SORE menjelang malam orang-orang intens bercengkrama dan mengobrol di area Santrian Art Gallery, Sanur, Denpasar, Jumat petang hingga malam, 10 Mei 2024. Obrolan yang terdiri dalam banyak kelompok santai itu menghadirkan suasa “kolaborasi” yang kental, karena dalam kelompok-kelompok obrolan itu terlibat seniman dari berbagai disiplin, seperti pelukis, sastrawan, arsitek, penulis, dan wartawan.
Para seniman itu datang ke areal Santrian Art Gallery untuk menyaksikan pembukaan pameran bertajuk “Culmination”. Pameran ini memang merupakan hasil kolaborasi antara pelukis dan penulis, juga kolaborasi antara galeri.
Secara seremonial, pameran dibuka malam itu dengan sambutan oleh Ida Bagus Gede Shidarta Putra yang merupakan pemilik Satrian Art Gallery dan Griya Santrian Resort Sanur, dan pidato dari Popo Danes yang dikenal sebagai arsitek dan budayawan.
Karya David Hopkins & Sava Istanbul | Foto: Rusdi
Dian Dewi Reich yang menjadi kurator pameran juga memberikan sambutan dengan didampingi oleh para seniman yang karya-karya mereka dipamerkan di Santrian.
Orang-orang yang hadir dengan begitu intens mendengarkan kata-kata dari tiga tokoh yang dikenal punya perhatian besar terhadap seni rupa di Bali itu. Sesekali mereka bertepuk tangan.
Para seniman yang hadir sebagian besar memang seniman. Mereka menyaksikan pameran sekaligus memberi dukungan kepada rekan-reman mereka yang berpameran. Tampak hadir sejumlah pelukis senior seperti Made Budhiana, Wayan Redika dan Nyoman Erawan. Dari kalangan sastrawan hadir antara lain Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta, Ary Duarsa dan K Landras.
Karya Made Kaek | Foto: Rusdi
Pameran “Culmination” yang merupakan kolaborasi dari para seniman, budayawan, dan penulis yang menghadirkan berbagai karya artistik ini akan berlangsung sampai 29 Mei 2024.
Pameran ini digelar atas kesadaran konektivitas para seniman yang merasa perlu adanya kolaborasi kuat di tengah arus kehidupan yang semakin kencang.
“Semakin hari kita semakin dituntut untuk membuka diri. Terutama kerja kolaborasi. Jika karya bagus lahir dari seniman yang bagus, tetapi karya yang hebat hanya terjadi pada kolaborasi yang hebat,” ujar Popo Danes dalam pidatonya.
Kolaborasi seniman ini menyertakan 11 karya sastra, terdiri dari 9 puisi karya Eda Ocha (Turki), Shio Senda (Jepang), Mas Ruscitadewi, Made Adnyana Ole, Sonia Piscayanti, Arya Ngurah Dimas, Wini Hartini, Agung Gede Putra, dan Darma Putra, serta terdapat prosa karya Nandini Khrisna (India) dan Brandon Spars (Amerika Serikat).
Untuk penggiat seni rupa, foto, grafis dan film tergabung dalam kegiatan ini berupaya untuk “membaca” sastra sebagai salah satu bentuk kolaborasi, juga karya tulis yang berbahasa Inggris maupun Indonesia disalin dan digunakan di atas daun lontar dengan aksara Bali.
Berbagai pesan dikumpulkan melalui media seperti fotografi, puisi, lukisan, instalasi dan film. Pameran ini berupaya untuk menghadirkan penciptaan karya yang tulus dan positif.
“Ini bukan tentang membuktikan apa pun, melainkan tentang proses kolaboratif dalam menciptakan dan merangkul pesan-pesan positif satu sama lain, menumbuhkan rasa kebebasan dalam berekspresi artistik,” papar Dian Dewi, sekaligus pemilik Sawidji Gallery, di sela-sela pembukaan pameran malam itu.
Menurutnya acara seni ini mengacu pada puncak (culmination) atau titik tertinggi dari sesuatu, sering kali dicapai setelah proses pengembangan atau kemajuan. Oleh karena itu, ia berusaha agar pameran ini memaknai ‘puncak’ sebagai titik harmoni dan kepositifan.
Karya Putu Bonuz | Foto: Rusdi
Upaya kolaborasi itu diekspresikan juga lewat pertunjukkan pembukaan. Pertunjukan pertama diisi dengan monolog dari Dian Iswari yang disutradarai oleh Mas Ruscitadewi.
Pertunjukan kedua datang dari kolaborasi antara Darma Putra, Jasmine Okubo, Kang Hajat, dan Agus Kama Loedin. Jasmine menari dipadukan dengan pembacaan lontar oleh Darma Putra dan diiringi instrumen musik etnik oleh Hajat.
Sementara itu, beberapa karya lukis yang dipamerkan di antaranya ada Bio Feel Her 01 dan Bio Feel Her 02 oleh David Hopkins & Sava Istanbul, Misticle Witness dari Wayan Sujana Suklu, Tumbuh Kuat Berakar karya Wayan Suastama, Sahabat Emas karya Wayan Suastama, Selfie Series dari Made Kaek dan Harmony karya Putu Bonuz. [T]
Reporter: Rusdy Ulu
Penulis: Rusdy Ulu
Editor: Jaswanto