9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jejak di Lorong Seniman: Sebuah Memoar tentang Bahar Malaka

Didin TulusbyDidin Tulus
October 20, 2024
inKhas
Jejak di Lorong Seniman: Sebuah Memoar tentang Bahar Malaka

Bahar Malaka dan Didin Tulus | Foto: Jumari

DI sebuah lorong sempit yang disebut Gang Bajat, di Cimahi, Jawa Barat, seorang lelaki berambut gimbal berjalan santai menuju jalan raya. Langkahnya mantap, meskipun terlihat seolah tak terburu-buru. Lelaki, kemudian, aku tahu adalah Bahar Malaka.

Aku mengamati dari kejauhan, membiarkan pikiranku melayang pada pertemuan yang akan segera terjadi. Aku sudah membuat janji dengan seorang wartawan dari media online untuk bertemu di rumah Bahar Malaka. atau yang akrab disapa Kang Bahar, seorang seniman eksentrik yang namanya mulai terdengar di kalangan seni rupa. Meski begitu, aku belum terlalu mengenal sosok ini secara pribadi.

Pertama kali mendengar tentang Bahar Malaka, aku sedang membaca sebuah artikel di Pratama Media News. Penulisnya, Pak Jumari, dengan tulisannya yang khas, berhasil memaparkan gambaran umum tentang Bahar.

Namun, selain tulisan tersebut, aku belum banyak tahu tentang pria berambut gimbal ini. Ketidaktahuanku mungkin wajar, karena seperti pepatah, “moal bogoh lamun teu wanoh” — tak kenal maka tak sayang. Dan bagiku, Bahar masih asing.

Dan, aku kemudian mengenalnya. Setelah sempat melihat dari kejauhan di Gang Bajat, aku kemudian bertemu secara dekat di rumahnya, di Gang Bajat itu.  

Hari itu, cuaca di Cimahi terasa sejuk, tipikal sore yang ideal untuk pertemuan yang dijanjikan. Kami berkumpul di sebuah ruang sederhana di rumah Kang Bahar, yang juga berfungsi sebagai studio seni kecil.

Ada suasana yang berbeda di sini—bukan hanya karena kehadiran sang seniman, tetapi juga energi yang mengalir dari percakapan kami.

Kang Bahar tidak datang dengan kesan besar atau mewah. Ia menyapa dengan cara yang sederhana, namun penuh kesopanan. Dari raut wajahnya, tersirat kehangatan yang membuat pertemuan menjadi nyaman. Pria berambut gimbal itu berbicara dengan tutur yang santun, hampir menyerupai mayoritas masyarakat Sunda yang terkenal ramah dan tenang dalam bertutur sapa.

Kami berbincang, mulai dari hal-hal sederhana hingga akhirnya menuju topik yang lebih berat: seni rupa. Meskipun pembicaraan tentang seni tidak begitu dalam—terutama karena aku dan sang wartawan masih merasa canggung di hadapan seorang seniman besar—ada sesuatu yang menarik dari cara Bahar menjelaskan.

Bukan hanya kata-katanya, tapi bagaimana ia memperlakukan seni dengan penuh cinta dan ketulusan, seperti melihat cerminan dari seluruh kehidupannya yang terjalin erat dengan seni.

Aku ingat satu momen ketika Bahar berbicara tentang pengalamannya. “Seni itu lebih dari sekadar gambar atau patung,” katanya pelan.

“Itu tentang bagaimana kita memahami dunia, bagaimana kita mengekspresikan diri tanpa batasan,” katanya lagi.

Matanya bersinar saat mengucapkan kalimat itu, seperti seseorang yang benar-benar hidup di dalam dunianya sendiri, namun juga sangat terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.

Sosok Bahar Malaka seolah mewakili kompleksitas dari seorang seniman yang tak terikat pada aturan. Rambut gimbalnya yang liar dan tak tertata adalah cerminan dari kebebasan yang ia cari dan junjung tinggi dalam hidupnya. Bagi Bahar, seni bukan hanya sebuah karya yang dinikmati dengan mata, melainkan sebuah proses yang perlu dirasakan, dipahami, dan dihidupi.

Pada saat pertemuan itu berlangsung, aku belum sepenuhnya memahami kedalaman pemikiran Bahar. Bagi seseorang yang belum terbiasa dengan dunia seni rupa, obrolan kami terdengar ringan dan biasa saja.

Namun, setelah beberapa saat berlalu, aku mulai merenungkan kata-katanya. Ada kejujuran dan keikhlasan dalam setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, seolah-olah seni adalah jalan hidup yang telah ia pilih tanpa penyesalan sedikit pun.

Bersama kami, juga hadir Pak Jumari, penulis artikel yang pernah membuatku mengenal Bahar untuk pertama kalinya. Keduanya, Bahar dan Jumari, berbagi cerita tentang masa lalu, pengalaman seni, dan visi mereka untuk masa depan.

Ada ikatan yang dalam antara keduanya, sebuah persahabatan yang terbentuk melalui penghargaan dan cinta yang sama terhadap seni. Dalam percakapan mereka, tersirat kebanggaan terhadap Kota Cimahi yang melahirkan banyak seniman besar, salah satunya Bahar Malaka.

Saat pertemuan hampir berakhir, kami berfoto bersama sebagai tanda kenang-kenangan. Tidak ada yang spesial dalam sesi foto tersebut—hanya sebuah momen biasa yang mungkin akan terlupakan oleh sebagian orang. Namun bagiku, itu adalah simbol dari pertemuan singkat yang membuka mataku akan makna seni dan bagaimana seorang seniman hidup di dalamnya.

Aku tersenyum, menyadari bahwa pertemuan ini, meski sederhana, telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam ingatanku.

Sore itu, sosok Bahar Malaka mungkin akan segera buyar dari pikiranku saat aku kembali ke kehidupan sehari-hari. Namun, ada sesuatu yang berubah setelah pertemuan itu—cara pandangku terhadap seni dan para pelakunya, yang kini tidak lagi terasa asing atau jauh.

Bahar telah memperlihatkan padaku bahwa seni adalah bagian dari hidup yang penuh kejujuran, dan setiap orang yang terlibat di dalamnya memiliki cerita unik yang layak untuk didengar.

Saat melangkah keluar dari rumah Kang Bahar, aku merasa ada bagian dari dirinya yang tertinggal bersamaku—sebuah pelajaran berharga tentang ketulusan, kebebasan, dan bagaimana seni dapat menjadi jendela untuk memahami dunia. [T]

Harakat Warna Hardiman
Hardiman; Sekali Lagi, Jalak Bali
“Jalak Bali, Kembali Pada Puisi” | Dari Pameran Tunggal Perupa Hardiman
Homo Ludens di Atas Sarkofagus
Tags: Seni Rupa
Previous Post

OSIS SMAN 2 Kuta dan SMAN 2 Kuta Selatan, Dari Diklatpim ke Wisata Spiritual

Next Post

Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Didin Tulus

Didin Tulus

Pembaca karya Ajip Rosidi. Koleksi karya Ajip sudah 150 judul belum termasuk tulisan pengantar buku yang ditulis oleh Ajip. Penulis juga aktif mengelola perpustakaan Rumah Baca Ajip Rosidi.

Next Post
Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co