31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Janji Berjalan Dibayar di Jalan | Cerita Loyalitas Diding dan Artawan kepada PDI Perjuangan

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
December 2, 2024
inKhas
Janji Berjalan Dibayar di Jalan | Cerita Loyalitas Diding dan Artawan kepada PDI Perjuangan

Diding berfoto di plang nama Desa Pemuteran saat jalan kaki ke Singaraja

LELAKI itu berjalan sepanjang 89 kilometer, dari titik batas Kabupaten Jembrana-Buleleng di Desa Sumberklampok, Gerokgak, hingga Kantor DPC PDI Perjuangan di kota Singaraja. Kakinya lecet, sempat merasa ada serangan gaib, tapi ia tetap berjalan.  

Lelaki itu bernama Diding Kadir (45), biasa dipanggil Kang Diding. Ia tinggal di Jalan Melati, Kampung Mumbul, Kelurahan Banjar Jawa Singaraja. Pada 30 November 2024, sebelum siang, ia mulai start dari Desa Sumberklampok—desa di ujung barat Buleleng.

Berjalan kaki sepanjang 89 kilometer itu adalah janji dia. Dia berjanji, jika Sutjidra-Supriatna (calon bupati dan wakil bupati Buleleng)  dan Koster-Giri (calon gubernur dan wakil gubernur Bali) memang dalam Pilkada, ia janji berjalan kaki, sekuat tenaga, sekuat tekadnya.    

Bagi Kang Diding, janji adalah hutang. Maka, ia harus bayar hutang itu. Maka, berjalan kakilah dia.

Ia mulai berjalan jam 10 pagi pada 30 November dan tiba di Singaraja 2 Desember jam 03 pagi. Artinya, lebih dari 40 jam kakinya dilangkahkan, kadang di atas aspal, kadang di atas trotoar, kadang di atas tanah berdebu.  .

Diding saat berjalan dari Sumberklampok ke Singaraja | Foto: Dok pribadi

Saat ditemui di Singaraja, Senin, 2 Desember, Diding menunjukkan telapak kakinya yang lecet. Ia menghabiskan dua sendal, dan dalam satu hari—sekitar satu dus aqua ukuran botol tanggung ia teguk satu persatu.

 “Saya tak membawa air minum sepanjang jalan. hanya satu botol aqua saja itupun habis. Minum dan makan pemberian dari orang-orang di jalan. Mereka memberi semangat pada saya,” kata Diding.

Aksi berjalan kaki itu ia lakukan sebagai bentuk kegembiraan, dan rasa—dukungan kuatnya bahwa PDI tak bisa ditumbangkan. Tentu, katanya, dengar-dengar PDIP akan ditumbangkan oleh segala macam.cara. Hati Diding marah, sehingga janji itu pun terlontar kemudian,

“Kalau Pak Supit (panggilan Supriatna) menang, saya akan berjalan sejauh itu,” katanya dan ini adalah bentuk dukungannya secara moral yang kuat.

Terlebih, aksinya itu adalah bentuk penguatan pada jagoannya yaitu pasangan Sutjidra- Supriatna yang menang atas Sugawa Korry-Suardana beradasarkan hitung cepat usai pencoblosan 27 Nobemver lalu.

Apa yang membuat Kang Diding berani lecet berjalan kaki? Kenapa gak ngegrab aja biar lebih santai dan tepat waktu?

“Haha..” Ia tertawa. “Gak boleh ngegrab (naik grab), bohong namanya itu. saya tak mau membohongi masyarakat juga dukungan saya—bahwa saya main-main dalam melunasi nazar (hutang janji)saya,” katanya.

Kaki Diding yang lecet usai berjalan sepalama sekitar 40 jam | Foto: tatkala.co/Son

Awalnya, ia memperkirakan akan sampai dalam satu hari, tepatnya di jam 00.00 atau tengah malam pada 30 November. Ternyata waktu meluber dan ia harus lebih lama di jalan.

Meski lebih lama dari perkiraan, ia tetap gembira. Rasa solidaritasnya pada PDIP dan kepada orang yang ia harapkan sebagai pemimpin, sudah  terbuktikan dengan rasa puas.

Di jalan ia merasakan panas menyenyat, juga hujan serta angin kencang. Musim memang tak bisa ditebak. Kakinya lecet—kembung berair. Sendal habis dua. Dehidrasi, di suatu jalan—gelap, ia nyaris tumbang.

“Ada serangan gaib!” katanya mengira-ngira. Itu karena ia merasa tubuhnya tiba-tiba dingin.

“Di Seririt saya pergi ke orang pintar. Diberi air doa. Alhamdulillah, sembuh. Saya lanjut lagi berjalan. Sampai kantor DPC PDI pagi buta,” ujarnya.

Diding Kadir, kelahiran Kuningan 30 November 1979 itu—sepanjang jalan menggunakan warna baju merah. Menyala. Dengan bendera di tangan kanannya, berkibar menemani ia berjalan. Terkadang layu. Ia berteduh. Seseorang memberinya air minum.

“Kalau tidur atau istirahat itu dan kadang juga makan, saya mampir di kantor ranting PDI. Di sana ada yang menyambut, dan menjamu.”

Jalan Kaki dari Dencarik

Selain Kang Diding, 30 November itu ada juga simpatisan PDIP yang menunaikan nazar yang serupa. Ia adalah Putu Artawan.

Matahari siang juga memanggang tubuh Putu Artawan (54) ketika ia melunasi janjinya untuk berjalan kaki dari tempat tinggalnya di Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng. Sama seperti Diding, ia juga berjanji untuk kemenangan Sutjidra-Supriatna.

Artawan berjalan dari Desa Dencarik dan finish di kediaman Supriatna di Kelurahan Banyuasi, Singaraja. Jarak yang ditempuh Artawan tentu saja lebih pendek dari Diding. Artawan melewati beberapa desa seperti Kaliasem, Kalibukbuk, hingga Dusun Celukbuluh dan Desa Anturan, Tukadmungga, Pemaron, hingga tiba di Singaraja.

Putu Artawan berjalan kaki dari Dencarik ke Singaraja | Foto: Dok. pribadi

Modalnya hanya air minum di jalan, dan doa untuk sampai tuntas. Tekad. Ya, tentu, demi si jagoan. Adalah bentuk dirinya sebagai pendukung, selain setia, juga penuh yakin—Buleleng akan maju dipimpin sang jagoan. Keyakinan adalah bentuk lain dari kemungkinan. Semoga baik. Semoga.

 “Yang namanya janji harus dibayar. Bagaimanapun caranya,” kata Artawan tegas.

Pukul 07.00 WITA, Putu Artawan memulai langkah pertamanya. Tidak ada persiapan khusus, katanya. hanya doa, katanya, dan bumbu tekad kuat. Di sepanjang jalur Pantura Buleleng, dengan mengenakan udeng putih, baju kaos putih serta kamen putih, ia menyusuri jalan utama, melewati desa demi desa.

Dari Desa Temukus, Kaliasem, Kalibukbuk, hingga Dusun Celukbuluh, langkahnya tak pernah surut. Langkah dilanjutkan ke Desa Anturan, Pemaron, Tukadmungga, hingga akhirnya tiba di Banyuasri, Singaraja.

“Saya tidak pernah olahraga, terakhir lari saja mungkin dua tahun lalu,” ujar Artawan sambil tertawa kecil.

Meski begitu, rasa lelah tak menghentikannya. Bahkan saat telapak kakinya mulai terasa lecet, ia tetap melangkah.

“Ini semua karena dukungan Tuhan. Kalau bukan karena-Nya, mungkin saya tidak sampai di sini,” ujarnya dengan nada penuh syukur.

Sepanjang perjalanan, Artawan ditemani anaknya, Arya Prananda. Arya terus mendampingi ayahnya, memastikan sang ayah tak memaksakan diri.

“Saya bilang ke Bapak, pelan-pelan saja. Kalau sampai malam juga tidak apa-apa, yang penting selamat,” katanya.

Namun Artawan tetap pada pendiriannya. Tanpa istirahat, ia terus melangkah. Tidak ada makan besar, hanya minum air untuk menjaga stamina. Setiap langkah adalah bukti dari tekadnya untuk memenuhi janji yang diucapkan sebelum Pilkada.

Putu Artawan (kanan) dan anaknya | Foto: Dian

Setelah menempuh perjalanan panjang selama hampir 3,5 jam, Artawan akhirnya tiba di rumah Gede Supriatna. Rasa lelah seketika tergantikan dengan rasa lega dan bahagia.

“Saya dari awal yakin Pak Supriatna akan menang. Beliau dekat dengan masyarakat, jadi saya tidak ragu waktu bikin kaul ini,” ungkapnya.

Dengan telapak kaki yang sedikit lecet, senyum tergurat di wajah Putu. “Rasa bahagia ini mengalahkan segalanya. Semua sudah tuntas,” tambahnya.

Bagi Putu Artawan, perjalanannya bukan sekedar sebagai omong kosong, tetapi juga bukti dari ketulusan hati. Ini namanya nyali. “Yang namanya sesangi (kaul), harus dibayar. Itu prinsip saya,” tutupnya dengan mata berbinar.

Tabuhan Tuak

Di hari yang sama dengan Pak Putu, Made Suyasa dari Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng juga memenuhi janjinya sama. Usai melakukan persembahyangan di Pura Giri Emas, ia lantas melanjutkan perjalanan menuju Kota Singaraja. Bedanya, Made Suyasa tidak berjalan kaki.

Ketika tiba di pusat kota, Suyasa turun dari kendaraan menuju Tugu Singa Ambara Raja, titik nol Kota Singaraja. Di tangannya tertenteng sebuah jerigen ukuran tanggung lengkap dengan foto pasangan Sutjidra-Supriatna.

Dalam jerigen itu penuh berisi tuak asli Desa Tajun sebanyak 5 liter. Sekedar informasi, tuak dari Desa Tajun terkenal lezat dan manis.

Tuak yang dibawa Suyasa itu kemudian dipersembahkan terlebih dahulu di Tugu Singa Ambara Raja. Setelah melakukan beberapa ritual, tuak itu lalu ditabuh atau dituangkan di sekitar tugu. Usai ditabuh, tuak itu diminum dengan cara diceret sebanyak tiga kali.

Suyasa (kiri) | Foto: Ist

“Saya menabuh (menuangkan) tuak itu berharap dapat meneduhkan ketegangan-ketegangan dalam pilkada. Tuak itu bisa memabukkan tapi juga bisa digunakan dalam ritual. Filosofinya, jadi pemimpin jangan sampai mabuk kekuasaan. Sebisa mungkin meneduhkan bagi masyarakat,” kata dia.

Bagi seorang pedukung, kemenangan atas jagoan, tak bisa dibantahkan, merupakan kemenangannya juga. Sementara berani bersumpah setelah kemenangan itu, adalah bentuk loyalitas paling besar.

Tetapi, bagaimana dengan sang jagoan yang didukung? Apakah loyal juga kepada para pendukungnya? Semoga. [T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Bintang Jatuh di Kayu Buntil — In Memoriam M. Arif, Petugas Hansip yang Gugur di Sekitar Hari Pilkada
Cerita Pilkada dari Sebuah TPS di Kampung Bugis: Ibu yang Terburu dan Dua Hansip Tanpa Bintang
Bahasa Isyarat yang Humanis dan Bahasa Ekspresif yang Di-off-kan dalam Debat Final Paslon Pilkada Buleleng
Dirah dan Pilkada dalam Mozaik Asik, Sebuah Pameran Kebebasan Seniman Muda Undiksha
Seni-Budaya Sebatas Penarik Massa, Tak Pernah Jadi Program Serius dalam Kampanye Pilkada
Tags: PDI PerjuanganPDIPPilkadaPilkada BaliPilkada Buleleng
Previous Post

Gym Sehat untuk Cegah Penyakit Jantung dan Otak

Next Post

Batur Utara Aktivasi Lokakarya dan Pameran Arsip “Citralana Bebaturan”

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Batur Utara Aktivasi Lokakarya dan Pameran Arsip “Citralana Bebaturan”

Batur Utara Aktivasi Lokakarya dan Pameran Arsip “Citralana Bebaturan”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co