25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menggemparkan Suara di Tengah Ketidakadilan: Ulasan Kumpulan Puisi “Jari Tengah” karya Alfian Dippahatang

Malinda ElfannibyMalinda Elfanni
June 5, 2024
inUlas Buku
Menggemparkan Suara di Tengah Ketidakadilan: Ulasan Kumpulan Puisi “Jari Tengah” karya Alfian Dippahatang

Malinda (penulis) bersama buku Jari Tengah

JARI Tengah merupakan buku kumpulan puisi karya Alfian Dippahatang yang memperoleh penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2021. Buku-buku yang berhasil ia tulis memang seringkali mendapat penghargaan dan apresiasi bagi khalayak, sebab dalam karakteristik penulisannya dianggap unik dan berani.

Salah satu buku yang akan diulas secara lugas dan tegas pada esai ini adalah buku berjudul Jari Tengah (2020). Buku ini berisi 45 puisi yang dikemas secara padat dalam satu buku yang tidak terlalu tebal yakni berjumlah 52 halaman.

Jika dilihat secara keseluruhan, puisi ini mengangkat teori ekspresif yang memandang karya sastranya sebagai pernyataan atau bentuk ekspresi berdasarkan dunia pengarang. Karya sastra yang ditulis bukan hanya tentang hasil imajinasi, melainkan sebagai sarana pengungkpaan ide, pikiran, hinga pengalaman pengarang.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Umry (2005) yang mengemukakan bahwa kritik ekspresif adalah kritik yang menekankan hubungan antara karya sastra dengan pengalaman batin dan maksud pengarang.

Dilihat dari pernyataan di atas, penyair mengungkapkan maksud secara eksplisit bahwa setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang tenang dan damai, namun apalah daya, kehidupan di dunia tidak menjamin semua insan memiliki sifat yang sama, apalagi sifat dalam hal kebaikan.

Terlalu banyak iming-iming yang ditawarkan oleh dunia kepada setiap insan untuk memilih. Memilih terhadap jalan yang benar, atau justru sebaliknya. Banyaknya kaum yang tertindas dan menindas menjadi salah satu bentuk adanya ketidakadilan dan ketamkan setiap insan. Mungkin, hal itu terjadi lantaran ego semata, keberpihakan dalam memproleh tahta dan cinta, kesenjangan sosial, atau bahkan ingin berkuasa dalam setiap situasi yang ada.

Semua itu hanyalah kenikmatan semata. Roda akan terus berputar, sangat mungkin orang yang tertindas akan bangkit untuk menggemparkan suara untuk memperoleh keadilan.

Dengan adanya hal tersebut, penyair menekankan pada hubungan karya sastra yang diciptakan dengan keadaan jiwanya. Hal ini diungkapkan mulai dari perlawanan terhadap ketidakadilan politik, kritik sosial, personal, hingga pada hal-hal yang dianggap tabu oleh sebagian orang, semuanya diaplikasikan dalam bentuk karya sastra berupa puisi.

Alfian menuliskan puisinya bersumber dari pengalaman. Kategori pengalaman yang pertama yakni berasal dari lingkungan sekitar, dan pengalaman yang kedua berasal dari dalam dirinya sendiri.

Setiap diksi yang dituliskan oleh penyair, adalah ungkapan kekecewaan, kemarahan, dan juga perlawanan. Semua perasaan itu dibalut dengan bahasa yang menunjukkan sifat keberanian. Sebagai bentuk sifat keberanian dapat dilihat secara gamblang dan jelas melalui sampul yang digunakan pada kumpulan puisi tersebut.

Penggunaan gambar jari tengah, melambangkan sebagai simbol perlawanan, kemarahan, dan penolakan. Salah satu kelebihan dan menjadi karakteristik dalam buku ini, terletak pada penulisan judul.

Pada setiap puisinya, Alfian menunjukkan keberanian untuk mengangkat hal-hal yang tabu, sensitif, dan menumpas ketidakadilan jika dilihat secara sekilas. Alfian merupakan penyair yang tidak takut untuk menyuarakan gagasannya, mesikipun harus melibtatkan diksi yang bisa dikatakan vulgar, dalam hal ini merupakan bentuk ekpresifnya.

Sebagai pembaca, diperlukan ketelitian dalam menafsirkan pesan yang hendak disampaikan penyair sebab, jika tidak demikian akan menimbulkan kesalah pahaman. Mungkin, ketika seseorang atau anak kecil yang secara sengaja maupun tidak sengaja membaca judul ini dengan sekilas akan menimbulkan daya imajinasi yang tinggi.

Daya imajinasi yang tecipta, entah itu pemikiran yang baik atau buruk tetapi pada kenyataannya memanglah demikian.

Adapun judul yang dimaksudkan diantaranya yaitu, “Celana Dalam” dan “Kemaluan Mengendur”. Pada judul tersebut akan menimbulkan banyak pertanyaan seperti halnya apa dan bagaimana, ketika membaca judul tersebut dengan sekilas saja. Tetapi siapa sangka, judul “Celana Dalam” secara tersirat memiliki kebermaknaan tentang ungkapan rasa kesedihan dan kekecewaan atas berakhirnya suatu hubungan.

Pada puisi tersebut terdapat kata-kata “celana dalam” dan “bercak darah” yang mungkin akan dianggap tabu oleh beberapa orang.

Sementara itu, pada puisi yang berjudul “Kemaluan Mengendur” juga dapat menimbulkan banyak penafsiran. Pada puisi tersebut, Alfian ternyata memanfaatkan simbol-simbol untuk menghidupakan puisinya. Kemaluan yang dimaksudkan merupakan simbol dari harga diri.

Penggunaan diksi secara vulgar terkadang menjadikan pembaca menjadi spontan terbelalak atas tulisan yang terpampang nyata di depan mata. Tentu timbulnya banyak persepsi mengenai kekurangan dan kelebihan dalam suatu karya merupakan hal yang wajar.

Perlu diingat bahwa ini adalah sebuah sastra dan seni dalam beretorika. Seorang pernyair termasuk Alfian dengan bebas dapat mengungkapkan pengalamannya berupa untaian kata-kata indah, dan kita sebagai penikmat perlu untuk memberikan apresiasi.

Sebagai bentuk empati dan apresisasi terhadap puisi ini, perlu untuk memberikan penilaian bahwa sebenarnya penggunaan simbolisme

terkadang menjadikan pembaca merasa kesulitan dalam hal pemaknaan terlebih lagi bagi pembaca awam.

Tidak semua puisi yang ada pada buku Jari Tengah sepenuhnya menggunakan simbolisme yang merumitkan. Puisi yang berjudul “Jari Tengah II” secara lugas dan tengas menggambarkan situasi kemarahan dan kekecewaan.

Penggunaan diksi jari tengah merupakan makna yang tersirat dari adanya sikap penolakan dan pemberontakan terhadap realitas sosial. Pada bagian ini, pembaca seraya diajak pada suatu ruang untuk merenungkan. Merenungkan kritik terhadap masyarakat yang penuh dengan tipu daya. Pembaca diajak untuk terlarut dalam setiap rentetan kisah yang ada.

Pemanfaatan majas yang beragam dalam puisi menjadikannya memiliki nilai estetis dan kepuitisan yang tinggi. Pendayagunaan kata-kata yang dibalut dengan berbagai suasana dan nada menambah citra dalam rentetan peristiwa.

Secara kompleks kumpulan puisi ini memaang mengangkat banyak tema dan peristiwa. Semuanya dikumpulkan menjadi satu dalam satu kesatuan berjiwa memberontak demi suatu keadilan dan keselarasan. Tidak hanya diksi yang memainkan kata demi kata, larik demi larik, dan bait demi bait sebagai karakteristiknya.

Penggunaan diksi telah digabungkan dengan tatanan tipografi yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadikan larik dan baitnya menjadi unik. Ketidakteraturan dalam tatanan tipografi, menggambarkan kericuhan dan kekacauan yang berhasil diekspresikan. Penggalan contoh tipografi sebagai gambarannya, yakni pada judul puisi “Tunduk”

Penggunaan tipografi pada pengalan puisi di atas, menggambarkan penekanan pada setiap kata untuk menekankan makna yang terkandung di dalamnya.

Penggunaan spasi yang tidak teratur atau bahkan bentuknya seperti zig-zag akan mempermudah pembaca dalam menempatkan posisi nada yang berguna untuk memberikan jeda sehingga menimbulkan efek dramatis.

Tidak hanya tipografi, melainkan juga gabungan kolaborasi antara tipografi dan pemanfaatan tanda baca yang digunakan secara maksimal. Penulisan kata pada setiap bait yang dituliskan dengan singkat akan lebih mudah dipahami bagi pembaca, dan juga menimbulkan rasa penasaran untuk melanjutkan pada bait-bait selanjutnya atau bahkan pada puisi selanjutnyaa.

Secara gamblang tidak dapat dipungkiri bahwa Alfian memang betul-betul mendayagunakan aspek-aspek pembangun puisi untuk memberikan nyawa pada puisinya, sehingga pembaca seraya berada pada situsi yang dialaminya. Selanjutnya, mari kita lihat secara keseluruhan tentang makna yang terkandug dalam kumpulan puisi tersebut.

Alfian berusaha untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara tanpa adanya isu deskirminasi dan ketidaksetaraan. Tanpa segan isi dari puisinya berfokus pada aspek moralitas dan keberanian Tidak pandang bulu terhadap siapa ia berbicara. Bahkan norma yang ada pada masyarakat yang dianggap menyimpang akan ditegakkan pada kosakata konotasi yang dianggap telah tepat sebagai bentuk sindiran.

Banyak konflik yang dibangun dalam puisi ini, sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca didominasi dengan unjuk sikap dalam menyuarakannya. Pada dasarnya seseorang yang berani dalam mengungkapkan ketidakadilan atas dasar dirinya sudah terlalu jenuh dan muak terhadap berbagai penindasan.

Keadilan merupakan kebijkan utama dari hadirnya institusi-institusi sosial (John Rawls, 2006). Banyak hal yang perlu ditafsirkan dalam kumpulan puisi ini, sebab di dalamya tidak hanya membahas satu aspek saja. Penyair membagi rasa kekecewaan, amarah. dan rasa unjuk diri melalui berbagai peristiwa. Kisah cinta yang berakhir begitu saja akibat terhalangnya norma yang dianggap telah kuno, sehingga terdapat pembeda antara kaum miskin dan kaya pria dan wanita yang diungkapkan dalam judul “Celana Dalam”.

Peralakuan orang lain yang tidak menyenangkan hingga membuatnya terpuruk yang diceritakan dalam “Kemaluan Mengendur”. Rasa dendam yang cukup kuat sehingga harus ditegakkan sebagai bentuk

kebangkitan pada judul “ Petarung dalam Sarung”. Hingga kritikan bagi para politisi pun diungkapkan dalam puisi ini. Kesemuanya dianggap sebagai kehidupan yang tidak menyenangkan.

Ketidakadilan dalam memperoleh cinta, padahal setiap individu berhak untuk merasakannya, Ketidakadilan dalam pengakuan di masyarakat, hingga pada pemerintahan. Hal-hal yang tidak mengenakkan dibungkam dengan suara dan simbolisme jari tengah sebagai bentuk perlawanan dan pembalasan.

Puisi ini mengkolaborasikan perasaan, peristiwa dan kata-kata untuk dituangkan dalam bait-bait yang penuh makna. Satu hal yang saya tegaskan dalam pengkajian atau penafsiran puisi, tidak semua individu memiliki asumsi yang sama dalam hal memahami makna. Walau demikian, penyair telah berusaha dan berkenan telah menuangkan rentetan pengalamannya dalam bentuk suatu karya sastra.

Mari bersama-sama untuk mencintai dalam hal kebaikan, tumpaskan ketidakadilan, dan selamat menunaikan. Suaramu, suaraku, suara kita, dan semuanya yang akan digelorakan Sampai jumpa pada kemenangan. [T]

DAFTAR PUSTAKA

Dippahatang, Alfian. 2020. Jari Tengah. Yogyakarta: Basa-basi.

Rawls, John. 2006. A Theory Of Justice Teori Keadilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Umry, Shafwan Hadi. (2005). Kritik Sastra: Transformasi Budaya, Upaya

Aplikasi dan Apresiasi. (makalah Seminar Kritik Sastra). Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Kisah Cinta yang Mendewasakan — Ulasan Novel “Malik & Elsa 2” karya Boy Candra
“Yang Menyublim di Sela Hujan”: Memandang Pendidikan dan Kehidupan di Tanah Papua
Lada dari Papa
Indonesia dari Pinggir: Memoar Perjalanan yang Mengagumkan
Apakah Aku Normal?
Meretas Penyimpangan dalam Perjalanan Budaya dan Spiritualitas Tanah Minangkabau pada Novel “Segala Yang Diisap Langit” karya Pinto Anugrah
Menafsirkan Goresan Luka dari Pisau yang Tak Dapat Maaf
Alusi dan Ihwal yang Belum Selesai dalam “Bolang dari Baon”
Tags: buku puisi
Previous Post

Berbincang dengan Kunti Afrida Maharani, Pemenang Putri Hijabfluencer Bali 2024

Next Post

Made Tawa, Kakek 81 Tahun, Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja Itu pun Diwisuda

Malinda Elfanni

Malinda Elfanni

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Next Post
Made Tawa, Kakek 81 Tahun, Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja Itu pun Diwisuda

Made Tawa, Kakek 81 Tahun, Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja Itu pun Diwisuda

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co