BALI memang dikenal dengan julukan Pulau Seribu Pura, tetapi bangunan suci yang ada di Bali tidaklah hanya Pura. Salah satu bangunan suci selain Pura adalah Vihara megah yang terletak di Pupuan, Tabanan. Yaitu Vihara Dharma Giri, yang terletak di Jalan Raya Pupuan-Seririt.
Dari Denpasar, perjalanan menuju Vihara Dharma Giri membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Sebelum sampai di lokasi, mata akan dimanjakan dengan pemandangan persawahan terasering yang lazim ditemukan di daerah pegunungan.
Suasana di Vihara Dharma Giri sangat tenang dan nyaman, sangat sesuai kalau dijadikan tempat untuk meditasi atau menjernihkan pikiran. Oleh karena itu, para pengunjung yang datang tidak diperkenankan membuat keributan agar tidak mengganggu umat Buddha yang beribadah.
Daya tarik dari Vihara Dharma Giri adalah keberadaan Sleeping Buddha atau Patung Buddha Tidur yang mempesona. Patung di Vihara Dharma Giri ini menjadi patung Buddha Tidur terbesar di Bali. Selain itu, kemegahan Patung Sang Buddha juga dilengkapi dengan latar belakang pemandangan gunung Batukaru dan hamparan hutan yang masih alami.
Setelah melewati anak-anak tangga di kanan dan kiri Pilar Asoka, Patung Buddha Tidur terletak di sebelah kiri. Di depan patung terdapat area luas yang biasanya digunakan untuk tempat bermeditasi bagi umat Buddha. Patung Buddha Tidur memiliki panjang sekitar 10 meter dan tingginya mencapai 3 meter. Patung tersebut dibangun sekira tahun 2010.
Tampak Patung Buddha Tidur saat difoto dari sudut kiri | Foto: Dede
Tampak Patung Buddha Tidur saat difoto dari sudut kanan | Foto: Dede
Selain pesona Patung Budda Tidur, penataan Vihara Dharma Giri juga rapi dan asri, sehingga menimbulkan kesan nyaman saat berada di vihara ini.
Romo Liemanuel Kartika yang juga merupakan pengelola Vihara Dharma Giri menyebutkan, pada awalnya tidak ada niat atau konsep untuk menjadikan vihara sebagai objek wisata religi. Sarana dan prasarana tersebut dibangun untuk peribahadan, kegiatan puja, dan meditasi bagi mereka yang ingin mencari ketenangan.
Tetapi karena keindahannya banyak dilirik oleh orang-orang, akhirnya lama-kelamaan Vihara Dharma Giri disebut sebagai objek wisata religi oleh banyak orang.
“Sampai sekarang pun kami menolak jika disebut sebagai objek wisata, semua yang kami bangun untuk bisa praktik dharma melalui meditasi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mereka yang ingin berlatih meditasi,” kata Romo Liemanuel.
Kemudian, Romo Liemanuel juga menambahkan, “Sesungguhnya tidak ada istilah Buddha Tidur, yang ada Reclining Buddha, yaitu posisi meditasi dari 4 cara praktik meditasi.”
Saat memasuki kawasan vihara, pengunjung akan disapa oleh petugas dan akan diarahkan terlebih dahulu sebelum berkeliling. Pengunjung hanya cukup mengisi buku tamu dan membayar tiket masuk sejumlah 10 ribu rupiah.
Bu Kadek, salah satu petugas saat memberi makan burung dara | Foto: Dede
Pengunjung yang datang wajib menggunakan celana panjang atau pakaian yang sopan. Tetapi tidak perlu khawatir, jika terlanjur menggunakan celana pendek, di sini juga disediakan sarung/kamen yang bisa digunakan pengunjung. Aturan lainnya, pengunjung harus melepas alas kaki di beberapa tempat. Termasuk areal Patung Buddha Tidur.
Karena memang dibangun sebagai tempat peribadahan bagi umat Buddha, maka vihara ini memiliki ciri khas bangunan tersendiri. Terdapat bangunan berbentuk stupa, pagoda, balai genta, dan tentunya patung Sang Buddha.
Sebelum naik menuju Patung Buddha Tidur dan Dhammasala, pengunjung akan melihat Pilar Asoka yang megah dan menjulang tinggi. Pada dinding pilar terdapat Prasasti Dekrit Asoka, yang berisi pesan tentang keberagaman, perdamaian, dan sikap toleransi antar umat.
Tampak depan Pilar Asoka | Foto: Dede
Di kawasan Vihara Dharma Giri Pupuan juga terdapat patung Sang Buddha duduk di atas lingkaran badan ular dan bunga teratai, berpayung kobra berkepala tujuh.
Patung Sang Buddha Duduk di atas bunga Teratai | Foto: Dede
Ketika ada upacara keagamaan atau kegiatan tertentu, biasanya Vihara Dharma Giri akan ditutup untuk wisatawan. Upacara yang biasa dilaksakan mulai dari Puja Bhakti, Waisak, dan berbagai hari raya suci umat Buddha lainnya.
Dhammasala (bangunan utama, tempat melakukan puja) Vihara Dharma Giri | Foto: Dede
Wisatawan asing bersama tour guide di dalam Dhammasala | Foto: Dede
Vihara Dharma Giri kini menjadi salah satu destinasi wisata di Pupuan. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga kerap mengunjungi tempat peribahadan umat Buddha tersebut.
Keberadaan Vihara Dharma Giri menjadi salah satu pertanda kuatnya toleransi keberagaman di Indonesia, terutama di Bali. Kita hidup di negeri yang keberagamannya begitu kompleks atau sering disebut sebagai negeri multikultural.
Keunikan inilah yang sebetulnya menjadi daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisatawan mancanegara. Mereka datang ingin menyaksikan keberagaman, kebudayaan, kealamian alam, dan ketenangan yang tidak mudah ditemukan di tempat-tempat lain. [T]
Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain tentang PARIWISATA atau artikel lain dari penulis DEDE PUTRA WIGUNA