8 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
November 10, 2024
inEsai
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto Jati

PADA 10 November 1945, peristiwa bersejarah di Surabaya tercatat sebagai momentum penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, ditandai dengan pengorbanan dan keberanian luar biasa dari rakyat Surabaya yang bersatu melawan penjajah. Di tengah gempuran pasukan Belanda yang dipersenjatai secara lengkap, tampil seorang tokoh revolusioner, Bung Tomo, sebagai pemimpin karismatik yang menyatu dengan rakyatnya.

Kepemimpinan Bung Tomo tidak hanya terlihat dari pidatonya yang membangkitkan semangat, tetapi dari keberaniannya turun langsung ke garis depan, berdiri sejajar dengan rakyat, serta merasakan kerasnya medan tempur demi mempertahankan martabat bangsa. Ia bukan sekadar orator ulung, ia adalah simbol keberanian, pemimpin yang tidak hanya piawai menyampaikan kata-kata, melainkan menghadirkan makna mendalam dalam tindakan.

Bung Tomo menginspirasi setiap individu untuk berjuang tanpa takut, mengedepankan kepemimpinan berbasis keberanian dan pengorbanan. Di bawah komando beliau, rakyat Surabaya tidak hanya mendengarkan pidato yang penuh semangat namun mereka merasakannya dalam tiap langkah dan tetesan darah di medan pertempuran.

Kepemimpinan Bung Tomo menampilkan esensi sejati kepemimpinan yaitu bertindak dengan ketulusan, bukan sekadar berbicara dalam konsep. Di sana, ia berada di garis depan bersama rakyat, melawan penjajah, membuktikan bahwa pemimpin sejati lahir dari keberanian yang tak tergoyahkan. Semangat kepemimpinan seperti ini terasa makin jarang terlihat di era kita sekarang.

Banyak pemimpin saat ini terjebak dalam kepentingan politik kekuasaan yang semu. Alih-alih menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama, sebagian besar pemimpin justru lebih fokus untuk mempertahankan kedudukan mereka. Sibuk memperpanjang masa jabatan dan membangun citra diri, sementara permasalahan nyata seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan cenderung terabaikan.

Media sosial yang sejatinya bisa menjadi wadah komunikasi langsung antara pemimpin dan rakyat kini beralih fungsi menjadi alat manipulasi. Banyak pemimpin memanfaatkannya untuk membangun “brand” diri yang tampak sempurna, menyebarkan narasi yang mendistorsi kenyataan demi dukungan publik. Hoaks dan propaganda menjadi senjata digital dalam politik modern, mengalihkan perhatian rakyat dari masalah yang mendasar.

 Di dunia maya, popularitas palsu diraih dengan “likes” dan “followers,” bukan dengan prestasi nyata. Tindakan seperti ini merupakan pengkhianatan terhadap semangat Bung Tomo dan rakyat yang mendambakan kepemimpinan berani, jujur, dan tulus. Di era saat ini, kita sangat membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh mengabdi kepada rakyat, bukan sekadar memperjuangkan kepentingan pribadinya.

Membangkitkan  Semangat Juang Kepemimpinan Era Sekarang

Sudah saatnya kita membuka mata dan melihat dengan jernih, tidak lagi terbuai oleh pencitraan semu yang diciptakan oleh sebagian pemimpin melalui layar kaca dan media sosial. Kita hidup dalam era di mana citra di media sosial dapat dengan mudah mengalihkkan kenyataan, menciptakan ilusi tentang kepemimpinan yang hanya berlandaskan janji kosong dan retorika tanpa makna. Di balik senyum manis dan pidato penuh harapan, kenyataan pahit justru malah melanda rakyat yang semakin dibebani oleh ketimpangan sosial, kemiskinan, dan keadilan yang terasa semakin jauh panggang dari api.

Seorang pemimpin yang sejati bukanlah mereka yang hanya mampu berbicara namun tanpa bertindak, atau yang duduk nyaman di kursi kekuasaan sambil menatap angka di layar komputer. Pemimpin sejati adalah mereka yang berani menyatu dengan rakyat, yang tidak gentar menghadapi realitas di lapangan dan siap terjun langsung melihat kesulitan rakyat.

Bung Tomo adalah teladan semangat ini. Dia tidak hanya berkobar di atas podium, namun berdiri di garis depan bersama rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Kita seharusnya bertanya, di manakah pemimpin seperti itu sekarang?  Mengapa kita masih dipimpin oleh mereka yang lebih sibuk membangun citra daripada memperjuangkan kesejahteraan rakyat?

Ketimpangan sosial, ekonomi, dan politik yang semakin melebar tak bisa dibiarkan berlanjut. Rakyat semakin terpinggirkan, pendidikan maupun layanan kesehatan semakin tak terjangkau. Namun, sebagian pemimpin lebih memilih sibuk berpolitik identitas, menciptakan perpecahan yang semakin memperburuk keadaan, dan memberikan peluang bagi segelintir elit untuk menguasai ekonomi bangsa ini.

Sudah saatnya kita menuntut pemimpin yang berani bertindak berdasarkan hati nurani, yang siap mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Pemimpin seperti Bung Tomo, pemimpin yang memahami bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan hak yang harus dipertahankan demi ambisi pribadi. Hanya dengan sosok yang rela berkorban dan turun langsung mendampingi rakyat, kita bisa mewujudkan bangsa yang adil dan sejahtera.

Menegaskan  Bung Tomo Figur Pemimpin Sejati

Saat ini, mari kita merenung sejenak, apakah semangat perjuangan Bung Tomo masih hidup di antara kita? Apakah kita memiliki pemimpin yang benar-benar siap berjuang bersama rakyat, yang turun langsung ke lapangan, rela berkorban, dan merasakan penderitaan rakyat seperti Bung Tomo? Atau, apakah kita terjebak dalam permainan kekuasaan yang hanya memberi keuntungan bagi segelintir elit?

Peringatan 10 November bukan hanya untuk mengenang sejarah. Sesungguhnya ini adalah momen untuk menyadarkan kita bahwa perjuangan Bung Tomo tak berhenti di tahun 1945. Semangat juangnya harus tetap membara dan tetap kita pelihara. Kita harus menjadikan semangat ini bagian dari setiap langkah dan keputusan kita, termasuk dalam memilih pemimpin.

Jangan biarkan sejarah hanya menjadi narasi masa lalu. Peringatan ini harus menjadi titik tolak bagi kita untuk menuntut kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat.  Kepemimpinan yang bukan sekadar wacana, tetapi yang berani mengambil langkah nyata menuju perubahan. Kepemimpinan yang tidak hanya berbicara soal visi besar, tetapi yang gigih berjuang demi kesejahteraan, keadilan, dan kemerdekaan seluruh rakyat. Semangat Bung Tomo adalah energi yang harus terus menggelora, menuntun kita untuk menuntut hadirnya pemimpin sejati, yaitu pemimpin yang berjuang untuk rakyat, bukan untuk ambisi pribadi atau kelompok.

Sebagai rakyat, kita bukan sekadar penonton dalam panggung politik. Kita harus aktif,  harus mengawasi, mengkritisi, dan menuntut pemimpin yang berani bertindak demi kepentingan bersama, bukan demi mempertahankan status quo yang hanya menguntungkan segelintir pihak.  Saatnya kita berani bertanya, berani menuntut, dan berani berdiri untuk apa yang benar, tanpa terpengaruh arus manipulasi di media sosial.

Sebagai warga negara, kita harus menuntut pemimpin yang siap melakukan perubahan nyata. Pemimpin yang tak sekadar pandai berbicara di depan kamera, tetapi yang berani mengambil langkah konkret demi perbaikan nasib rakyat. Pemimpin yang tahu bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan hak yang harus dipertahankan dengan segala cara.

 Jika kita mendambakan Indonesia yang lebih baik, jika kita menginginkan kemerdekaan yang sejati, maka kita harus memilih pemimpin yang siap mengorbankan segalanya demi rakyat. Seperti Bung Tomo, pemimpin sejati adalah yang tak gentar berjuang bersama rakyat, yang tak takut melawan ketidakadilan, yang paham bahwa kemerdekaan kita belum sepenuhnya terwujud.

Peringatan 10 November harus menjadi momentum bagi kita untuk merenungkan dan bertanya, apakah pemimpin kita benar-benar mengabdi pada rakyat atau hanya memperjuangkan kekuasaan semata? Jangan biarkan kita terus terjebak dalam permainan manipulasi politik yang hanya menguntungkan segelintir elit, sementara rakyat semakin terpinggirkan. Selamat Hari Pahlawan. Merdeka!! [T]

Sudut Pandang Pahlawan: Adakah Hal yang Tidak Biasa?
Pahlawan Hari ini: Menjadi Relawan untuk Kedaulatan Bangsa
Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi
Tags: Bung TomoHari Pahlawanpahlawan
Previous Post

“Spektrum of Hope”, Harapan akan Munculnya Kolaborasi Lintas Institusi

Next Post

Belajar Vokasi ke Universitas Indonesia : Mewujudkan Cita-Cita Pahlawan

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Belajar Vokasi ke Universitas Indonesia : Mewujudkan Cita-Cita Pahlawan

Belajar Vokasi ke Universitas Indonesia : Mewujudkan Cita-Cita Pahlawan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co