BALAI Bahasa Provinsi Balimenggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) selama 3 hari di Hotel Prime Plaza Sanur (10-12 Oktober 2024). Serangkaian FTBI digelar aneka lomba antar pelajar (SD, SMP, dan SMA/SMK) se-Bali. Lomba dilaksanakan berkaitan dengan upaya memuliakan Bahasa Ibu, dengan materi masatua Bali, menulis cerpen berbahasa Bali, menulis puisi berbahasa Bali, membaca puisi berbahasa Bali, nyurat lontar. Selain itu, juga ada pemberian penghargaan pengguna Bahasa Indonesia terbaik 2024 kepada Lembaga Pendidikan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan DTW se-Bali.
Puncak acara dihadiri pejabat penting Kemendikbud yaitu Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Pusat Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum. Turut pula hadir Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra dan tuan rumah Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Valentina Lovina Tanate, M.Hum. Selaku tuan rumah, Valentina memaparkan FTBI adalah implementasi dari Episode 17 Merdeka Belajar yang telah dilaksanakan untuk kali ketiga, sejak 2022. Sesuai dengan namanya, kegiatan FTBI dilaksanakan dengan penuh kegembiraan di tempat yang representatif, melibatkan pelajar seluruh Bali.
Penghargaan untuk Lembaga Pengguna Bahasa Terbaik | Foto: Dok. Nyoman Tingkat
Valentina mengatakan, kegiatan ini dirancang berjenjang dan berkelanjutan dengan puncaknya pada Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari 2025 dilaksanakan di Jakarta. “Juara 1 masing-masin cabang lomba akan diundang dalam FTBI Tingkat Nasional. Khusus untuk juara 1 menulis cerpen berbahasa Bali akan diadakan kemah cerpen pada Desember 2024,’’ kata Valentina.
Diharapkan ke depan FTBI tetap bisa diselenggarakan walaupun kepemimpinan nasional berubah, sebab tugas memuliakan Bahasa Ibu menjadi tanggung jawab bersama, terutama bagi penggunanya agar tidak sampai punah.
Balai Bahasa Provinsi Bali tidak hanya menggelar lomba selama 3 hari tetapi juga memberikan penghargaan kepada Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbaik kepada Lembaga Pendidikan Menengah, Organisasi Perangkat Daerah dan Destinasi Tujuan Wisata (DTW). Penilaian dilakukan secara berkelanjutan sejak 2022 – 2024. Penghargaan Pengguna Bahasa Indonesia terbaik untuk Lembaga Pendidikan diberikan kepada SMA Negeri 2 Kuta dan SMK Negeri 1 Ginayar. Untuk OPD, Penghargaan Pengguna Bahasa Indonesia terbaik diberikan kepada Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karangasem. Selanjutnya, penghargaan Pengguna Bahasa Indonesia terbaik untuk DTW diberikan kepada DTW Tanah Lot. Lima Lembaga Penerima Penghargaan Bahasa Indonesia Terbaik itu, terpilih dari 45 lembaga yang dinilai dalam 3 tahun terakhir.
Pemerintah Provinsi Bali mendukung penyelenggaraan FTBI yang digagas oleh Balai Bahasa Provinsi Bali. Dukungan itu dikuatkan dengan regulasi melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Peraturan Gubernur Bali 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Pemda Bali telah memuliakan Bahasa Bali, Aksara, dan Sastra Bali melalui kegiatan Bulan Bahasa Bali setiap Februai sejak 2019, yang telah memasuki tahun ke-6.
Penulis (Nyoman Tingkat) swafoto dalam acara FTBI | Foto: Dok. Nyoman Tingkat
Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan Bulan Bahasa Bali yang telah berlangsung setiap tahun mampu membangkitkan kegairahan berbahasa Bali melalui aneka lomba dari jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu, kegairahan itu juga tampak dari kewajiban setiap Desa Adat menyelenggarakan aneka lomba terkait penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Sepanjang Bulan Februari setiap tahun di masing-masing Desa Adat terasa bagai Festival Bahasa Bali. Anak-anak, Remaja, Sekaa Teruna, Ibu-Ibu Paiketan Krama Istri (PAKIS) juga ikut berpartisipasi. Pokoknya, Desa Adat di Bali menyala sepanjang Februari setiap tahun. Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali berbinar.
Sekda Dewa Made Indra mengingatkan semua elemen masyarakat Bali agar setia menggunakan Bahasa, Akasara, dan Sastra Bali sebagai mahkota kebudayaan Bali agar tidak sampai luntur. “Jika sampai luntur, Bali akan ditinggal sebagai destinasi Pariwisata. Jika sampai ditinggal, tidak ada harapan bagi masa depan Bali karena kekuatan Bali adalah budayanya yang adiluhung. Budaya yang adiluhung itu dimuliakan melalui Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali sebagai mediumnya,” kata Dewa Made Indra seraya mengapresiasi program Balai Bahasa Bali bersinergi dengan Program Pemda Bali.
Lahirnya para juara melalui FTBI bukanlah tujuan akhir dari upaya memuliakan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Tujuan akhirnya adalah eksistensi Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali makin digandungi, penggunaannya makin meluas, generasi muda kasmaran menggunakannya melalui berbagai ekspresi, misalnya melalui lagu Pop Bali. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan terhadap lunturnya penggunanya Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, lebih-lebih dengan makin majunya pariwisata kesadaran krama Bali menggunakannya makin tumbuh dan berkembang. Bahkan sejumlah bule tertarik mempelajarinya. Ini perlu disyukuri bahwa Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali makin tumbuh di hati dunia.
Salah satu juara dalam FTBI 2024 | Foto: Dok. Nyoman Tingkat
Oleh karena itu, ajakan Ngurah Jupa dari Banjar Tainsiat, Denpasar melalui puisi berjudul, “Bali” patut diteladani. Puisi ini terdiri atas 6 bait, pada bait ketiga, ia mengajak : “… ngiring mangkin sikiang ragane/njegdjegang warisan leluhur sami/mabalik sumpah ring manah soang-soang/anggen sandjata dahating sakti/patjang warisin oka-putune ungkuran/seni budaya kasutjian leluhur wantah katuju…”.
Puisi tersebut ditetapkan sebagai pemenang pertama lomba menulis puisi berbahasa Bali (1968) oleh Direktorat Bahasa dan Kesusastraan Cabang Singaraja, sebagaimana ditulis oleh Suripan Sadi Utomo di Majalah Bahasa dan Sastra Tahun I Nomor 6 1976. Begitulah Bahasa Bali dimuliakan melalui kompetisi. Pada akhirnya, bila FTBI terus digalakkan oleh pemerintah selain membuat Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali makin menyala, generasi muda Bali pun makin terbina dan tertantang tampil terbaik untuk menjadi juara dengan aplaus semangat dari para pejabat dan viral di media sosial. Salam Literasi Budaya Bali, ngiring ajegang Bahasa, Aksara, lan Sastra Bali. [T]