BARU-BARU ini, pemuda-pemudi Buleleng seperti panen prestasi dari berbagai bidang. Di bidang olahraga, misalnya, atlet-atlet Buleleng yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 berhasil menggondol emas untuk Provinsi Bali. Di antaranya, sebagai contoh, yakni cabang olahraga tenis meja dan atletik.
Untuk cabor tenis meja ganda campuran bahkan mampu mencatatkan sejarah baru selama gelaran PON. Pasalnya, sejak digelar tahun 1948, cabor tenis meja Bali tak pernah mendapat satu emas pun. Tapi, tahun ini, berkat kedua atlet dari Buleleng, Komang Sugita dan Made Sisca Pratiwi, tenis meja Bali akhirnya mendapat emas pertama selama 76 tahun mengikuti turnamen.
Tak hanya Sugita dan Sisca, medali emas juga dipersembahkan Ni Ketut Cita, permata tersembunyi Satpol PP Buleleng, dari cabang atletik. Sugita, Sisca, dan Cita, tentu hanya sedikit nama yang disebutkan. Masih banyak nama di bidang olahraga yang mengharumkan nama Buleleng di kancah regional maupun nasional. Pencapaian para atlet tersebut tentu tidak terlepas dari investasi di bidang olahraga yang dilakukan oleh Pemerintah Buleleng──dalam hal ini Disdikpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buleleng.
“Ini PON pertama bagi kami berdua. Dan ini juga emas pertama untuk tenis meja Bali setelah 76 tahun tak pernah dapat,” ujar Sisca dan Sugita, atlet ganda campuran tenis meja asal Buleleng itu.
Anak Agung Ngurah Panji Dharma Putra | Foto: Diskominfosanti Buleleng
Prestasi pemuda Buleleng tidak hanya datang dari dunia olahraga saja. Beberapa hari yang lalu, kabar baik juga datang dari dunia kesenian. Di Jakarta, seorang pemuda Buleleng berhasil mendapat juara 2 Pemuda Pelopor Nasional 2024──program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).
Namanya Kadek Angga Wahyu Pradana. Ia layak mendapat penghargaan tersebut sebab perannya dalam melestarikan seni dan budaya, khususnya dalam mempelopori revitalisasi tabuh Lelonggoran, kesenian khas Buleleng.
“Menghidupkan kembali gending Lelonggoran adalah langkah penting untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan warisan tradisi ini. Revitalisasi ini disajikan dengan cara yang segar, tanpa menghilangkan esensi tradisinya,” terang Wahyu Pradana, sebagaimana dikutip banyak media massa di Buleleng.
Di bidang modeling, tata busana, dan kecantikan, gadis remaja asal Buleleng tercatat sebagai finalis Miss Tionghoa Indonesia 2024 dalam katagori remaja setelah menyisihkan sejumlah peserta dan menyandang gelar Miss Tionghoa Bali 2024. Ialah Monalitha Artha, gadis keturunan Tionghoa yang menguasi bahasa Mandarin, modeling, public speaking, serta giat budaya Tionghoa tersebut.
Jauh sebelum itu, nama Anak Agung Ngurah Panji Dharma Putra juga menjadi perbincangan. Pemuda asal Buleleng itu berhasil terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional di upacara peringatan HUT RI ke-79 yang dilaksanakan di Nusantara, Kalimantan Timur, bulan Agustus yang lalu. Pada kesempatan itu, Anak Agung Panji mendapatkan kehormatan untuk bergabung dalam Tim 17, yang bertugas menurunkan bendera pada upacara kenegaraan di Nusantara.
Ni Ketut Cita | Foto: Dok. tatkala.co
Lalu, di bidang pertanian, Buleleng memiliki sosok Putu Winda Eristyana, mahasiswi Universitas Udayana asal Desa Pancasari, Buleleng, yang dinobatkan sebagai Young Ambassador Agriculture 2023 Tingkat Nasional──dalam program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) yang diselenggarakan Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD).
Sampai di sini, nama-nama yang telah disebutkan di atas tentu saja hanya sedikit nama──hanya sebagai contoh──yang telah menorehkan prestasi dan mengharumkan nama Kabupaten Buleleng. Di luar itu, masih banyak nama berprestasi di berbagai bidang lainnya yang tak dapat disebutkan satu per satu.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Buleleng, Made Astika secara tegas menyatakan berkomitmen membangun dunia pendidikan, olahraga, dan kepemudaan secara merata di Kabupaten Buleleng. Demikian terungkap dalam Pembukaan Rakordikpora Penyusunan Rencana Kerja Disdikpora Buleleng Tahun 2025 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja bulan lalu.
Investasi Masa Depan
Salah satu indikator atau ukuran keberhasilan pembangunan daerah adalah peningkatan kualitas sumber daya manusianya, lebih-lebih itu terjadi di tingkat usia muda. Sebab, pemuda yang berkualitas, tentu saja, langsung atau tidak, dapat menentukan masa depan daerah tersebut. Untuk ini, sepertinya Kabupaten Buleleng patut banga dengan beberapa pemuda yang menorehkan prestasi──dan mengharumkan nama Buleleng──dalam segala bidang.
Komang Sugita (Odon) dan Made Sisca Pratiwi | Foto: Dok. tatkala.co
Pembangunan pemuda menjadi semacam program wajib di setiap daerah. Sebab ini bukan saja tentang hari ini (jangka pendek), tapi juga investasi jangan panjang. Pembangunan pemuda di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, selain dilakukan melalui berbagai kegiatan kepemudaan, seperti yang diorganisir oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora), pula dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan maupun badan-badan yang berkaitan dengan hal tersebut. Keterhubungan antarlembaga ini tentu dapat membantu memperlancar pembangunan di bidang kepemudaan.
Dalam investasi masa depan pembangunan pemuda, Pemerintah Buleleng harus memastikan kaum muda tidak hanya menjadi target sasaran pembangunan, tetapi menjadi agen perubahan yang bisa mendorong berbagai inovasi dalam pembangunan.
Pada 2024, berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas penduduk Kabupaten Buleleng didominasi oleh usia produktif (rentang 15-59 tahun) yang jumlahnya mencapai 532,59 ribu atau 64,46% dari total populasi. Sedangkan usia anak-anak (umur 0-14 tahun) serta usia lanjut yang berumur lebih dari 60 tahun masing-masing sebesar 22,27% dan 13,26%.
Untuk itulah, PJ Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengajak pemuda untuk proaktif dalam pembangunan daerah. Lihadnyana menjelaskan bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan peluang bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan masa depan Indonesia.
“Inklusifitas dalam ekosistem kolaborasi lintas-generasi telah membangun optimisme kolektif, bahwa sekarang pemuda-pemudi mendapatkan tempat terhormat di dalam pembangunan nasional,” ujarnya.
Kadek Angga Wahyu Pradana | Foto: Dok pribadi
Ia menggarisbawahi, saat ini Indonesia sedang berjuang untuk menyelesaikan sejumlah persoalan, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, narkoba, pornografi, hoaks, ujaran kebencian, dan masalah-masalah bangsa lainnya. Karena itu, dia menegaskan bahwa tantangan-tantangan ini tidak boleh menghentikan semangat pemuda untuk terus berjuang menuju Indonesia maju, serta menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
“Perkembangan teknologi terkini dan arus informasi yang semakin cepat membuat kesenjangan penguasaan terhadap teknologi dan informasi antargenerasi. Demikian halnya dengan tatanan sosio-kultural, politik, dan bahkan bisnis yang dikontestasi,” tegas Lihadnyana.[T]
Reporter/Penulis: Jaswanto
Editor: Adnyana Ole
Catatan: Artikel ini ditulis dan disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Kabupaten Buleleng.