9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Transformasi Ebeg Banyumasan: Menari di Jagat Digital

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
July 25, 2024
inEsai
Transformasi Ebeg Banyumasan: Menari di Jagat Digital

Ebeg Banyumas di youtube | Foto: rekam gambar di youtube

EBEG Banyumasan adalah tarian tradisional dari Banyumas, Jawa Tengah, yang juga dikenal sebagai kuda lumping khas Banyumas. Berawal dari ritual keagamaan dan upacara adat, Ebeg melibatkan penari yang meniru gerakan para prajurit penunggang kuda yang gagah berani,  dengan menggunakan properti berupa kuda tiruan dari anyaman bambu.

Seiring waktu, Ebeg berkembang menjadi hiburan rakyat yang mencerminkan kehidupan masyarakat Banyumas, dengan elemen trance dan musik gamelan. Dari masa ke masa, Ebeg tetap hidup dalam masyarakat melalui pertunjukan langsung yang selalu mengundang kerumunan massa untuk menyaksikannya.

Ebeg Banyumasan menggabungkan beberapa elemen seni utama. Seni tari, di mana para penari menirukan gerakan para pajurit penunggang kuda, yang melambangkan sifat-sifat ksatria dan pemberani dengan gerakan yang indah. Dilengkapi dengan properti kuda dari anyaman bambu dan terliaht menrik karena dicat warna-warni . Para penari ini kemudian  sering kali masuk ke dalam keadaan trance, setelah melalui ritual khusus dari para dukun Ebeg, dan ini termasuk pertunjukkan yang paling ditunggu oleh  penonton.

 Diiringi musik gamelan yang dinamis, termasuk instrumen pokok seperti kendang, gong, dan saron, ditingkahi tembang-tembang Banyumasan yang khas dan kuat menciptakan suasana magis dan energik. Dari  segi kostum para penari Ebeg mengenakan kostum tradisional berwarna-warni dengan hiasan, menambah estetika visual pertunjukan. Keseluruhan elemen ini menciptakan pengalaman yang memukau bagi penonton.

Ebeg Banyumasan memiliki berbagai fungsi sosial dan budaya dalam masyarakat. Awalnya digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di Jawa, Ebeg menyampaikan nilai-nilai agama dan moral. Tarian ini juga menjadi simbol dukungan terhadap tokoh perjuangan seperti Pangeran Diponegoro dan menjadi bentuk solidaritas.

Dalam konteks ritual, Ebeg sering disertai sesajian dan atraksi trance atau kesurupan, yang dipercaya membawa berkah. Sebagai seni pertunjukan massal, biasanya Ebeg digelar di lapangan desa untuk menghibur masyarakat. Selain itu, Ebeg adalah identitas budaya Banyumas yang menggunakan bahasa Ngapak, mendidik melalui pesan moral, dan menjadi suatu ekspresi seni serta kreativitas lokal. Dengan demikian, Ebeg Banyumasan, adalah salah satu bentuk kesenian tradisional dari Banyumas yang memiliki peran sosial dan budaya yang penting pada masyarakat setempat.

Ebeg di Era Digital

Globalisasi menghadirkan ancaman dan peluang bagi kesenian tradisional, dan  Ebeg Banyumasan tak luput pula dari hal ini. Di satu sisi, globalisasi bisa mengikis identitas budaya lokal,  karena masyarakat terpapar budaya asing yang lebih dominan. Hal ini dapat mengurangi minat generasi muda terhadap tradisi seperti Ebeg.

Namun, globalisasi juga membuka peluang baru. Teknologi digital dan  media sosial memungkinkan pertunjukan Ebeg diakses lebih luas, ke tingkat nasional bahkan  ke panggung internasional, yang akan memperkuat kesadaran dan apresiasi global terhadap seni ini. Diketahui sekitar awal 2010-an, komunitas seni mulai memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan dan melestarikan Ebeg Banyumasan (National Geographic Indonesia, 2021) .

Video pertunjukan Ebeg diunggah ke YouTube dan Facebook, menarik perhatian lebih luas. Media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok memungkinkan komunitas Ebeg berbagi video pertunjukan, tutorial tari, dan diskusi budaya, menarik minat generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi. Banyak komunitas Ebeg yang aktif berbagi konten digital seperti video pertunjukan, tutorial tari, diskusi budaya, dan konten kreatif.

Melestarikan Ebeg Banyumasan tentu tidaklah mudah karena terdapat beberapa kendala. Pertama, generasi muda lebih tertarik pada budaya populer dan teknologi modern daripada tradisi lokal.

Kedua, pendanaan untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional sering kali terbatas, baik dari pemerintah maupun swasta yang lebih banyak bersifat sponshorship. Ketiga, komersialisasi berlebihan bisa membuat Ebeg kehilangan esensinya saat dijadikan sekadar atraksi pariwisata.

 Keempat, kurangnya dokumentasi tentang literasi Ebeg membuat pengetahuan tentang Ebeg yang diwariskan secara lisan rentan hilang. Kelima, persaingan dengan hiburan modern membuat menarik penonton ke pertunjukan tradisional semakin sulit. Untuk mengatasi kendala ini, diperlukan strategi komprehensif seperti edukasi, dukungan finansial, dan pemanfaatan teknologi untuk dokumentasi dan promosi. Dengan cara ini, Ebeg Banyumasan bisa tetap hidup dan relevan di era modern.

Ebeg di Tangan Generasi Muda

Generasi muda memang memegang peran penting dalam melestarikan Ebeg Banyumasan di era digital. Mereka memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok untuk mengunggah video pertunjukan, tutorial tari, dan konten kreatif lainnya. Ini membantu memperkenalkan Ebeg kepada audiens yang lebih luas dan menarik minat generasi muda lainnya.

Selain itu, mereka bisa membentuk komunitas online yang menjadi tempat berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan hal ini tentu sangat penting untuk ebeg sebagai warisaan budya tak benda yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidian dan Kebudayaan (iNews, 2021)

Diharapkan edukasi dan kampanye digital juga menjadi fokus mereka, dengan membuat konten edukatif yang menjelaskan sejarah dan makna Ebeg serta mengadakan webinar dan diskusi online. Sangat dimungkikan generasi muda juga terlibat dalam kolaborasi dengan seniman dari berbagai bidang seperti musik dan tari modern, yang membantu memperkaya dan memperbarui pertunjukan Ebeg. Kreativitas mereka lebih lanjut juga bisa ditunjukkan dalam inovasi pertunjukan, seperti menggunakan teknologi augmented reality (AR) atau laser misalnya, untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik.

Dengan berbagai inisiatif ini, generasi muda tidak hanya melestarikan Ebeg tetapi juga memastikan bahwa kesenian tradisional ini tetap hidup dan relevan di era digital. Melalui kontribusi mereka, Ebeg Banyumasan bisa terus berkembang dan diapresiasi oleh berbagai kalangan, termasuk generasi yang lebih muda.

Kini dengan merambah jagat digital melalui inovasi dan adaptasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa tradisi ini mampu bertransformasi, bertahan di tengah perubahan zaman, dan beradaptasi di era modern. Salam budaya. [T]

Jaranan di Tanah Borneo, “Kesurupan” dan Perpindahan Budaya
Permainan Tradisional dalam Parade Budaya HUT Kota Singaraja: Bagus, tapi Anu…
Pusparagam Kreativitas: Gemintang Adhiluhung, Semangat Unggul Seniman Kabupaten Badung di Pesta Kesenian Bali 2024

Tags: banyumasebeg banyumasjarananseni jarananseni jawa tengah
Previous Post

Jangan Lihat Sajak Angga Wijaya dari Sisi Dia Penyintas Skizofrenia! — Dari Peluncuran Buku “[Bukan] Anjing Malam”

Next Post

“Mumuland Up Close” di Rumah Tanjung Bungkak

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
“Mumuland Up Close” di Rumah Tanjung Bungkak

“Mumuland Up Close” di Rumah Tanjung Bungkak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co