30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hadiah Kematian dalam Perayaan Hidup

Krisna AjibyKrisna Aji
June 27, 2024
inEsai
Kemajuan Manusia dan Kestabilan Mental

Krisna Aji | Foto diolah oleh tatkala.co

KETAKUTAN manusia akan kematian dapat dijabarkan dengan pandangan sains mengenai dorongan insting dasar makhluk hidup. Sains mengatakan bahwa salah satu kepentingan dasar makhluk hidup, selain mempertahankan informasi melalui genetik yang diturunkan, adalah  memperpanjang usia selama mungkin. Dorongan ini juga yang membuat berbagai makhluk hidup–dari sekian banyak yang pernah ada di muka bumi–bisa lolos dari seleksi alam dan tetap lestari hingga saat ini.

Jika menilik ke belakang, upaya menghindari kematian sudah terjadi sejak awal manusia ada. Upaya penghindaran terhadap maut pada akhirnya tetap berujung pada realita bahwa segala sesuatu yang pernah lahir pada akhirnya akan mati.

Harapan yang tidak sesuai dengan realita membuat kecemasan dan ketakutan. Hal tersebut membuat kematian menjadi objek diskursus yang serius sejak zaman awal serta menimbulkan berbagai kepercayaan akan kematian yang menentramkan.

Pada perkembangan peradaban, usaha manusia tidak hanya dilakukan secara psikologis untuk menguatkan diri dalam menghadapi kematian yang pasti tapi tak jelas waktunya. Usaha-usaha rasional, logis, dan saintifik juga terus dilakukan untuk menjawab akar masalah utama: hidup sepanjang mungkin. Kalau bisa, abadi!

Usaha tersebut mencangkup penelitian-penelitian terapi terbaru pada segala jenis penyakit, teknologi anti penuaan sel, rekayasa pengganti organ-organ manusia, dan masih banyak lagi.

Walaupun masih dalam perjalanan dan memiliki ujung yang belum terlihat, sains dan teknologi yang percepatannya makin berlipat sangat mungkin menghadirkan jawaban yang tidak dapat dicerna logika kita di masa kini: masa depan manusia yang bebas dari kematian.

Jika boleh berimajinasi, seperti di film Chappie, saat tubuh organik ini memang tidak bisa bertahan permanen, kesadaran manusia yang terletak di otak bisa saja dapat dipindahkan ke tubuh buatan yang baru. Seperti menganti baju lama tak layak pakai dengan baju baru yang masih bagus. Siapa yang tahu?

Mari berandai-andai. Jika seandainya kehidupan abadi tercapai, apakah jawaban akan pertanyaan besar manusia terhadap kematian dapat selesai? Jika masih belum terbayang, bagaimana kalau kita menggunakan film Bicentinneal Man sebagai objek metafora untuk membahas ini?

Pada film Bicentinneal Man, tokoh utama bukanlah manusia. Bahkan, tokoh utama dan berputarnya semesta utama pada film ini adalah robot yang tidak bisa mati dan berada di titik paradoks dari kekurangan manusia.

Andrew Martin, sebagai tokoh utama dalam film Bicentinneal Man, adalah robot rumah tangga dengan artificial intelligence yang mampu belajar menyerupai manusia dari sisi pengembangan emosi dan kesadaran diri. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri ini yang membuat ia lebih menyerupai manusia dibandingkan robot-robot lainnya.

Kemampuan mengembangkan kesadaran diri pada akhirnya membuat Andrew dapat memiliki perasaan serta pikiran yang subjektif, unik, dan otentik yang menyerupai manusia sebagai individu. Tetapi, Andrew tidak puas dengan sampai menyerupai manusia saja. Ia masih ingin menjadi manusia seutuhnya.

Andrew mengawali usahanya dengan memperbaharui tubuh robotnya agar bisa hidup lebih lama–di cerita ini, robot juga bisa mati jika suku cadangnya rusak dan menyebabkan kesadaran hilang–agar memiliki waktu yang lama untuk mencari identitas “manusia sejati”. Pada usianya yang cukup lama jika dibandingkan ukuran usia manusia, Andrew sudah mengalami semua tahapan manusia, dari kanak – kanak, dewasa, hingga merasakan cinta.

Andrew melewati beberapa kali jatuh cinta pada manusia. Kebetulan, perempuan yang dicintai adalah keturunan dari majikannya dahulu. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya Andrew berhasil menjalin hubungan percintaan dan hendak mendaftarkan pernikahan ke pemerintah. Usulan tersebut pada awalnya tidak disetujui oleh pemerintah akibat pernikahan harus dilakukan oleh dua orang manusia. Dan syarat dari menjadi manusia adalah: hidup!

Lalu apakah Andrew tidak hidup? Bukankah ia memiliki kesadaran dan berfungsi seperti layaknya manusia biasa? Sanggahan yang muncul adalah: bagaimana sesuatu dikatakan “hidup” jika ia tidak akan mati?

Pesan filosofis pada film ini sejalan dengan pandangan “hidup menjadi nyata dengan hadirnya kematian” oleh Heidegger yang dipaparkan kembali oleh Budi Hardiman pada buku yang berjudul Filsafat Maut. Akar dari pandangan ini adalah kematian yang merupakan pengalaman yang sangat subjektif dan tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Seseorang bisa saja meraba-merasakan adanya kematian saat maut datang pada orang lain. Tetapi, orang tersebut hanya mengasumsikan pengalaman kematian karena ia sendiri belum mengalaminya secara langsung.

Perabaan akan kematian saat seseorang masih hidup pada akhirnya membuat seseorang memahami bahwa hidup memiliki batas waktu yang pasti tapi entah di mana. Batasan inilah yang akan membuat kehidupan menjadi nyata; kehidupan menjadi ada saat kematian merupakan sebuah kepastian.

Cara pandang serupa juga dilakukan oleh kaum samurai. Mengutip buku yang sama dan dijabarkan oleh Lili Tjahjadi, para samurai mendapatkan makna dalam menjalani kehidupannya saat mereka sadar penuh bahwa setiap detik kehidupan selalu beririsan dengan kematian.

Seperti yang disampaikan oleh Yamamoto Tsunemoto dalam Hagakure: “Jalan sang bushi ditemukan dalam kematian.” Pandangan ini membuat keberanian dan suka-cita samurai untuk mati dalam tugas adalah hal yang tidak dapat dinego.

Bahkan, saat periode tenang dan minim konflik di jaman dinasti Tokugawa, samurai yang meninggalkan pedang dan berganti profesi keseharian menjadi pegawai serta mengurusi administrasi harus tetap merenungi kematian setiap pagi. Hal tersebut bertujuan sama: untuk merasakan makna hidup.

Makna hidup yang muncul dengan adanya kematian setidaknya dapat memberikan pandangan baru mengenai maut yang ditakuti. Akan tetapi, cobalah untuk hati-hati dalam mencerna pandangan tersebut, terutama pada sikap samurai terhadap kematian. Apalagi, jika didalami lebih lanjut, jalan pedang yang diambil samurai akan membuat mereka dengan mudah melakukan seppuku untuk mengakhiri hidup dengan tangan sendiri demi memperbaiki martabat yang ternoda. Karena hilangnya martabat sama artinya dengan hilangnya makna hidup.

Tetap bernapas tanpa memiliki makna hidup sama seperti mayat hidup. Dengan kematian, berhenti menjadi mayat hidup serta meraih kembali makna hidup yang hilang akan dapat tercapai. Dari sini saja dapat dilihat bahwa pandangan tersebut akan sangat fatal jika tidak dipahami dengan bijak. Jadi, jangan telan mentah – mentah.

Padangan tersebut sama sekali tidak mendukung pembaca untuk melegalkan bunuh diri akibat frustrasi dengan kehidupan. Kehidupan yang berantakan tidak dapat diubah menjadi bermakna dengan cara mati.

Saat kematian adalah hal yang pasti dan akhirnya membuat hidup menjadi utuh, kehidupan yang selalu berjalan mengarah ke garis akhir tetap perlu diisi dengan perjuangan dan suka cita. Suka cita inilah yang akan membuat manusia mendapatkan makna di setiap detik hidupnya.

Menikmati dan merayakan hidup sepenuhnya sampai senyuman maut datang dengan sendirinya. Seperti sysipus yang merayakan takdirnya untuk mendorong batu ke atas bukit seumur hidup, walau ia tahu bahwa batu tersebut akan selalu kembali menggelinding ke bawah.

Fatum Brutum Amor fati![T]

Pikiran Salah terhadap Depresi
Masalah dan Solusi Pada Pendampingan Orang Dengan Gangguan Jiwa
Cara Manusia Menyimpulkan Sesuatu dan Bagaimana Memanfaatkannya
Tags: kematianrenungan
Previous Post

Meninggalkan “Ngayah”, Melupakan Identitas

Next Post

Putu Dian Ujiana, Kapal Pesiar, dan Komik Beluluk yang Ikonik

Krisna Aji

Krisna Aji

Psikiater dan penulis lepas

Next Post
Putu Dian Ujiana, Kapal Pesiar, dan Komik Beluluk yang Ikonik

Putu Dian Ujiana, Kapal Pesiar, dan Komik Beluluk yang Ikonik

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co