3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jejak di Lorong Seniman: Sebuah Memoar tentang Bahar Malaka

Didin TulusbyDidin Tulus
October 20, 2024
inKhas
Jejak di Lorong Seniman: Sebuah Memoar tentang Bahar Malaka

Bahar Malaka dan Didin Tulus | Foto: Jumari

DI sebuah lorong sempit yang disebut Gang Bajat, di Cimahi, Jawa Barat, seorang lelaki berambut gimbal berjalan santai menuju jalan raya. Langkahnya mantap, meskipun terlihat seolah tak terburu-buru. Lelaki, kemudian, aku tahu adalah Bahar Malaka.

Aku mengamati dari kejauhan, membiarkan pikiranku melayang pada pertemuan yang akan segera terjadi. Aku sudah membuat janji dengan seorang wartawan dari media online untuk bertemu di rumah Bahar Malaka. atau yang akrab disapa Kang Bahar, seorang seniman eksentrik yang namanya mulai terdengar di kalangan seni rupa. Meski begitu, aku belum terlalu mengenal sosok ini secara pribadi.

Pertama kali mendengar tentang Bahar Malaka, aku sedang membaca sebuah artikel di Pratama Media News. Penulisnya, Pak Jumari, dengan tulisannya yang khas, berhasil memaparkan gambaran umum tentang Bahar.

Namun, selain tulisan tersebut, aku belum banyak tahu tentang pria berambut gimbal ini. Ketidaktahuanku mungkin wajar, karena seperti pepatah, “moal bogoh lamun teu wanoh” — tak kenal maka tak sayang. Dan bagiku, Bahar masih asing.

Dan, aku kemudian mengenalnya. Setelah sempat melihat dari kejauhan di Gang Bajat, aku kemudian bertemu secara dekat di rumahnya, di Gang Bajat itu.  

Hari itu, cuaca di Cimahi terasa sejuk, tipikal sore yang ideal untuk pertemuan yang dijanjikan. Kami berkumpul di sebuah ruang sederhana di rumah Kang Bahar, yang juga berfungsi sebagai studio seni kecil.

Ada suasana yang berbeda di sini—bukan hanya karena kehadiran sang seniman, tetapi juga energi yang mengalir dari percakapan kami.

Kang Bahar tidak datang dengan kesan besar atau mewah. Ia menyapa dengan cara yang sederhana, namun penuh kesopanan. Dari raut wajahnya, tersirat kehangatan yang membuat pertemuan menjadi nyaman. Pria berambut gimbal itu berbicara dengan tutur yang santun, hampir menyerupai mayoritas masyarakat Sunda yang terkenal ramah dan tenang dalam bertutur sapa.

Kami berbincang, mulai dari hal-hal sederhana hingga akhirnya menuju topik yang lebih berat: seni rupa. Meskipun pembicaraan tentang seni tidak begitu dalam—terutama karena aku dan sang wartawan masih merasa canggung di hadapan seorang seniman besar—ada sesuatu yang menarik dari cara Bahar menjelaskan.

Bukan hanya kata-katanya, tapi bagaimana ia memperlakukan seni dengan penuh cinta dan ketulusan, seperti melihat cerminan dari seluruh kehidupannya yang terjalin erat dengan seni.

Aku ingat satu momen ketika Bahar berbicara tentang pengalamannya. “Seni itu lebih dari sekadar gambar atau patung,” katanya pelan.

“Itu tentang bagaimana kita memahami dunia, bagaimana kita mengekspresikan diri tanpa batasan,” katanya lagi.

Matanya bersinar saat mengucapkan kalimat itu, seperti seseorang yang benar-benar hidup di dalam dunianya sendiri, namun juga sangat terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.

Sosok Bahar Malaka seolah mewakili kompleksitas dari seorang seniman yang tak terikat pada aturan. Rambut gimbalnya yang liar dan tak tertata adalah cerminan dari kebebasan yang ia cari dan junjung tinggi dalam hidupnya. Bagi Bahar, seni bukan hanya sebuah karya yang dinikmati dengan mata, melainkan sebuah proses yang perlu dirasakan, dipahami, dan dihidupi.

Pada saat pertemuan itu berlangsung, aku belum sepenuhnya memahami kedalaman pemikiran Bahar. Bagi seseorang yang belum terbiasa dengan dunia seni rupa, obrolan kami terdengar ringan dan biasa saja.

Namun, setelah beberapa saat berlalu, aku mulai merenungkan kata-katanya. Ada kejujuran dan keikhlasan dalam setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, seolah-olah seni adalah jalan hidup yang telah ia pilih tanpa penyesalan sedikit pun.

Bersama kami, juga hadir Pak Jumari, penulis artikel yang pernah membuatku mengenal Bahar untuk pertama kalinya. Keduanya, Bahar dan Jumari, berbagi cerita tentang masa lalu, pengalaman seni, dan visi mereka untuk masa depan.

Ada ikatan yang dalam antara keduanya, sebuah persahabatan yang terbentuk melalui penghargaan dan cinta yang sama terhadap seni. Dalam percakapan mereka, tersirat kebanggaan terhadap Kota Cimahi yang melahirkan banyak seniman besar, salah satunya Bahar Malaka.

Saat pertemuan hampir berakhir, kami berfoto bersama sebagai tanda kenang-kenangan. Tidak ada yang spesial dalam sesi foto tersebut—hanya sebuah momen biasa yang mungkin akan terlupakan oleh sebagian orang. Namun bagiku, itu adalah simbol dari pertemuan singkat yang membuka mataku akan makna seni dan bagaimana seorang seniman hidup di dalamnya.

Aku tersenyum, menyadari bahwa pertemuan ini, meski sederhana, telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam ingatanku.

Sore itu, sosok Bahar Malaka mungkin akan segera buyar dari pikiranku saat aku kembali ke kehidupan sehari-hari. Namun, ada sesuatu yang berubah setelah pertemuan itu—cara pandangku terhadap seni dan para pelakunya, yang kini tidak lagi terasa asing atau jauh.

Bahar telah memperlihatkan padaku bahwa seni adalah bagian dari hidup yang penuh kejujuran, dan setiap orang yang terlibat di dalamnya memiliki cerita unik yang layak untuk didengar.

Saat melangkah keluar dari rumah Kang Bahar, aku merasa ada bagian dari dirinya yang tertinggal bersamaku—sebuah pelajaran berharga tentang ketulusan, kebebasan, dan bagaimana seni dapat menjadi jendela untuk memahami dunia. [T]

Harakat Warna Hardiman
Hardiman; Sekali Lagi, Jalak Bali
“Jalak Bali, Kembali Pada Puisi” | Dari Pameran Tunggal Perupa Hardiman
Homo Ludens di Atas Sarkofagus
Tags: Seni Rupa
Previous Post

OSIS SMAN 2 Kuta dan SMAN 2 Kuta Selatan, Dari Diklatpim ke Wisata Spiritual

Next Post

Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Didin Tulus

Didin Tulus

Pembaca karya Ajip Rosidi. Koleksi karya Ajip sudah 150 judul belum termasuk tulisan pengantar buku yang ditulis oleh Ajip. Penulis juga aktif mengelola perpustakaan Rumah Baca Ajip Rosidi.

Next Post
Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Puncak Tajun Cup V: Trofi Juara Dibawa ke Panggung-Sembiran, Motor Diboyong ke Pamesan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co