1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menelusuri Jejak Pembahasan Pertanian dalam Sastra Dulu dan Kini

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
August 27, 2024
inKhas
Menelusuri Jejak Pembahasan Pertanian dalam Sastra Dulu dan Kini

Andre Syahreza (narasumber), Made Sujaya (narasumber), dan Iin Valentine (moderator) dalam diskusi “Energi Ibu Pertiwi, Teks Dulu dan Kini” Singaraja Literary Festival 2024 | Foto: SLF/Amri

DI Bali, pembahasan pertanian pada teks dulu dan sekarang, dalam hal ini sastra, masih sangat seksi untuk dibahas walaupun setiap era memiliki fokusnya masing-masing. Misalnya, pada zaman di mana Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) masih hidup pada tahun 1960-an, meletakkan petani dan tuan tanah (Kapitalisme) menjadi satu pembahasan yang kuat dalam segi konten perjuangan—humanisme.

Tetapi pada era 1990-an, tema yang sama masih banyak dibahas di Bali, seperti yang dikatakan oleh Made Sujaya pada panel diskusi bertajuk “Energi Ibu Pertiwi, Teks Dulu dan Kini” dalam gelaran Singaraja Literary Festival 2024 di Sasana Budaya, Jumat, 23 Agustus 2024.

“Sajak-sajak penyair Bali didominasi oleh suara keresahan mengenai ludesnya tanah-tanah di Bali, terutama oleh masifnya perkembangan industri pariwisata,” kata Sujaya.

Lebih lanjut, selaku pembicara dalam acara itu, Sujaya menarik terlebih dulu diskusi tersebut pada sejarah Indonesia periode tahun 1960-an, di mana sosok dan nasib para petani, katanya, mendapat perhatian lebih serius dari sastrawan di tahun itu—khususnya pada sastrawan yang terhimpun dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).

Suasana panel diskusi “Energi Ibu Pertiwi, Teks Dulu dan Kini” Singaraja Literary Festival 2024 | Foto: SLF/Amri

“Dipengaruhi oleh cara pandang realisme sosialis, para pengarang Lekra sangat getol menggambarkan perlawanan kaum tani melawan penindasan, terutama menghadapi tuan tanah,” kata dosen yang mengajar di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia itu saat memaparkan materinya.

Selain itu, perhatian Lekra pada keberadaan perempuan tani juga sangat intens. Para perempuan petani ini tidak saja digambarkan dengan penuh keberanian melawan kekuasaan kaum tuan tanah, namun juga memperjuangkan kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki.

“Salah satu pengarang Lekra dari Bali, Putu Oka Sukanta menulis cerpen berjudul Bibi Kerti yang menggambarkan perjuangan perempuan tani Bali memperoleh tanah,” terangnya.

Dalam cerpen tersebut dapat dirasakan bagaimana wacana si pengarang hendak menggambarkan perjuangan Bali memperoleh tanah. “Melalui cerpen ini, pengarang tak hanya mengusung gagasan soal landrefrorm, namun juga mengkritik budaya patriarki yang begitu kokoh dalam kehidupan masyarakat Bali,” ujar Sujaya.

Sujaya berpendapat, jika sastrawan Bali terbilang memiliki sensitibilitas terhadap kehidupan petani dan dunia pertanian. Sebagaimana ia juga menunjukkan yang lain, seperti Panji Tisna menulis sebuah cerpen berjudul “Menolong Orang Menyiangi Padi”—cerpen yang pernah di muat di majalah Damai (1955) itu telah mencolok sekali jika menceritakan kehidupan petani Bali di desa yang kental dengan tradisi tolong menolongnya.

Lebih lanjut, jika gambaran problematika petani dan dunia pertanian dalam sastra memang tak bisa dilepaskan dari karya sastra dalam konteks zamannya. Jika pada era Lekra, problematika petani dan dunia pertanian dihubungkan dengan industry turisme yang haus lahan. Sehingga melatarbelakangi para sastrawan Bali dalam membuat karya yang memuat isu tentang konflik tanah antara petani dan kapitalis pariwisata.

Andre Syahreza (narasumber), Made Sujaya (narasumber), dan Iin Valentine (moderator) dalam diskusi “Energi Ibu Pertiwi, Teks Dulu dan Kini” Singaraja Literary Festival 2024 | Foto: SLF/Amri

Di Bali, para petani, baik dulu maupun sekarang, barangkali masih tetap sama, belum merdeka secara sosial dan batin. Lihat saja, misalnya, bagaimana villa di bangun di tepi sawah—agar dapat melihat langsung pemandangan indah sekaligus melihat petani bekerja. Secara kapitalistik, petani tereksploitasi—sebagai bahan tontonan para wisatwan di dalam villa atau hotel megah.

Mereka menganggap itu indah, tetapi apakah petani menganggap dirinya indah di tengah dirinya sebagai wisata alam dan profesi? Atau yang lebih ironis, sawah-sawah menjadi villa sebab petani terus dirayu—atau terjebak, atau dijebak.

Melihat fenomena tersebut, Sujaya mengisahkan kembali saat diskusi tentang cerpen “Surga untuk Petani” miliki Gde Aryantha Soethama yang menceritakan tentang memuliakan para petani yang dikaitkan dengan konteks spiritualitas khas Bali di era 1990-an.

Cerpen Gde Aryantha Soethama diadaptasi dari kisah nyata, kata Sujaya. “Yaitu cerita rakyat Bali tentang seorang petani yang tekun akhirnya diterima dengan tangan terbuka oleh penguasa surga.”

Andre Syahreza (narasumber), Made Sujaya (narasumber), dan Iin Valentine (moderator) dalam diskusi “Energi Ibu Pertiwi, Teks Dulu dan Kini” Singaraja Literary Festival 2024 | Foto: SLF/Amri

Walaupun si petani tidak memiliki pengetahuan tentang agama yang kuat seperti halnya seorang pendeta. Seperti halnya Navis, Aryantha Soethama juga mengkritik laku hipokrit orang-orang berjubah agama.

Tokoh petani yang tekun dan suntuk dengan kewajibannya bergelut dengan Ibu Pertiwi digambarkan lebih mulia ketimbang seorang pendeta yang memiliki pengetahuan agama yang luas tetapi minim ketulusan dan kejujurannya.

Artinya gini, konteksnya dengan sekarang, bagaimana isu-isu perihal pertanian, atau tanah sebagai Ibu Pertiwi ini, masih menjadi pembahasan yang laku dalam dunia sastra atau teks, dan bisa menjadi isu krusial sampai saat ini.

Misalnya pada puisi-puisi milik Made Adnyana Ole—penyair yang lahir dari Tabanan itu, juga kerap membuat puisi tentang pertanian atau kehidupan di desa, dan bagaimana para petani hidup di desa. Sangat detail ia menggambarkan melalui sajaknya—dengan sangat sederhana dan padat.

Artinya, di Bali, barangkali pertanian masih menjadi isu sangat seksi dan krusial dalam dunia kesusastraan, tentu di samping kasta jika masih menjadi persoalan.[T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

BACA artikel lain terkait SINGARAJA LITERARY FESTIVAL 2024

Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film
Merayakan Lontar, Sastra, dan Kebudayaan di Singaraja Literary Festival 2024
Siap-siap, 23-25 Agustus, Singaraja Literary Festival 2024 dengan Tema Dharma Pemaculan
Singaraja Literary Festival: Ruang Intelektual Baru dan Jembatan Penghubung Pengetahuan
Tags: pertaniansastraSingaraja Literary FestivalSingaraja Literary Festival 2024
Previous Post

Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film

Next Post

Tribute to Cok Sawitri: Merawat Ingatan, Mengalirkan Pengetahuan

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Tribute to Cok Sawitri: Merawat Ingatan, Mengalirkan Pengetahuan

Tribute to Cok Sawitri: Merawat Ingatan, Mengalirkan Pengetahuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co