata Dewi Pangesti cepat-cepat turun dari balok kayu.

Merinding sekujur tubuh Dewi Pangesti. Mana mungkin boneka bisa menagis, pikirnya. Mereka bergegas kembali ke kelas. Kuliah tidak dilanjutkan lagi. Suasana mencekam meliputi semua mahasiswa. Ternyata suara tangisan anak kecil yang selama ini terdengar dari dalam gudang tua berasal dari boneka anak perempuan.

                                                                 ***

Dewi Pangesti memutuskan untuk melaporkan kejadian di dalam gudang tua kepada Dekan Fakultas. Awalnya Dekan tak mempercayai cerita Dewi Pangesti. Namun saat disampaikan bahwa beberapa mahasiswa juga mendengar dan melihat tangisan dari boneka perempuan di dalam gudang, Dekan pun percaya. Dipanggilnya kepala bagian perlengkapan fakultas, Suwarto. Dekan bertanya kepada Suwarto, mengapa sampai ada boneka anak perempuan di dalam gudang.

“Itu boneka milik mahasiswa yang kecelakaan di jalan depan kampus Pak Dekan,” kata Suwarto kepada Dekan.

“Mengapa disimpan di gudang?” tanya Dekan.

“Dulu ada mahasiswa perempuan yang kecelakaan sepeda motor di depan kampus. Kabarnya meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Boneka yang dibawanya terlempar ke dekat Pos Satpam. Lalu oleh petugas Pos Satpam diserahkan ke pegawai bagian perlengkapan. Entah bagaimana ceritanya, kemudian disimpan di gudang!” Suwarto menjelaskan kronologinya.

“Ada data mahasiswa yang kecelakaan itu tidak?” tanya Dekan.

“Ada, Pak, di bagian kemahasiswaan,” jawab Suwarto.

“Oke, sekarang perintahkan pegawai untuk mengambil boneka itu. Kemudian diserahkan kepada orang tua mahasiswa itu,” perintah Dekan kepada Suwarto.

Suwarto pun memerintahkan anak buahnya di bagian perlengkapan untuk membuka gudang dan mengambil boneka perempuan di dalamnya. Boneka itu tergeletak di sudut gudang. Paras boneka itu cantik, menggemaskan; namun rambutnya tampak acak-acakan.

Selanjutnya Suwarto dan anak buahnya mengantarkan boneka perempuan itu ke rumah orang tua mahasiswa yang meninggal dalam kecelakaan di depan kampus. Rumah orang tua mahasiswa berada di sebuah desa yang tidak terlalu jauh dari kampus. Mereka diterima oleh ayah dan ibu mahasiswa.

Betapa terkejut orang tua mahasiswa mendengar cerita Suwarto, terutama ibunya yang sangat terpukul atas kepergian anaknya. Air matanya kembali berderai setelah sekian lama melupakan kematian anaknya. Boneka itu seolah menghadirkan kembali anak perempuan kesayangan yang kini telah tiada. Dipeluknya boneka itu erat-erat, seperti layaknya ia peluk anak perempuannya.

“Terima kasih, bapak-bapak. Nanti akan saya makamkan boneka ini di pekarangan rumah kami,” kata ibu dari mahasiswa dengan masih meneteskan air mata.

Boneka anak perempuan itu seakan tahu sedang dalam pelukan orang yang dicintainya. Apalagi orang tua mahasiswa itu membelai dan merapikan rambut boneka yang kotor dan acak-acakan selama di dalam gudang. Berkali-kali ibu mahasiswa menciumi boneka perempuan itu.

Boneka anak perempuan sudah menyatu dengan pemiliknya, mahasiswa yang meninggal dalam kecelakaan di depan kampus. Menyatu di dalam tanah. Tak lagi kesepian. Tak lagi kedinginan. Dan tidak lagi ketakutan berada di dalam gudang tua.

Suara tangisan anak kecil dari gudang tua tak lagi terdengar. Dewi Pangesti dan mahasiswa kembali kuliah di dalam kelas dengan tenang. Sejak peristiwa itu, pihak dekanat membersihan barang-barang yang ada di dalam gudang. Rencananya, gudang itu akan dibongkar dan dibangun kembali, agar tidak tampak kotor dan menyeramkan.

  • Ini adalah cerita fiksi misteri bersambung. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, dan peristiwa hanyalah kebetulan dan rekaan penulis semata.

Penulis: Chusmeru
Editor: Adnyana Ole

Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam
Kampusku Sarang Hantu [2]: Suara Misterius di Ruang Dosen
Kampusku Sarang Hantu [3]: Kuntilanak Beterbangan di Proyek Bangunan
Kampusku Sarang Hantu [4]: Mahasiswa Kesurupan di Ruang Kuliah
Tags: Cerbung Kampusku Sarang Hantucerita bersambungcerita misterifiksihoror
Previous Post

Serangga dan Kenangan Hidup Tak Biasa

Next Post

Menyatunya Dingin Kintamani, Cipakan Lampu, Kopi dan Jaja Bantal…

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Menyatunya Dingin Kintamani, Cipakan Lampu, Kopi dan Jaja Bantal…

Menyatunya Dingin Kintamani, Cipakan Lampu, Kopi dan Jaja Bantal…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co