30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dari Ujung Lidah sampai Ujung Pangrupak: Membaca Saraswati sebagai Momentum Literasi

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
July 12, 2024
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

SABAN enam bulan sekali, masyarakat Hindu memperingati hari turunnya pengetahuan ke dunia yang diperantarai oleh seorang ibu bergelar Saraswati. Ketika turun ke dunia, beliau tidak hanya berkenan menempati bangunan mati berbentuk fisik-material, tetapi juga berstana di tubuh manusia yang hidup bernama lidah.

Lidah sebagai stana Saraswati disebutkan secara simbolis-filosofis dalam karya sastra Uttara Kanda. Pustaka itu menarasikan fragmen turunnya Saraswati ke lidah ketika Brahma hendak memberi anugerah kepada raksasa yang bernama Kumbakarna. Menyusupnya Saraswati ke lidah Kumbakarna menyebabkan ia kehilangan kendali untuk menyampaikan harapannya usai melakukan tapa brata yang berat. Kumbakarna gagal mendapatkan anugerah kesenangan abadi atau sukasadda karena Dewi Saraswati membelokkan lidahnya sehingga ia mengucapkan permohonan untuk tidur terus ‘supta saddha’.

Berangkat dari perenungan terhadap cerita di atas kita mendapatkan kesan bahwa lidah sebagai penghasil kata-kata menjadi manifestasi utama pengetahuan atau Saraswati. Baik dalam karya sastra maupun realita, kata-kata yang diujarkan orang menjadi parameter sejauh mana ia terpelajar atau kekurangan ajar. Dalam karya sastra Bhisma Parwa misalnya, kata-kata yang diucapkan Krisna mampu mencerahkan kegelapan batin dari Arjuna menghadapi situasi perang. Sementara itu, dalam karya sastra Bharatta Yuddha, kata-kata Bhagawan Biasa menyingkirkan kabut yang menyelimuti kekacauan pikiran Drupadi pasca kematian anak-anaknya.

Kata-kata dengan demikian adalah manifestasi Saraswati yang secara fisik didengar lalu dicerap oleh indra pendengaran seseorang ketika bertutur dengan mitra wicaranya. Memang benar kata-kata yang didengar itu tidak hilang untuk sementara karena otak memiliki memori yang tidak kita ketahui dengan pasti berapa besar kapasitasnya. Kita juga tidak pernah menghitung dalam sehari, berapa kata yang didengar dan mampu diingat oleh otak? Tidak hanya itu, kita seringkali tidak terampil dan tidak punya kekuasaan penuh untuk memilah sari-sari kata yang mesti didengar atau “sampah kata” yang mesti kita buang ke tempatnya. Entah kenapa “sampah kata” yang bisa melukai perasaan pemiliknya lebih lama melekat dalam ingatan.  Dari seratus ujaran baik, satu ujaran yang menyakitkan bisa diingat oleh otak bahkan hingga akhir hayat.

 Itulah salah satu kelemahan dari ujaran yang disampaikan secara lisan. Tuturan itu akan lenyap dilahap udara dan sirna seiring melemahnya kemampuan otak akibat umur yang tak mampu diukur. Para pelajar di masa lampau sangat menyadari hakikat alami ini. Oleh sebab itu, mereka menciptakan simbol-simbol visual yang dapat digunakan untuk mengabadikan sari-sari pemikiran, sari-sari pengetahuan, dan sari-sari pengalaman hidupnya sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Simbol-simbol visual itu semula sangat sederhana berupa tampak-tampak tangan yang ditempel di dinding gua. Melalui simbol itulah mereka menunjukkan eksistensinya. Seiring kemajuan daya berpikir dan berkreasinya, manusia lalu menciptakan tanda-tanda yang identik dengan alam sekitarnya. Gunung diwujudkan dalam bentuk segitiga, matahari/bulan dalam wujud bulat, areal diwujudkan dalam bentuk segi empat, dan seterusnya. Tidak hanya berhenti pada simbol-simbol alam, pengetahuan yang dimiliki manusia menuntunnya untuk membuat simbol-simbol yang dapat mewakili ujaran. Pada awalnya simbol-simbol ujaran itu mewakili suku kata seperti ka, kha, ga, gha, nga, selanjutnya mereka berhasil menemukan simbol yang mewakili satu bunyi untuk satu simbol. Evolusi kemampuan dan kemajuan berpikir manusia dalam menciptakan simbol itulah yang menghasilkan aksara.

Aksara berasal dari bahasa Sanskerta yaitu akar kata a yang artinya tidak dan ksara yang artinya termusnahkan. Dengan demikian aksara berarti sesuatu yang tidak termusnahkan. Kenapa disebut tidak termusnahkan? Karena aksara berfungsi mengawetkan dan mengabadikan pikiran melalui kata-kata dalam wujud grafis dan visual. Aksara-aksara inilah yang menanggung beban untuk mengabadikan pengetahuan pasca dituturkan atau diwahyukan secara lisan. Oleh sebab itu, dalam keyakinan para intelektual-spiritual di masa lampau, aksara lalu dijadikan stana untuk memuja pengetahuan atau Saraswati.

Bersandar pada uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada proses penggenahan Saraswati dari lidah dalam tubuh manusia sampai pada aksara. Hal inilah yang menyebabkan pada saat hari suci Saraswati untuk sesaat dari pagi hari sampai siang, kita tidak diperkenankan membaca aksara karena Saraswati sedang diturunkan dalam aksara-aksara tersebut. Yang dipuja sekali lagi adalah aksara, bukan medianya!

Karena masyarakat di masa lampau menulis di atas lontar maka secara sederhana dikatakan mantenin lontar ‘mengupacarai lontar’. Sejatinya bukan lontarnya yang dipuja tetapi aksara sebagai sarana menuangkan pengetahuan, aksara sebagai media literasi yang mencerdaskan! Sayang, usai mengupacarai lontar, budaya literasi tidak berlanjut. Membersihkan dan mengupacarai hanya sebatas ritual yang tidak termanifestasi menjadi aktivitas literal berupa baca-tulis yang massif dan berkesinambungan.

Saat ini, Saraswati juga disimbolkan dengan patung di hampir setiap instansi pendidikan. Penting direnungkan, semoga saja ini tidak bermakna daya literasi aksara kita menjadi semakin melemah akibat daya pikat perwujudan fisikal. Parahnya lagi, apabila proses pematungan itu menyebabkan orang tidak menemukan sisi keindahan atau kecantikan halus di atas guratan aksara yang sama-sama sebagai stana Saraswati.    

Saat Dewi Saraswati turun pada Saniscara Umanis Watugunung kita puja beliau dengan sarana sesaji untuk mendapatkan anugerah pengetahuan. Usai memuja dengan sesaji, setiap harinya kita puja Saraswati dengan sarana kesungguhan dan kerendahan hati agar jernih pengetahuan dapat ditimba lalu mengalir ke ceruk-ceruk batin. Pustaka Sri Purana menekankan upacara tersebut hanya dilakukan dari pagi sampai siang, sebab ketika sore beliau telah kembali ke Brahmalaya. Kenapa demikian? Barangkali Saraswati adalah simbol fajar baru yang senantiasa mengusir kegelapan hati dan pikiran melalui pengetahuan. Sudah saatnya, Saraswati menjadi momentum kebangkitan kesadaran literasi. [T]

BACA artikel lain dari penulisPUTU EKA GUNA YASA

Jelajah Sungai dalam Sastra dan Sarira
Patibrata: Pesan Teduh dan Teguh dari Sita dalam Kakawin Rāmāyana
Hutang Budi kepada Petani: Kesaksian Sastra Kawi dan Bali
Tags: Dewi SaraswatiHari Raya SaraswatiHari Saraswatihindulontar
Previous Post

“Mind Reader” dari Band Rock Balian: Emosi yang Mendalam

Next Post

Jalan-Jalan Pagi di Desa Pai, Thailand: Gambaran Nyata Desa Wisata

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Jalan-Jalan Pagi di Desa Pai, Thailand: Gambaran Nyata Desa Wisata

Jalan-Jalan Pagi di Desa Pai, Thailand: Gambaran Nyata Desa Wisata

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co