4 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menghidupkan dan Merayakan Puisi lewat Musik dalam “Tapssu: Tribute to Jokpin”

Aqilah MumtazabyAqilah Mumtaza
July 27, 2024
inUlas Musik
Menghidupkan dan Merayakan Puisi lewat Musik dalam “Tapssu: Tribute to Jokpin”

Menghidupkan dan Merayakan Puisi lewat Musik dalam “Tapssu: Tribute to Jokpin”

UPAYA alihwahana puisi ke medium seni pertunjukan sudah sangat beragam bentuknya, mulai dari musik, drama, tarian, dan sebagainya. Diusungnya puisi pada panggung pertunjukan barangkali juga merupakan sebuah selebrasi atau perayaan terhadap karya yang telah diciptakan oleh seorang penyair.

Dari banyaknya pilihan, musik menjadi bentuk yang paling familiar dan paling mudah ditangkap oleh khalayak umum. Melalui nada-nada yang silang sengkarut menjadi melodi dan harmoni, puisi yang berupa kumpulan kata tak bersuara tersebut dihidupkan untuk memenuhi esensi keberadaannya, yakni menyampaikan sebuah pesan.

Gambar 1. Para penampil dalam Tapssu: Tribute to Jokpin

Panggung Tapssu: Tribute to Jokpin yang diadakan pada 21 Juli 2024 di Sekretariat Jejak Imaji, Yogyakarta, menjadi momentum untuk menghidupkan spirit seorang sastrawan yang telah berpulang pada 27 April lalu, yakni Joko Pinurbo.

Meski raganya sudah tiada, karya-karya Jokpin masih selalu hidup dengan terus dan selalu dibacakan dalam berbagai medium. Tak hanya menghidupkan, para penampil dan penonton yang hadir juga merayakan karya beliau dengan suasana hangat pada malam itu, bahwa Jokpin akan dikenal sebagai pembawa pelipur lara dalam karya-karyanya. Terlebih lagi, acara itu diadakan dan menjadi bagian dari rangkaian perayaan kesepuluh tahun kelompok belajar sastra Jejak Imaji dengan tajuk Langgeng: Perayaan 1 Dekade Jejak Imaji.

Tapssu sendiri merupakan sebuah program musik terbitan media alternatif Hiruk Pikuk yang selalu berusaha mengeksplorasi pembawaan puisi melalui musik oleh sejumlah musisi ataupun kelompok musik dengan berbagai karakter dan warna musik.

Tapssu: Tribute to Jokpin merupakan edisi ketiga dari penyelenggaraan program tersebut, setelah sebelumnya sukses dengan edisi yang pertama dan kedua. Tahun ini, Hiruk Pikuk berkolaborasi dengan Jejak Imaji dalam penyelenggaraannya dengan mengundang tiga kelompok musik, yaitu Musik Kemarin Siang, Vero BK & Tumbleboys, dan More on Mumbles.

Alunan musik folk, balada, bercampur dengan instrumen etnik yang dibawakan Musik Kemarin Siang menyapa telinga penonton. Pembentukan grup musik duo pada tahun 2020 yang digawangi oleh Farid dan Nata tersebut dapat dibilang unik dan dadakan.

“Besok pentas, siang hari sebelumnya bikin lagu, makanya diberi nama, Musik Kemarin Siang,” kata Nata.

Mereka membawakan sejumlah repertoar, di antaranya “Juni”, “Terjang”, “Lagu Bersyukur”, “Lauke Bekesah” (kalau tak salah dengar), serta musikalisasi dari puisi Jokpin berjudul “Pulang Malam”. Lagu-lagu tersebut dibawakan oleh Farid dengan genjrengan gitarnya dan Nata oleh instrumen etnisnya, seperti sampe dan seruling, beserta vokal dari keduanya yang memiliki ketinggian suara sedang.

Gambar 2. Musik Kemarin Siang | Dok. Jejak Imaji

Puisi “Pulang Malam” karya Joko Pinurbo yang memiliki lirik suram dibawakan dengan tempo lambat ber-ritme 4/4. Suasana yang dihadirkan dari warna musik folk, balada akustik tersebut sedikit mengingatkan  pada lagu-lagu aktivisme karya Fajar Merah. Elemen musik yang dibawakan cenderung lembut, tetapi membawa pesan yang kuat untuk direnungkan.

Melalui lirik “Di atas puing-puing mimpi dan reruntuhan waktu// tubuh kami hangus dan membangkai// dan api siap melumatnya menjadi asap dan abu” menggambarkan tentang ketidakkekalan dan kesementaraan. Begitu pula lirik “kami sepasang mayat// ingin kekal berpelukan dan tidur damai// dalam dekapan ranjang” terasa begitu magis dan membuat bulukuduk meremang.

Genjrengan gitar pun berkelindan dengan petikan sampe, membuat suatu warna musik yang kaya dan saling melengkapi antara musik folk, balada, dan irama etnis Kalimantan.

Setelah ditimang oleh musik yang menenangkan dari Musik Kemarin Siang, penampil kedua pun masuk dan mengubah suasana panggung. Penonton yang tadinya menikmati sajian musik sambil duduk santai, diajak untuk berdiri dan berjingkrak ria oleh Vero BK & Tumbleboys dengan musik country dan rockabilly-nya. Dibuka dengan permainan gitar dan irama mars bertempo lambat oleh snare drum, memunculkan bayangan sebuah latar gurun pasir dan seorang koboi dengan kudanya yang gagah.

Image koboi pun diperkuat oleh kostum para penampil yang mengenakan topi khas koboi. Melodi gitar semakin lincah diikuti ritme drum 2/4 bertempo cepat, anggukan kepala penonton pun tidak terhindarkan. Beberapa repertoar yang dibawakan yaitu “Love No More”, “Love Me More”, “Settle Down”, “Don’t Fence In” karya Bing Crosby, “Nurlela” karya Bing Slamet, dan “Honey Money You’ll Never Can Be” . Pada penampilannya kali ini, Vero BK & Tumbleboys mengajak vokalis dari band Kopi Loewak, yaitu Jack Aditya.

Gambar 3. Vero BK & Tumbleboys | Dok. Jejak Imaji

Tidak seperti penampil sebelumnya yang memusikalisasi puisi Jokpin menjadi satu lagu yang utuh, Vero BK & Tumbleboys menyelipkan puisi “Cita-Cita” karya Jokpin dalam lagu “Don’t Fence Me In” karya Bing Crosby yang diaransemen dengan gaya mereka. Puisi tersebut dibacakan oleh Vero BK pada pertengahan lagu.

Sebagaimana puisi tersebut diinterpretasikan oleh Vero sebagai keadaan seseorang yang terkekang oleh keseharian dan kesibukannya, ia pun membacakannya dengan nada menggerutu. Dua bait puisi dibacakan, lirik “Don’t Fence Me In” menyahut, lalu dibacakannya satu bait terakhir, dan kembali disambung oleh lagu. Sambung menyambung lagu dan puisi tersebut dijalin dengan sangat mulus dan halus, sehingga penonton dapat menikmati kedua karya tanpa terputus.

Setelah para koboi menunaikan misinya, tibalah para penampil terakhir yang mengambil alih kendali panggung. More on Mumbles, begitu sebutannya, merupakan kelompok musik duo yang terdiri dari sepasang suami istri, yaitu Ikhwan Hastanto dan Lintang Larasati. Mereka baru saja meluncurkan album musik berjudul (Masih) Kalah di bawah naungan Sony Music pada tahun 2024 ini.

Beberapa lagu dalam album musik tersebut pun menjadi sajian yang mereka suguhkan pada acara malam itu, di antaranya “Berdalih”, “Good For You”, “Such Is Life”, “Aku dan Ingatan”, “Siapa yang Salah”, dan “Lagu Lama”. Mereka juga menampilkan satu lagu tambahan yang secara khusus diciptakan untuk acara ini dan berangkat dari puisi Jokpin berjudul “Doa Seorang Pesolek”.

Dengan mengajak dua teman mereka untuk mengisi keyboard dan gitar elektrik, More on Mumbles membawakan musik mereka secara minimalis dan ambient yang lebih tenang, sehingga semakin terasa keintiman dengan penonton yang berjarak tidak jauh tersebut

Gambar 4. More on Mumbles | Dok. Jejak Imaji

Meski berusaha tampil lebih kalem, rupanya limpahan energi para penonton yang diterima menjadi pemantik bagi mereka untuk “tantrum” pada lagu-lagu berikutnya. Alunan musik yang dreamy tersebut kemudian semakin membaur dengan antusias penonton yang ikut bernyanyi bersama, menciptakan suasana begitu hangat dan lekat. Puisi “Doa Seorang Pesolek” karya Joko Pinurbo pun disulap menjadi musik pop yang sederhana, tetapi manis.

Piano dan gitar mengalun lembut dan lambat dengan nuansa Lo-Fi yang lagi-lagi, terasa begitu dreamy. Rupanya pemenggalan kata dari puisi tersebut sudah mengalami penyesuaian supaya pas pada ritme lagu yang dinyanyikan.

Kalimat “Semoga kecantikanku tak lekas usai dan cepat luntur seperti pupur” disingkat menjadi “semoga cantikku, tak lekas usai, tak cepat luntur”. Begitu pula pada kalimat “Semoga masih bisa kunikmati hasrat yang merambat pelan menghangatkanku” menjadi lirik yang berbunyi “Semoga masih kurasakan hasrat, perlahan hangat”. Seorang pesolek dalam puisi tersebut dihidupkan dengan karakter yang centil oleh Lintang Larasati, sebagaimana ia merayu Tuhan dan minta ditemani untuk menyepi di rimba kosmetiknya dengan memanggil Tuhan yang cantik.

Kecantikan penampilan More on Mumble ditutup oleh “Lagu Lama” yang identik pula dengan kata cantik-nya. Acara malam itu berakhir sudah. Puisi-puisi Jokpin berhasil dihidupkan dengan emosi yang beragam layaknya suasana hati manusia yang berubah-ubah, mulai dari sedih, jengkel, dan centil.

Tak hanya menjadi hidup yang biasa, puisi-puisi tersebut menjelma menjadi simbol kehidupan yang dirayakan. Bahwa berbagai emosi yang dirasakan tidak perlu disangkal adanya, mereka hadir sebagai legitimasi bahwa kita merupakan seorang manusia dengan belukar perasaannya yang pelik.

Berbagai ekspresi yang hadir oleh para penampil dalam merespon puisi Jokpin juga menjadi sebuah gebrakan untuk mendobrak pakem-pakem yang sudah ada. Memang dalam sebuah perlombaan musikalisasi puisi, aturan-aturan yang dibuat terasa begitu ketat dan mengekang. Pada aturan tersebut, karakter musik yang harus mengikuti puisi dan tidak boleh ada yang berubah, bertambah, ataupun berkurang dari setiap kata yang berada di dalam puisi.

Namun, praktek di luar itu tidak harus sekaku dan serumit itu. Buktinya dengan karakter musik yang berwarna dari setiap penampil pada acara Tapssu: Tribute to Jokpin tersebut, puisi tidak kehilangan jati dirinya dan dapat diterima dengan baik oleh penonton. Esensi dari keberadaan puisi, yakni menyampaikan pesan, pun berhasil tertunaikan. [T]

BACA artikel lain dari penulis AQILAH MUMTAZA

Yogyakarta dan Musik Puisi yang Tak Pernah Kehilangan Tempat
Menyimak Bunyi-bunyian Karya Manusia dan Kecerdasan Buatan dalam konser Artificial Intelligence
Opera Ikan Asin: Kisah Si Raja Bandit dan Potret Hukum yang Bisa Dibeli
Tags: Jejak Imaji YogyakartaJoko Pinurbomusik puisimusikalisasi puisipuisi musikYogyakarta
Previous Post

Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih di Jembrana Kini Menjaga Penyu dengan “Adopt Nest Technology”

Next Post

Isi Otak dengan Bacaan, Itu Perlu, Sebelum Anda Ditipu Dukun Palsu

Aqilah Mumtaza

Aqilah Mumtaza

Lahir di Cilacap, tumbuh dan besar di Yogyakarta. Lulusan prodi S-1 Musik di ISI Yogyakarta. Pernah bergabung dalam beberapa organisasi jurnalistik di kampus. Dapat disapa melalui Instagram @aqilahmumtaz

Next Post
Isi Otak dengan Bacaan, Itu Perlu, Sebelum Anda Ditipu Dukun Palsu

Isi Otak dengan Bacaan, Itu Perlu, Sebelum Anda Ditipu Dukun Palsu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Lawan Sastra Ngesti Mulya
Khas

Lawan Sastra Ngesti Mulya

LAWAN Sastra Ngesti Mulya adalah salah satu kearifan warisan Ki Hadjar Dewantara di Perguruan Taman Siswa Yogyakarta. Sesanti itu bermakna...

by I Nyoman Tingkat
June 4, 2025
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co