15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arja “Alas Langit Peteng”: Manis & Pangus — Catatan TA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Wahyu MahaputrabyWahyu Mahaputra
July 23, 2024
inUlas Pentas
Arja “Alas Langit Peteng”: Manis & Pangus — Catatan TA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Septiyani dan Dian sebagai Galuh & Condong dalam pementasan Arja Mahasiswa Pendidikan bahasa Bali Unidksha Singaraja

SUDAH lewat tiga puluh menit, gong belum ditabuh, pertunjukan belum juga dimulai. Riuh penonton semerbak di pelataran kampus. Mereka menanti tontonan, sekaligus menanti bagaimana hasil belajar para mahasiswa selama semester genap tahun ini.

Ada juga orang tua mahasiswa yang tampak semangat dalam suasana menunggu. Para orang tua itu menunggu anak mereka, para mahasiswa yang akan menari di Wantilan Teruna Jaya, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha, Singaraja, Jumat malam, 19 Juli 2024.

Tepat pukul 20:05, akhirnya ugrawakia keluar dari balik langse dan memberi pengumuman kepada penabuh untuk menjajaki masing-masing instrumennya. Yande, salah satu mahasiswa mengambil suling dan mulai memimpin melodi, disahut oleh Ari, Andika, Pande, Dian, dan seorang alumni yang ikut berkontribusi.

Malam itu adalah pementasan arja klasik yang memang dimainkan oleh mahasiswa. Arja itu digagas dan dimainkan sebagai bentuk tugas akhir (TA) mata kuliah drama mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali semester 4.

Arja malam itu mengambil latar cerita “Alas Langit Peteng”. Ceritanya tentang I Gusti Agung Surya Nata dari Madarsa Pura yang hendak mencari rabi atau istri yang berasal dari daerah bernama Alas Langit Peteng.

Teguh Virgiawan berperan sebagai Gusti Agung Surya Nata | Foto: Wahyu Mahaputra

Suatu hari, I Gusti Agung Surya Nata pergi ke Alas Langit Peteng untuk meminang I Gusti Ayu Dyah Padmi, pujaan hatinya dari Alas Langit Peteng, namun di tengah perjalanan I Gusti Agung Surya Nata bertemu dengan kakak I Gusti Ayu Dyah Padmi yang bernama I Gusti Ayu Dyah Pataka.

Akhirnya, I Gusti Agung Surya Nata ditipu oleh I Gusti Ayu Dyah Pataka dengan mengatakan dirinyalah seseorang yang ia cari. Cerita berakhir pada ketidakpercayaan I Gusti Agung Surya Nata. Ia akhirnya menghadap ayah dari I Gusti Ayu Dyah Padmi dan I Gusti Ayu Dyah Pataka.

Tabuhan kendang beranjak lebih cepat, terlantun pupuh dari tokoh di balik langse (tirai). Dian Tristyanti, sebagai condong muncul pertama kali. Condong dalam pertunjukan arja berperan sebagai abdi untuk galuh. Berbekal olah vokal yang sudah dapat dikatakan matang, Dian tampil percaya diri dengan vokal menggelegar, melengking tinggi.

“Mih dewa ratu,” ujar condong sebelum masuknya galuh.

Setelah bermain panggung seorang diri, tak lama Ni Luh Septiyani keluar dari balik tabir, mukanya terpapar bias-bias cahaya lampu sorot. Sedikit pelan, tetabuhan mengiringi langkah Septiyani berperan sebagai galuh manis (putri protagonis). Meskipun terlihat kaku dalam menari, vokal dan intonasi Septiyani sebagai galuh I Gusti Ayu Dyah Padmi malam itu terdengar mantap dan dapat menyihir telinga penonton.

Arja sebagai seni yang menarikan atau melisankan naskah tertulis, terdapat banyak sesawangan atau perumpamaan yang ada dalam dialog condong dan galuh, seperti “kukune sekadi manik banyu,” yang artinya kuku yang putih dan bersih.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan dosen praktisi dalam mata kuliah drama, Ida Bagus Pidada Adi Putra, S.Pd. Menurutnya, dalam arja banyak penggunaan basa basita, sor singgih basa, dan sebagainya.

“Drama tari arja niki kompleks jakti, mebasa basita wenten, sor singgih basa, matembang, berbicara wenten,” ujar pria yang kerap disapa Bligus Pidada itu.

Setelah percakapan yang lumayan kompleks antara condong dengan galuh dan malam yang bertambah malam, pupuh dengan nada agak melengking pun mulai terdengar nyaring. Tokoh berganti.

Komunitas Sarwa Palaka, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali | Foto: Wahyu Mahaputra

Wulan, mahasiswa yang memiliki kebiasaan menulis, kini menjelma karakter menjadi Desak Rai dalam arja ini. Sedikit terengah-engah, Wulan tampil meyakinkan dengan guyonan-guyonan layaknya Desak Rai pada arja-arja yang dimainkan oleh seniman-seniman arja profesional.

 “Yen sing ulian ujian, sing kenyakan dadi arja,” kata Wulan dalam karakter Desak Rai di atas panggung. Artinya, kalau bukan karena ujian, tak mau jadi penari arja.

Penonton, yang sebagian besar memang teman-teman mahasiswa, pun tertawa. Tak lama setelah itu, Wulan berhasil menguasai panggung.

Tiba saatnya kemudian Ayu Intan beraksi. Perempuan dengan nama panggilan Yuk Mang itu berperan sebagai liku (putri dalam karakter antagonis). Hadir sebagai tokoh antagonis dalam pementasan arja ini, Yuk Mang terasa pas memerankan I Gusti Dyah Pataka dengan logat Buleleng yang kental.

Desak Rai yang diperankan Wulan pun memberi pujian dengan nada jenaka. “Tayungane sekali cili ampehan angin.” Dan, penonton pun tertawa. Artinya ayunan tangan Sang Liku seperti cili (semacam hiasan dari janur) yang dihempaskan angin.

Yuk Mang tampil percaya diri. Jari-jarinya bergerak seperti air mengalir.

Dan, lampu terasa semakin terang, malam yang kian dingin, namun pertunjukan semakin hangat sebab akan menuju klimaks cerita.

Kini giliran para mahasiswa pria yang ada di jurusan Pendidikan Bahasa Bali semester 4 itu tampil sebagai punakawan, Penasar dan Wijil, yakni Kadek Suwarsana (Dekna) dan Ida Bagus Wisnu Dwi Nugraha (Gus Wisnu).

Penasar manis (punakawan dari sisi protagonis) yang diperankan Dekna tampak gagah dan seperti pemain arja senior dalam perihal tari. Dekna memang seorang pregina yang tekun, ia juga pernah menggarap fragmentari “Cakra Bara” dalam Ajang Kreativitas Mahasiswa, BEM FBS Undiksha tahun 2023.

Bahkan dosen praktisi, Bligus Pidada mengakui ketika melihat Dekna memerankan penasar, ia seperti melihat dirinya yang sedang menari.

“Tyang pun nyingakan sekadi padewekan tyang,” ujar Bligus Pidada saat memberikan ulasan.

Tak lama berselang, Gus Wisnu sebagai Ketut Kartala atau Wijil dalam pementasan ini keluar dengan begitu manisnya. Gus Wisnu yang berlatar seorang penabuh gender wayang ulung itu tampak piawai matembang.

Barangkali kemampuan itu terlatih secara tidak langsung saat mengiringi pementasan-pementasan wayang. Dekna dan Gus Wisnu tampil pangus di atas panggung kebanggan kampus bawah itu.

Pukul 21:27. I Gusti Agung Surya Nata alias mantri dalam pementasan arja ini akhirnya tiba di kalangan. Mantri manis (putra raja dari karakter protagonis) diperankan oleh Ketut Teguh Virgiawan. Dengan bancangan kamboja dan keris di punggung, Teguh menyikap tabir secara perlahan namun tegas.

Satu hal yang saya ingat tentang dirinya adalah bagaimana dirinya sangat mencintai arja sejak semester awal atau bahkan sebelum itu. Teguh sebelumnya selalu menampilkan arja seorang diri pada tahap seleksi bakat dalam ajang beauty pageant, seperti ajang Putra Putri Fakultas Bahasa dan Seni 2022 dan Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2024.

Seperti halnya dialog arja pada umumnya, banyak dialog antara punakawan dengan mantri ini yang mengandung tetuek atau pesan kehidupan, seperti “Tan Hana Wong Swasta Anulus” yang berarti tidak ada manusia yang sempurna. Ada juga berbicara tentang catur bekel (empat bekal hidup): suka, duka, lara, pati, dan masih banyak lagi.

Kadek Suwarsana sebagai Penasar | Foto: Wahyu Mahaputra

Malam itu benar-benar beralaskan langit peteng (langit malam) dan cerita diakhiri dengan pertemuan tidak sengaja antara I Gusti Agung Surya Nata dengan sang pucuk hati, I Gusti Ayu Dyah Padmi saat hendak menuju ke kawasan Alas Langit Peteng.

Romantisnya Teguh dan Septiyani sebagai mantri dan galuh dikacaukan dengan kedatangan I Gusti Ayu Dyah Pataka yang mengaku sebagai I Gusti Ayu Dyah Padmi dengan alasan ia menyukai I Gusti Agung Surya Nata dan sebagai seorang kakak, Dyah Pataka menganggap dirinya memiliki kuasa akan hal tersebut.

Akhirnya, mereka bertiga hendak menghadap ayah Dyah Padmi dan Dyah Pataka untuk memastikan dan membicarakan pernikahan.

Akhir cerita yang sedikit menggantung, membuat penonton sedikit kebingungan, namun hal tersebut bisa dipahami karena keterbatasan waktu dan sebagainya. Pementasan yang hampir dua jam tersebut terasa cepat, penuh kejutan, kepercayaan diri, bahkan nyaris mendapat nilai sempurna dari maestro arja Buleleng, Putu Raksa.

“Yen kadi tyang ngicen nilai, sami 90 niki,” tutur Sang Liku Lanang (julukan Putu Raksa) yang ikut menonton malam itu. Artinya, “kalau saya, semuanya saya beri nilai 90 ini.”

Kehadiran Pak Putu Raksa malam itu menambah kehikmatan pementasan, disambung pula dengan tuturan Ida Bagus Rai, S.S., M.Pd., selaku Koorprodi Pendidikan Bahasa Bali yang memberikan nilai plus pada pementasan malam itu. Tentunya tak lupa, bahwa pementasan ini terwujud dari campur tangan dosen pengampu beserta dosen praktisi mata kuliah drama, Dr. I Wayan Gede Wisnu, S.S., M.Si. dan Ida Bagus Pidada Adi Putra, S.Pd., dan yang paling berperan dalam hal ini adalah para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Bali yang mulai malam itu menghimpun diri mereka dalam komunitas yang telah lama pasif, Komunitas itu bernama Sarwa Palaka. [T]

Arja Sewagati dari Jembrana: Arja Negak, “Dramatic Reading” ala Bali
Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa
In Memoriam Ni Wayan Murdi | Arja dan Pengabdian Tiada Henti
Ni Wayan Latri, Legenda Mantri Manis Arja Keramas
Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa
Tags: arjadramatari arjaPendidikan Bahasa Bali Undikshaseni pertunjukanUndiksha
Previous Post

Gong Mebarung Wahana Santhi dan Santhi Budaya di Singaraja: Wiranjaya yang Masih Tetap Memberi Pertanyaan

Next Post

Perlindungan Sastra untuk Kekerasan Terhadap Anak: Catatan dari Pustaka Adiparwa

Wahyu Mahaputra

Wahyu Mahaputra

Bernama lengkap I Putu Wahyu Mahaputra, akrab dipanggil WM Putra, lahir di Gianyar, 14 Maret 2004. Masyarakat sipil biasa yang baru belajar menulis dan gemar mendengarkan nada-nada minor, sedang menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha.

Next Post
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Perlindungan Sastra untuk Kekerasan Terhadap Anak: Catatan dari Pustaka Adiparwa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co