5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pameran Makanan dari Lontar Dharma Caruban | Catatan Pameran Olahan Makanan Prodi Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
July 5, 2024
inPameran
Pameran Makanan dari Lontar Dharma Caruban | Catatan Pameran Olahan Makanan Prodi Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Pameran Makanan di Prodi Pendidikan Bahasa Bali Undiksha | Foto: Dian

SECARA minimalis, Pameran Kewirausahaan Prodi Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, menampilkan beberapa makanan berdasarkan resep dari leluhur di ruang kelas B.1.05 gedung Fakultas Bahasa dan Seni. Pameran tersebut diselenggarakan pada Kamis, 4 Juli 2024.

Pameran sederhana itu dilakukan oleh mahasiswa semester 4 (empat) program studi Bahasa Bali, dan siapa saja yang datang ke pameran tersebut boleh makan sepuasanya dengan sistem bayar seikhlasnya (ngajeng sajang kapnyane naur saka ledang). Sungguh sistem yang mengenyangkan.

Mereka menampilkan beberapa produk makanan yang diolah berdasarkan ajaran atau resep dari lontar Dharma Caruban—secara sederhana dapat dikatakan: lontar resep makanan—sebagaimana mereka ditugaskan untuk itu. Masing-masing dari mereka dibagi menjadi lima tampekan (kelompok). Terdiri dari tampekan jaje, tampekan be, tampekan jukut, tampekan ajengan, dan tampekan minuman.

Seperti prasmanan atau sebuah kantin yang menyediakan makanan berat, di meja ruang pameran itu tersedia menu makanan yang sudah siap disantap, dengan berbagai macam menu makanan lokal.

Setiap tahun, Prodi Pendidikan Bahasa Bali memang rutin menggelar pameran dengan skala kecil. Pameran itu sebagai implementasi tugas akhir dari mata kuliah kewirausahaan berbasis kearifan lokal berdasarkan literatur Bali yang dipilih pada semester IV.

Dalam hal ini, mereka juga memiliki moto yang diambil dari paribasa (pribahasa) Bali dengan filosofi “Be Cotek” (ikan cotek). Cotek sambung layur, cenik lantang, lais tileh. Artinya, ketika ikan kecil disambung, dalam kuantitas, maka akan sama saja ukurannya dengan ikan layur.

Suasana Pameran Makanan di Prodi Pendidikan Bahasa Bali Undiksha | Foto: Dian

Dengan kata lain, meski mendapat keuntungan sedikit, tapi bila terus berlanjut maka akan sama saja hasilnya, seperti usaha yang untungnya besar. Begitu juga dengan informasi keluar, meski dilakukan dari mulut ke mulut, maka akan sampai juga kepada target.

Ayam suir sambal matah, ayam suir sambal serai, sayur nangka, dan pisang goreng, serta daluman (cincau), menjadi menu masakan yang dihidangkan. Makanan tersebut tentu tak kalah menggodanya dengan makanan di etalase restoran modern.

Kemudian, ada olahan sate, lawar, sayur, jajanan, serta ada pula yang disebut dengan Tri Rasa, atau tiga bahan yang dimasak menjadi satu-kesatuan. Konsep tri rasa dalam lontar Dharma Caruban itu diadaptasi dan disederhanakan melalui olahan yang dekat dengan keseharian masayarakat sekarang.

“Jika mengikuti resep yang tercatat dalam lontar, mungkin akan rumit karena itu resep kuno. Maka kami adaptasi dan sederhanakan dengan menu ini, agar mahasiswa juga memiliki gambaran mengenai Tri Rasa seperti dalam lontar,” ungkap Ida Bagus Putra Manik Aryana, Dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, Bahasa Bali, Undiksha Singaraja, Kamis (4/7/2024) pagi.

Menariknya, mereka memasak tanpa bahan pengawet dan bahan penyedap rasa (msg). Tetapi, apakah bisa jika makanan yang diolah berdasarkan Lontar Dharma Caruban yang kuno itu, bersaing dengan makanan kekinian yang lebih dominan mengandalkan rayuan penyedap rasa sekarang?

Bagus Putra menanggapi pertanyaan tersebut dengan sangat cermat. “Melalui pameran ini, tujuannya memang untuk itu—memantik jiwa berwirausaha mahasiswa. Ini implementasi ilmu yang telah mereka pelajari dari lontar Dharma Caruban di kampus,” ujar Bagus Putra. Karena, kata Bagus Putra lagi, lontar itu adalah lontar kuliner, yang mencatat resep-resep tradisional masyarakat Bali.

Dalam lontar terserbut, ada beberapa rempah yang berperan sebagai pencipta rasa. Dalam perbumbuan Bali berdasarkan lontar Dharma Caruban, rempah-rempah itu memiliki formula. Ada formula Meme, Bapa, Wayan, Made, Nyoman, Ketut. Meme adalah bawang merah yang diibaratkan sebagai ibu atau pertiwi dengan simbolisasinya berwarna merah serupa dengan warna tanah. Bapa adalah kesuna atau bawang putih yang diibaratkan sebagai bapak/ayah atau akasa atau awan dengan simbolisasinya berwarna putih.

Meme dan Bapa ini memiliki 4 anak dengan formulanya sendiri. Wayan adalah Isen, Made adalah jahe, Nyoman adalah cekuh dan Ketut adalah kunyit. Jika makanan itu bersumber dari laut, maka Wayan atau isen (lengkuas) mengambil peran yang lebih dominan. Dan jika bahannya daging, maka jahe yang lebih dominan.

“Jika makanan itu bersumber dari laut, misalnya, maka isen atau lengkuas mengambil peran lebih dominan sebagai bumbu. Sementara jika bahannya dari daging, maka jahe yang lebih dominan,” ucap Bagus Putra.

Dengan pola yang seperti itu, maka makanan ini menyebabkan tubuh sehat. Secara tidak langsung ada obat herbal berupa rempah yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Rempah manfaatnya juga untuk menghancurkan kolestrol. “Ada virus dan bakteri yang bisa dihancurkan juga oleh rempah itu,” tutur Bagus Putra.

Lontar Dharma Caruban juga memiliki resep-resep makanan yang disajikan kepada raja-raja dan dewa-dewa. “Dan ini biasanya diperuntukan untuk upcara-upacara. Yang kemudian kami adaptasi untuk bisa dinikmati (bersama),” lanjutnya.

Menurut Bagus Putra, lontar Dharma Caruban juga berkaitan dengan lontar Ajengan Pawetonan. Pada lontar itu diatur mengenai resep-resep kuliner yang dapat dinikmati oleh seseorang dengan karakter tertentu.

“Dasarnya adalah Dharma Caruban tetapi dimuatnya dalam Ajengan Pawetonan, yang bertujuan  untuk meredam karakter tertentu dalam diri manusia. Jadi itu mengkhusus, dan hanya orang-orang dengan karakter khusus yang boleh mengonsumsinya,” imbuhnya.

Sampai di sini, di balik makanan yang dihasilkan, ternyata mengandung kisah yang menarik—bernilai sejarah. Apalagi sangat menyehatkan. Tiada yang tahu, suatu saat, manusia akan kembali pada naluri hidupnya dalam memilih makanan, selain sehat juga pada yang lebih sederhana. Siapa yang tahu?[T]

Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

Menghimpun Arsip, Memburu Masa Lalu — Dari Pameran Arsip Nahdlatul Ulama dan Benda-benda Sejarah Muslim Bali Utara
Pameran “Telu”: Melihat Ragam Ekspresi Budaya di Jalur Rempah Pulau Bali
Ziarah ke “Marya dan Kebyar” di Pameran Arsip 1928
Apa yang Dikatakan Mata-Mata Itu? –Catatan Pameran Fotografi di Gutuhaus, Tulungagung
Pameran Seni Instalasi Kuratorial Sedekah Bumi dan Temujalar: Membaca Ulang Tradisi Desa dan Ekspresi Kota yang Semrawut
Tags: lontar Dharma CarubanPameranProdi Pendidikan Bahasa BaliUndiksha
Previous Post

Nama-nama Pangkung di Desa Pucaksari, Busungbiu : Sebuah Kajian Toponimi

Next Post

Jegog Tingklik, Suara Bambu Nan Renyah dari Bali Barat

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Jegog Tingklik, Suara Bambu Nan Renyah dari Bali Barat

Jegog Tingklik, Suara Bambu Nan Renyah dari Bali Barat

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co