PENGABDIAN Masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah Volunteering, adalah aktivitas sosial (sukarela) di mana seseorang secara sadar memilih untuk memberikan waktu, tenaga, atau keterampilan mereka untuk membantu orang lain atau mendukung suatu tujuan tanpa mengharapkan imbalan finansial atau materi lainnya sebagai imbalan. Ini bisa melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari bekerja di suatu lembaga, membantu di sekolah atau rumah sakit, menyumbangkan waktu untuk proyek-proyek lingkungan, hingga membantu dalam acara-acara komunitas atau masyarakat.
Volunteering memiliki makna dan nilai yang mendalam. Ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi mereka yang menerima bantuan, tetapi juga memberikan kepuasan dan rasa pemenuhan bagi para sukarelawan. Aktivitas sukarela sering kali menjadi cara untuk terlibat secara aktif dalam masyarakat, memperluas jaringan sosial, dan mengembangkan keterampilan baru.
Beberapa aktivitas Volunteering dapat berlangsung dalam berbagai bidang, diantaranya:
- Volunteering di Bidang Sosial: Meliputi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti anak-anak, lansia, atau mereka yang berkebutuhan khusus.
- Volunteering di Bidang Kesehatan: Termasuk menjadi relawan di rumah sakit, pusat kesehatan, atau menyediakan layanan kesehatan masyarakat.
- Volunteering di Bidang Pendidikan: Meliputi bantuan tenaga di sekolah-sekolah, mengajar bahasa, atau menyediakan fasilitas belajar mengajar.
- Volunteering di Bidang Lingkungan: Meliputi kegiatan konservasi alam, membersihkan pantai, atau memperbaiki lingkungan hidup.
Beberapa tahun terakhir, banyak sekali berbagai Organisasi Kepemudaan, Komunitas, Non Government Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang hadir menawarkan program Volunteering untuk pemuda tanah air, salah satu yang paling populer adalah Volunteer Tourism (Voluntourism). “Voluntourism” adalah istilah yang menggabungkan kata “volunteer” (sukarelawan) dan “tourism” (pariwisata).
Konsep ini merujuk pada kegiatan di mana individu melakukan pekerjaan sukarela sambil bepergian atau berlibur ke destinasi tertentu. Konsep Voluntourism menggabungkan kegiatan wisata dengan pekerjaan sukarela, memberikan peluang bagi orang-orang untuk berkontribusi pada proyek-proyek sosial atau lingkungan sambil menjelajahi wisata daerah.
Atau definisi lainnya, Voluntourism merupakan suatu konsep pemberdayaan dan pengembangan pariwisata berbasis pengabdian masyarakat, yang didalamnya terdapat unsur keterlibatan pengunjung atau wisatawan untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan pariwisata dengan mengkorelasikan kemampuan (skill) serta jiwa sosial (volunteer) yang dimiliki agar dapat diimplementasikan di suatu daerah yang dikunjungi.
Peserta sering memilih untuk menghabiskan waktu mereka di lokasi-lokasi yang membutuhkan bantuan, seperti desa-desa terpencil atau wilayah-wilayah yang memerlukan keterlibatan generasi muda dalam berbagai kegiatan. Mulai dari upaya branding destinasi wisata, diskusi potensi wisata, sosialisasi UMKM, hingga berbagai kegiatan lain yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
Meskipun tujuannya adalah untuk memberikan bantuan kepada komunitas yang membutuhkan, konsep ini juga telah menimbulkan berbagai perdebatan terkait dampaknya. Di satu sisi, voluntourism dapat memberikan manfaat nyata kepada komunitas yang menerima bantuan. Misalnya, sukarelawan bisa membantu membangun infrastruktur, memberikan bantuan medis, atau mendukung pendidikan lokal. Selain itu, pengalaman ini juga dapat membuka wawasan bagi sukarelawan, memperluas pemahaman mereka tentang dunia, dan mempromosikan pemahaman lintas budaya.
Bukan hanya Voluntourism, kegiatan serupa seperti Volunteering and trip, Social Volunteering, dan berbagai aktivitas sosial serupa lainnya tidak jarang mendapatkan kritik karena beberapa proyek atau program kerja yang dijalankan tidak memiliki dampak jangka panjang (sustainable) yang signifikan.
Pada umumnya, kegiatan Volunteering, Voluntrip, Voluntourism, hanya berlangsung satu sampai dua minggu lamanya, dan tidak semua penyelenggara dapat memberikan solusi yang berkelanjutan atas masalah yang dihadapi oleh komunitas setempat. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa sebagian besar biaya yang dibayarkan oleh sukarelawan untuk mengelola program, tidak sepenuhnya menguntungkan komunitas atau masyarakat yang mereka layani.
Maka dari itu, untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, penting bagi para penyelenggara Event Volunteering atau pengabdian masyarakat dan peserta untuk beroperasi dengan transparansi, tanggung jawab, serta kesadaran akan dampak sosial mereka. Hal ini meliputi kerja sama yang erat dengan komunitas lokal, penekanan pada proyek-proyek atau program kerja yang berkelanjutan, serta pemahaman yang jelas tentang peran sukarelawan dalam konteks yang lebih luas.
Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat program voluntourism yang kurang memiliki dampak dan lebih fokus pada keuntungan pribadi atau pengalaman pelaku voluntourism, daripada memberikan manfaat positif bagi komunitas atau lokasi yang dikunjungi. Selain itu, ada juga isu etika yang perlu dipertimbangkan dalam voluntourism. Misalnya, ada kekhawatiran bahwa voluntourism dapat menjadi bentuk “pencitraan diri” bagi sukarelawan, di mana mereka memanfaatkan kesulitan orang lain untuk meningkatkan citra mereka sendiri.
Selain itu, terkadang voluntourism bisa menyebabkan ketidaksesuaian budaya atau bahkan merusak lingkungan, terutama jika tidak dilakukan dengan penuh pertimbangan terhadap kebutuhan dan norma lokal. Penting bagi individu yang tertarik untuk terlibat dalam voluntourism untuk memilih program dengan hati-hati, memastikan bahwa program tersebut benar-benar memberikan manfaat entah bersifat berkelanjutan atau belum berkelanjutan bagi komunitas yang dikunjungi, dan menghormati kebutuhan serta norma budaya setempat.
Dengan pendekatan yang tepat, voluntourism dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Karena pada dasarnya, voluntourism adalah fenomena yang kompleks, dengan potensi untuk memberikan manfaat yang besar bagi komunitas yang membutuhkan bantuan dan untuk sukarelawan yang terlibat. Namun, untuk memaksimalkan dampak positifnya, penting untuk menghadapi tantangan etis dan struktural yang mendasarinya.
Dengan pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab, voluntourism dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan pertukaran budaya, pemahaman lintas budaya, dan pembangunan yang berkelanjutan. [T]
Penulis: Ni Komang Deviana
Editor: Adnyana Ole