— Catatan Harian Sugi Lanus, 4 Agustus 2024
NABI Muhammad dikenal sebagai penerima wahyu yang tercatat dalam Al-Quran, yang menjadi panduan agama Islam. Nabi Muhammad diperkirakan lahir sekitar tahun 570 Masehi dan berpulang 8 Juni 632 M; pendiri agama Islam, pembaharu sosial-politik yang harum namanya.
Maharsi Dirghatama, yang diperkirakan hidup sebelum tahun 2000 Sebelum Masehi, adalah pewaris besar tradisi yang garis ajaran tafakurnya bersanad dari Maharsi Aṅgirā. Dirghatama adalah salah satu dari sekian rsi agung penerima wahyu yang terkumpul dalam kompilasi wahyu pertama, yaitu Rigveda atau Rig Veda (Sanskrit: ऋग्वेद, ṛgveda). Kitab ini sudah tersebar diperkirakan dalam bentuknya yang sekarang sekitar tahun 1900–1200 Sebelum Masehi.
Nabi Muhammad menerima wahyu Surah Al A’raf ayat 180:
“Dan Allah memiliki Asma’ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Maharsi Dirghatama menerima wahyu Rig Veda 1.164.46:
‘Ekaṃ Sadviprā Bahudhā Vadanti’ (एकं सɮͪवĤा बहु धावदिÛत), yang secara harfiah berarti: ‘Tuhan itu satu namun orang-orang bijak/orang-orang bijak membicarakannya dengan berbagai cara’ atau ‘Kebenaran/Realitas hakiki itu satu, orang bijak menyebutnya dengan banyak nama’, atau ‘Segala yang ada itu Satu: orang-orang bijak menyebutnya dengan berbagai nama’.
Apakah pesan mendalam kedua wahyu tersebut bagi kemanusiaan kita? Kedua wahyu tersebut rentang waktu turunnya sekitar 2500 tahun.
Membandingkan berbagai kitab-kitab wahyu adalah membaca kembali hakikat kemanusiaan kita di depan sejarah yang berjalan tidak sebentar. Sejarah manusia dalam “bertuhan” pun akan kita pahami dengan lebih luas dan panjang. Hati jadi terbuka. Minimal lebih lapang dan jembar, syukur-syukur bisa menjadi lebih jernih.
Membandingkan isi Al-Quran dan Rig Veda bukanlah pekerjaan mudah, tetapi setidaknya membukakan hati, bahwa Yang Maha Agung “tidak sekali dua kali turun ke dunia” untuk memberikan petunjuk-Nya. [T]
BACA artikel lain dari penulisSUGI LANUS