29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Serba-serbi Piala Citra FFI 2024: Dari Dominasi “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” Hingga “Politik Dinasti” Garin Nugroho

JaswantobyJaswanto
November 21, 2024
inKhas
Serba-serbi Piala Citra FFI 2024: Dari Dominasi “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” Hingga “Politik Dinasti” Garin Nugroho

Adegan dalam film " Jatuh Cinta Seperti di Film-film" | Foto: tangkap layar youtube/akun CINEMA 21

MALAM Anugerah Piala Citra ke-44 Festival Film Indonesia (FFI) 2024 telah berlalu dengan warna-warna baru. Penyerahan piala penghargaan bagi insan film yang prestisius di Tanah Air itu digelar di Nusantara Hall ICE BSD City, Tangerang, Rabu (20/11/2024) malam.

Dalam festival yang mengusung tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” ini, ada enam film dengan enam kategori yang menyandang gelar terbaik, yakni Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023) karya Ernest Prakasa dan Suryana Paramita untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Suintrah (2024) karya Ayesha Alma Almera kategori Film Pendek Terbaik, sedangkan Film Dokumenter Pendek Terbaik diraih oleh My Therapist Said, I Am Full of Sadness (2024) karya Monica Vanesa Tedja.

Dan untuk Film Dokumenter Panjang Terbaik diberikan kepada Under the Moonlight (Nur) (2023) karya Tonny Trimarsanto. Selanjutnya, Cangkir Profesor karya Yudhatama dinobatkan sebagai Film Animasi Pendek Terbaik. Sementara Si Juki the Movie: Harta Pulau Monyet (2024) garapan Faza Meonk sebagai Film Animasi Panjang Terbaik.

Tak hanya film, sebagaimana tahun-tahun yang lalu, FFI 2024 juga terdapat beberapa kategori lainnya, seperti Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Perempuan Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, hingga Penghargaan Seumur Hidup.

Tahun ini, Ringgo Agus Rahman dinobatkan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Sedangkan Pemeran Utama Perempuan Terbaik jatuh kepda Nirina Zubir dalam film yang sama. Untuk Pemeran Pendukung Pria Terbaik dimenangkan oleh Alex Abbad masih di film yang sama. Dan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik diberikan kepada Sheila Dara Aisha, sekali lagi, dalam film yang sama—Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.

Namun, meski demikian, Ernest Prakasa dan Suryana Paramita—sutradara Jatuh Cinta Seperti di Film-Film—belum mampu mencatatkan diri mereka sebagai Sutradara Terbaik. Sebab, kategori ini diberikan kepada Garin Nugroho untuk film Samsara (2024). Tapi Penulis Skenario Asli Terbaik diraih oleh Yandy Laurens untuk penulisan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.

Sementara itu, Penulis Skenario Adaptasi Terbaik diberikan kepada empat sosok kawakan dalam sinema Indonesia, Jujur Prananto, Mira Lesmana, Riri Riza, dan Virania Munaf untuk film Petualangan Sherina 2 (2023).

Dalam hal-hal teknis, Pengarah Sinematografi Terbaik jatuh kepada Batara Goempar, I.C.S. (Samsara), Penyunting Gambar Terbaik: Wawan I. Wibowo (Ipar Adalah Maut), Penata Efek Visual Terbaik: Lumine Studio (Kabut Berduri), Penata Suara Terbaik: Mohamad Ikhsan dan Anhar Moha (Siksa Kubur), dan Penata Musik Terbaik: Wayan Sudirana dan Kasimyn (Samsara).

Sedangkan Pencipta Lagu Tema Terbaik diraih oleh Donne Maulana (“Bercinta Lewat Kata” untuk film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film), Pengarah Artistik Terbaik: Menfo Tantono dan Guntur Mupak (Kabut Berduri), Penata Busana Terbaik: Retno Ratih Damayanti (Samsara), dan Penata Rias Terbaik: Cherry Wirawan (Kabut Berduri).

Untuk Karya Kritik Film Terbaik tahun ini, jatuh kepada Reza Mardian dengan karya yang berjudul “Jagat Yang Sempit dan Determinasi Diri dalam Film Yuni (2021)” yang dipublikasikan di akun TikTok @kelitikfilm.

Dan Film Pilihan Penonton (Piala Nya’ Abbas Akup) jatuh kepada Siksa Kubur (2024) garapan Joko Anwar. Untuk Aktor Pilihan Penonton (Piala Rachmat Hidajat) diberikan Afrian Arisandy dalam film Siksa Kubur. Sedangkan Aktris Pilihan Penonton (Piala Mieke Widjaja) diraih oleh Prilly Latuconsina dalam film Puspa Indah Taman Hati. Sementara itu, Piala Antemas atau penghargaan khusus untuk film Indonesia terlaris diberikan kepada Agak Laen (2024) yang disutradarai dan ditulis oleh Muhadkly Acho yang mendulang 9,1 jutaan penonton.

Selanjutnya, Penghargaan Seumur Hidup atau Lifetime Achievement—penghargaan khusus bagi insan film yang mengabdikan sepanjang hidupnya untuk kemajuan sinema Tanah Air—diberikan kepada kedua sosok legenda dalam dunia perfilman Indonesia, Imam Tantowi dan Gope T. Samtani. Mereka berdua merupakan sosok dengan dedikasi tinggi kepada sinema Tanah Air dan telah turut merajut benang merah penting sebelum akhirnya film Indonesia sampai pada posisinya saat ini.

Gope T Samtani adalah pemilik rumah produksi Rapi Films yang banyak merilis judul-judul blockbuster, seperti Sang Kiai (2013), Pengabdi Setan (2017), sampai Ratu Ilmu Hitam (2019). Pada 1970, produksi Rapi Film yang pertama langsung sukses di pasaran dengan judul Air Mata Kekasih. Setelahnya adalah sejarah. Rapi Films rata-rata memproduksi tiga film per tahun setelah karya pertamanya sukses. Dengan demikian, sampai awal 1985 saja, filmnya yang sudah dihasilkan mencapai 45-an judul.

Sementara itu, Imam Tantowi adalah sutradara dengan banyak judul Hit, seperti 7 Manusia Harimau (1986), Carok (1958), Saur Sepuh (1980-an), sampai Lebak Membara (1983). Film-film yang disutradarai sineas asal Tegal ini pada umumnya bergenre laga. Pada masanya, Imam pernah berhasil menyabet Piala Citra untuk penulis cerita asli terbaik dalam film Si Badung dalam ajang FFI di Jakarta tahun 1989.

Pada medio 1990-an, Imam mulai merambah ke sinetron. Karyanya yang berjudul Bang Jagur dan Maha Kasih, dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu Tukang Bubur Naik Haji, langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Saking fenomenalnya, pada 2012, tayangan tersebut dibuat berseri dengan judul Tukang Bubur Naik Haji The Series.

Dominasi JESEDEF

Sebagaimana telah disinggung di atas, film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF), katakanlah, memborong penghargaan FFI 2024. Film tersebut mendominasi raihan Piala Citra tahun ini dengan tujuh penghargaan dari total 11 nominasi, termasuk Film Cerita Panjang Terbaik. Sutradara Yandy Laurens turut dianugerahi Penulis Skenario Asli Terbaik, sementara Donne Maula membawa pulang Pencipta Lagu Terbaik.

Di kategori akting, dengan gagah film ini meraih beberapa penghargaan utama, di antaranya: Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Ringgo Agus Rahman, Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Nirina Zubir, Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik untuk Sheila Dara Aisha, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Alex Abbad.

“Kami banyak sekali berdoa untuk membuat film ini terjadi,” kata Suryana Paramita, selaku produser film tersebut—sebagaimana banyak dikutip media pada 20 November 2024.

Menurut Suryana, proses film ini membuatnya belajar bahwa yang paling mahal di dunia ini adalah dipercaya dan diberi kesempatan. Sementara itu, Ernest Prakasa, selaku sutadara sekaligus berperan sebagai produser dalam proyek ini, mempersembahkan piala tersebut kepada semua kru film di Indonesia.

Ia menekankan pentingnya kesejahteraan kru film. “Semua piala dan jumlah penonton yang glamor ini nggak ada gunanya kalau kita nggak bisa memberikannya kembali kepada denyut jantung perfilman kita, yaitu semua kru perfilman Indonesia,” kata Ernest, yang juga komika kenamaan di Indonesia.

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film bercerita tentang Bagus (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis skenario yang diam-diam menulis kisah cintanya dengan Hana (Nirina Zubir), teman SMA-nya, dulu, yang baru saja menjanda. Format hitam putih yang mendominasi 80 persen film ini memberikan nuansa klasik yang memperkuat konflik emosional antara dua tokoh utama.

Chemistry antara Nirina dan Ringgo—yang sebelumnya pernah beradu akting di beberapa film, seperti Kamulah Satu-Satunya (2007), Get Married (2007), Keluarga Cemara 1 (2018), Keluarga Cemara 2 (2022), dan Sepuluh Meter (2020)—berhasil menciptakan hubungan emosional yang autentik. Sebelum meraih sukses besar di Piala Citra, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sudah mencuri perhatian sejak gala premiere di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023.

Sambutan luar biasa, termasuk standing ovation dari para penonton, mengiringi penayangannya di bioskop pada 30 November 2023 yang lalu. Hingga resmi pamit dari layar lebar, film ini telah ditonton oleh 651.074 penonton dalam dua bulan penayangan.

Aktris Nirina Zubir, setelah sekian lama bertungkus lumus di sinema Indonesia, akhirnya kembali berhasil meraih Piala Citra 2024 untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Ini Piala Citra keduanya untuk kategori yang sama. Pada 2006, Nirina juga mendapatkan penghargaan tersebut untuk film Heart (2006) garapan Hanny R. Saputra.

“Tapi ini semua berkat kolaborasi yang luar biasa. Thank you,” ungkap Nirina sambil menahan tangis. Ia juga mengapresiasi sutradara Yandy Laurens atas kepercayaan besar yang diberikan kepadanya dan lawan mainnya, aktor Ringgo Agus Rahman.

Dalam pidatonya, aktris kelahiran 1980 itu melanjutkan, “Kenapa Nirina nangis? Karena Nirina tahu banget film ini perjuangannya luar biasa.” Ia menilai, film ini membutuhkan pendewasaan dalam setiap adegan, dan pendalaman karakternya yang penuh perjuangan.

Nirina kemudian mengajak para pembuat film Tanah Air untuk lebih berani mengeksplorasi genre baru. “Ayo pembuat film Indonesia, bikinlah film dengan genre yang berbeda-beda. Keluarkan imajinasi Anda,” tuturnya.

Nirina Zubir berhasil unggul dari aktris hebat lain di kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik. Ia mengalahakan Aghniny Haque di film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa (2023). Pun unggul dari Faradina Mufti di film Siksa Kubur. Lalu ada pula Laura Basuki untuk film Heartbreak Motel (2024), serta Marissa Anita  dalam film Crocodile Tears (2024).

Garin dan “Politik Dinasti”

Sedangkan, melalui film Samsara-nya, Garin Nugroho berhasil meraih penghargaan Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2024. “Saya takut dikira [ini sebagai] politik dinasti,” katanya dalam pidato penghargaan yang dia terima pada 21 November 2024.

Ungkapan Garin tampaknya hanya gurauan semata. Tapi bisa saja itu adalah pengakuannya secara terang-terangan. Malam itu, orang yang membacakan pengumuman kemenangannya di panggung FFI 2024 adalah Ifa Ifansyah, menantunya sendiri. Dan anaknya, Kamila Andini, istri Ifa, sekarang jadi Duta FFI 2024.

Sedangkan kita tahu bahwa Ario Bayu—yang notabene aktor sekaligus produser eksekutif film Samsara—merupakan Ketua Komite FFI saat ini (periode 2024-2026), yang menggantikan Reza Rahadian sejak 30 Maret 2024.

Tak pelak, perkataan Garin membuat para hadirin ajang tahunan itu tertawa. Kemudian ia mengklaim bahwa penghargaannya itu tidak ada hubunganya dengan Undang-Undang Negara, atau Keputusan Hukum serta politik lainnya. “Jadi, ini bukan politik dinasti ya,” katanya tersenyum. Belakangan, politik dinasti atau dinasti politik menjadi salah satu ungkapan yang populer di dunia politik di Indonesia, memang.

Garin Nugroho berhasil unggul dari 4 sutradara lain di nominasi yang sama. Mereka adalah Edwin dengan film Kabut Berduri, Joko Anwar dengan karya Siksa Kubur, Tumpal Tampubolon dengan film Crocodile Tears, dan Yandy Laurens dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-film.

Samsara, yang mengantarkan Garin meraih anugerah Sutradara Terbaik, merupakan film bisu yang dirilis pada 2024. Film ini bergenre drama dan musik dan dibintangi oleh Ario Bayu, Juliet Burnett, I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra, dan Valentine Payen-Wicaksono.

Film tersebut mengisahkan seorang laki-laki bernama Darta (Ario Bayu) yang berasal dari keluarga miskin di Bali pada era 1930-an. Darta jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Sinta. Setelah menjalin kasih, Darta berusaha melamar kekasihnya itu. Namun, lamarannya ditolak oleh orang tua kekasihnya yang berasal dari keluarga kaya raya.

Ia kemudian mencari jalan pintas agar bisa mendapatkan restu dari orang tua Sinta. Darta melakukan perjanjian gelap dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap agar diberi kekayaan dan pada akhirnya diterima oleh keluarga Sinta. Namun, seperti yang sudah pasaran dalam film-film lainnya, perjanjian dan ritual itu memiliki konsekuensi yang bakal berpengaruh pada nasib istri dan anaknya, menyebabkan penderitaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Samsara begitu eksotis. Ia menempelkan kekayaan elemen kebudayaan Bali, seperti orkestra gamelan yang dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer musik dan etnomusikologi lulusan University of British Columbia, Kanada; tarian klasik tradisional; pertunjukan topeng dan wayang; dipadukan dengan musik elektronik digital yang dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi. Oleh sebab dinilai bernuansa kebudayaan, membuat film ini mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Tak banyak kritikus film yang menanggapi Samsara. Tapi dalam banyak puja-puji, film ini disebut  bukan sekadar film, tetapi juga sebuah pengalaman budaya yang mendalam dan menyentuh. Apakah benar demikian? Silakan Anda nilai sendiri.[T]

Sumber: Berbagai media
Penulis: Jaswanto
Editor: Adnyana Ole

Suitcase (2023) dan Suku Kurdi yang Masih Terdiskriminasi
Tertawa Bersama Phone Call Man Woman
Europe by Bidon (2022): Nasib Baik Tak Ada yang Tahu
Utopia di Padang Beton dalam Fantasy Is a Concrete Jungle
In the Shadow of the Cypress (2023) dan Post-Traumatic Stress Disorder
Black Rain in My Eyes (2023): “Kebohongan” Seorang Penyair kepada Putrinya yang Buta
Tags: Festival Film IndonesiafilmFilm Jatuh Cinta Seperti di Film-filmFilm SamsaraGarin Nugroho
Previous Post

Dalang Dalam Sekat Gaya dan Style: Kreativitas yang Terkungkung atau Tradisi yang Dimuliakan?

Next Post

Bahasa Isyarat yang Humanis dan Bahasa Ekspresif yang Di-off-kan dalam Debat Final Paslon Pilkada Buleleng

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Bahasa Isyarat yang Humanis dan Bahasa Ekspresif yang Di-off-kan dalam Debat Final Paslon Pilkada Buleleng

Bahasa Isyarat yang Humanis dan Bahasa Ekspresif yang Di-off-kan dalam Debat Final Paslon Pilkada Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co