DALAM berkehidupan di masyarakat kita melihat adanya sebuah sistem pemerintahan, yang tentunya dalam menjalankan roda pemerintahan perlu adanya pemasukan atau penghasilan, salah satu dengan mendirikan Badan usaha, seperti misalnya ada BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), bahkan sampai di desa pun ada BUMDES (Badan Usaha Milik Desa ) .
Semua usaha usaha yang dilakukan dalam badan usaha itu tentunya orientasinya profit, yang ujung ujungnya hasil dari profit itu akan dikembalikan dan digunakan untuk memenuhi kepentingan dari wilayah itu.
Melihat dan mencermati kondisi badan ssaha itu, dan merefleksikan hal itu ke dalam diri secara mikro, maka diri kita ini adalah merupakan Badan Usaha milik Yang Maha Agung, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Di mana Badan Usaha ini dipercayakan pengelolaannya kepada Sang Pikiran. Sukses dan gagal dari sebuah badan usaha tersebut tergantung dari manajemen yang diterapkan oleh sang pengelola usaha tersebut yaitu Sang Pikiran.
Kita melihat banyak orang yang berhasil dalam hidup dan banyak juga yang gagal dalam mengelola usaha itu, bahkan sampai gulung tikar alias bunuh diri. Kita sangat paham dan mengerti bahwa berhasil dan gagal sangat ditentukan oleh kemampuan Sang Pengelola, yakni pikiran dari Badan Usaha itu.
Ada orang yang memiliki penghasilan sampai miliaran bahkan sampai triliunan, dan ada yang jatuh miskin tidak memiliki apa-apa seperti usaha yang dikatakan pailit.
Badan Usaha yang maha sempurna itu adalah Badan Usaha milik Tuhan, yaitu badan kita. Kita tahu dan menyadari bahwa kita dianugerahi potensi yang besar dan tidak terbatas, justru pikiran itu sendirilah tanpa disadari sering membatasi potensi itu untuk keluar.
Kenapa saya katakan badan kita adalah badan usaha yang maha sempurna?
Karena sejatinya tubuh manusia adalah sebuah karya agung, diciptakan dengan detil dan keseimbangan yang luar biasa oleh Sang Pencipta. Seperti sebuah badan usaha yang dirancang untuk menjalankan misi tertentu, tubuh kita memiliki sistem yang saling terhubung dan mendukung, dari aliran darah hingga detak jantung, dari pernapasan hingga metabolisme. Namun, sebagus apa pun rancangan sebuah badan usaha, keberhasilannya tetap bergantung pada siapa yang mengelolanya. Dalam konteks tubuh, pengelola utama itu adalah pikiran.
Pikiran memainkan peran sentral dalam mengarahkan tubuh menuju tujuan yang diinginkan. Ia adalah pemimpin, perencana, sekaligus pengambil keputusan. Pikiran mampu mengarahkan tubuh untuk bergerak, bertindak, bahkan merespons kondisi di sekitarnya.
Ketika pikiran dikelola dengan baik—dengan pola pikir positif, pengendalian emosi, dan disiplin—maka tubuh akan berfungsi optimal. Sebaliknya, ketika pikiran dikuasai oleh stres, kekhawatiran, atau pikiran negatif, tubuh bisa melemah, menjadi rentan terhadap penyakit, dan kehilangan arah.
Bayangkan tubuh sebagai sebuah perusahaan dengan aset besar, seperti kekuatan fisik, energi, dan kesehatan. Jika aset ini dikelola dengan bijaksana oleh pikiran, perusahaan ini akan tumbuh, berkembang, dan memberikan manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sekitarnya. Sebagai pemimpin perusahaan ini, pikiran bertanggung jawab untuk memastikan tubuh mendapatkan apa yang dibutuhkan—nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, serta latihan yang mendukung kebugaran. Pikiran juga bertanggung jawab menjaga moral perusahaan dengan menyuplai pikiran positif dan visi yang jelas.
Namun, tubuh dan pikiran tidak bekerja terpisah. Mereka saling memengaruhi dan saling mendukung. Ketika pikiran memiliki visi yang jelas dan pengelolaan yang baik, tubuh pun merespons dengan kekuatan, daya tahan, dan produktivitas. Sebaliknya, tubuh yang sehat dan terawat membantu pikiran untuk tetap fokus, kreatif, dan tenang.
Sebagai ciptaan Tuhan, tubuh kita adalah amanah yang harus kita jaga. Tugas pikiran adalah menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, memanfaatkan segala potensi yang telah diberikan Sang Pencipta dengan sebaik-baiknya. Dengan menjaga keseimbangan antara tubuh dan pikiran, kita tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga menghormati Sang Pencipta yang telah memberikan karunia luar biasa ini.
Dalam hukum low of atraction (hukum tarik menarik) dari semesta, bahwa apa yang dipikirkan maka tubuh akan mewujudkannya.
Maka dari itu , kelola pikiran dengan baik maka tubuh akan mengikuti menjadi baik dan sudah pasti hasilnya akan baik. Sebab, hanya dengan sinergi keduanya, kita bisa menjalankan peran kita di dunia ini secara maksimal dan memberikan banyak manfaat untuk kehidupan yang pada akhirnya dan bisa dipastikan akan mendapatkan reward atau penghargaan dari Tuhan (pemilik sejati dari badan usaha ini). [T]
- BACA artikel lain dari penulisDOKTER CAPUTatauDR. DR. KETUT PUTRA SEDANA, SP.OG