12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [3]: Memilih Pemimpin Bali

Rsi SuwardanabyRsi Suwardana
June 23, 2024
inOpini
“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [1]: Kepemimpinan dan Joged Jaruh

KEMBALI lagi dengan lanjutan diskursus kepemimpinan di Bali. Pada artikel sebelumnya telah didedahkan mengapa rabies masih saja terus mewabah sejak tahun 2008, meski pucuk pimpinan provinsi Bali—yakni gubernur dan wakil gubernur—telah berganti.

Tulisan kali ini dan selanjutnya tidak akan mengupas permasalahan sosial secara spesifik serta mengaitkannya dengan karakter kepemimpinan yang ada. Giliran pembaca yang diharapkan memberikan opini pribadinya tentang kondisi kepemimpinan di Bali. Bercermin dari kasus rabies, secara personal saya sependapat dengan guru Sugi Lanus bahwa terjadi defisit karakter tegas dan visioner dari para pemimpin Bali dewasa ini (https://tatkala.co/2024/04/23/belajar-dari-penertiban-joged-era-belanda).

Bali Memilih Pemimpin

Masyarakat Bali memilih secara langsung pemimpinnya dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2008 dan terus berlangsung hingga sekarang. I Wayan Koster telah menyelesaikan periode pertama kepemimpinannya (2018-2023) sebagai gubernur Bali, serta kemungkinan besar akan bertarung kembali pada Pilkada 2024.

Made Mangku Pastika adalah gubernur pertama yang terpilih sejak Pilkada digulirkan dan telah menjabat selama dua periode (2008-2018). Pada periode sebelumnya (2003-2008), I Dewa Made Beratha terpilih sebagai gubernur Bali berdasarkan pemungutan suara yang dilakukan oleh perwakilan rakyat yakni DPRD Bali.

Jika kita mundur terus ke belakang, pemilihan para pemimpin administratif di pulau Bali adalah wewenang penguasa dari luar Bali. Entah jabatan pemimpin administratif itu adalah seorang gubernur yang ditunjuk oleh pemerintah pusat pasca kemerdekaan Indonesia, atau seorang residen (residentie) saat era penjajahan Belanda, atau seorang dalem (raja) yang mendapat legitimasi dari penguasa Majapahit. Sebelum menjadi wilayah taklukan Majapahit, tampuk pimpinan di Bali dipegang oleh raja-raja yang berkuasa secara independen.

Sebagai bagian dari masyarakat Bali, tentu saya ingin agar mekanisme pemilihan pemimpin di Bali tetap melibatkan partisipasi masyarakat. Tidak ujug-ujug melalui penunjukan oleh presiden/menteri di Jakarta atau campur tangan penguasa kapital dari negeri antah berantah. Tidak juga kembali ke masa feodalisme ketika pemimpin ditentukan berdasarkan trah/dinasti dari raja yang sedang berkuasa. Pertanyaannya adalah, ketika kita memiliki wewenang untuk memilih pemimpin secara langsung, lalu mengapa “kita” (sekurang-kurangnya saya dan Sugi lanus) masih mengeluh tentang karakter pemimpin yang terpilih? Bukankah kita sendiri yang bertanggungjawab terhadap proses pemilihannya?

Urun rembuk demokrasi

Sistem demokrasi memungkinkan siapapun bisa memilih dan dipilih sebagai pemimpin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanan pilkada berdasarkan prinsip demokrasi sebenarnya adalah konsep baru yang diperkenalkan kepada masyarakat, utamanya pasca kejatuhan Orde Baru dan diberlakukannya prinsip otonomi daerah. Sebelumnya, masyarakat Bali tidak pernah memiliki kewenangan untuk memilih pemimpinnya secara langsung.

Seperti yang telah disinggung pada paragraf sebelumnya, secara pribadi saya menganggap demokrasi adalah sistem politik yang paling logis untuk saat ini. Oleh karenanya, tanggungjawab pertama saya adalah untuk mempertahankan demokrasi tetap berjalan hingga nanti terdapat sistem politik yang lebih efektif.

Meskipun demikian, terdapat beberapa catatan untuk sistem demokrasi yang telah dijalankan, baik catatan praktikal maupun konseptual. Tak dapat dipungkiri bahwa demokrasi menimbulkan kebisingan serta meningkatkan risiko terjadinya perpecahan di masyarakat akibat perbedaan calon pemimpin yang hendak diusung. Masifnya penetrasi media sosial dalam kehidupan sehari-hari meningkatkan volume bising dan risiko gesekan di masyarakat. Ikut memantau proses demokrasi agar berlangsung dengan tertib adalah catatan praktikal yang menjadi kewajiban kedua dari saya.

Sistem demokrasi yang berlangsung di berbagai belahan dunia—termasuk Indonesia dan Bali—saat ini mencontoh sistem politik yang diterapkan oleh Athena dan banyak negara-kota zaman Yunani Kuno. Menyelami samudra pemikiran para filsuf Yunani kontemporer dapat menjadi catatan-catatan konseptual untuk terus menyempurnakan sistem demokrasi yang kita terapkan.

Plato, dalam bukunya yang berjudul Republic (saya membaca terjemahan Bahasa Inggris dari Collins Classic), menuliskan bahwa keadaan tanpa pengetahuan dan tidak mendapat informasi yang benar (uneducated and uninformed of the truth) adalah hambatan utama dalam sistem demokrasi. Siapapun bisa dipilih sebagai pemimpin dalam sistem demokrasi, termasuk individu dengan wawasan yang sempit akibat dari kurangnya pengetahuan dan input informasi tentang problematika sosial yang terjadi. Pola kepemimpinan dari individu minim pengetahuan dan informasi menjadi tidak efektif karena tiap-tiap keputusan yang diambilnya tidak memiliki arah serta tujuan yang pasti.

Dari sudut pandang yang lebih ekstrem, diskursus filsafat yang tertuang dalam Republic memperingatkan bahwa karakteristik masyarakat tanpa pengetahuan dan informasi akurat, tidak hanya menghambat sistem demokrasi, tetapi membunuh demokrasi itu sendiri dan menggantikannya dengan sistem tirani.

Hal itu terjadi karena rakyat akan dengan mudah dihasut untuk memilih pemimpin yang tidak bertanggungjawab, hanya karena pemimpin yang dimaksud berhasil menarik simpati rakyat. Sistem tirani muncul ketika pemimpin yang berwatak culas ini memanipulasi sentimen mayoritas dengan melabeli minoritas sebagai kelompok “liyan”. Selain itu, pemimpin ini akan berupaya untuk menyingkirkan individu atau kelompok yang dianggap mengancam kekuasaannya, serta cenderung mencegah masyarakat menjadi lebih terdidik dan tercerahkan demi mempertahankan hegemoni kekuasaannya.  

Arah demokrasi kita

Meskipun kondisi sosial-politik Bali saat ini memiliki kemungkinan yang kecil untuk jatuh ke dalam sistem tirani, namun penyelenggaraan serta upaya untuk terus menyempurnakan sistem demokrasi cenderung mengalami stagnansi, bahkan dekadensi.

Terbaru, pelarangan diskusi People’s Water Forum (PWF) akhir Mei kemarin menandakan bahwa kebebasan untuk bertukar pengetahuan mengalami regresi. Forum diskusi PWF itu bukan tentang komunisme, ajaran sampradaya, atau wisata halal. Tetapi tentang air (tirtha), elemen kunci yang menopang kehidupan manusia dan lingkungan hidup. Adakah berita PWF menjadi viral di media sosial? Tentu tidak, algoritma media sosial lebih mengutamakan rangkaian pernikahan penyanyi wanita asal Bali dengan rekan laki-laki sesama profesi yang kebetulan tidak berdarah Bali.

Adakah tokoh politik yang digadang-gadang mengikuti pertarungan pemilihan gubernur 2024 berkomentar tentang insiden ini? Belum saya dengar atau baca informasinya. Bahkan penjabat sementara (PJ) gubernur pun hanya mampu berkomentar normatif terhadap kejadian pelarangan diskusi PWF. Dimana letak ketegasannya wahai bapak-bapak pemimpin kami? Di larung ke laut, mungkin. Atau menyusut bersama keringnya saluran irigasi untuk subak serta debit air danau Buyan dan Tamblingan.

Inikah tujuan demokrasi yang sesuai kehendak kita? Pesta lima tahunan untuk menggilir tampuk kekuasaan semata. Tanpa adanya evaluasi karakter pemimpin yang terpilih, atau fokus kebijakan dan program kerja yang akan diambil. Sedangkan kompleksitas permasalahan tentang pariwisata, sosial budaya, ekonomi, transportasi, lingkungan hidup, kesehatan, serta aspek-aspek lainnya terus menjejali pulau yang semakin penuh sesak ini. [T]

  • *Sangkalan (disclaimer): Artikel tentang kepemimpinan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan pihak-pihak tertentu pada pilkada gubernur tahun ini. Sebagai catatan, pilkada 2008 saya tidak memiliki hak pilih karena belum cukup umur. Saya memilih Made Mangku Pastika pada pilkada 2013. Sedangkan tahun 2018 saya tidak menggunakan hak pilih karena menilai calon yang bersaing bukanlah kandidat yang mewakili aspirasi saya. Adapun pilkada 2024 ini saya juga tidak akan menggunakan hak pilih karena masih melanjutkan studi doktoral di luar negeri.  
“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [1]: Kepemimpinan dan Joged Jaruh
“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [2]: Rabies yang Tak Kunjung Hilang
“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa”[4]: Pemimpin dan Kaum Intelektual
Tags: kepemimpinanpemimpin baliPilkada Bali
Previous Post

Tembakan Teatrikal dan Musik yang Beda dari “Raja Buduh” – Catatan Baleganjur Duta Jembrana di PKB 2024

Next Post

Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa

Rsi Suwardana

Rsi Suwardana

Lulus sebagai dokter umum tahun 2018, memiliki ketertarikan dalam bidang mikrobiologi

Next Post
Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa

Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co