9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tumpek Krulut Adopsi Hari Valentine?

I Dewa Gede Darma PermanabyI Dewa Gede Darma Permana
April 13, 2024
inEsai
Tumpek Krulut Adopsi Hari Valentine?

Fopto: repro dari penulis

CINTA kasih adalah rasa yang tidak dapat dijelaskan secara pasti. Ia lahir dari hati sanubari setiap insan untuk menabur aura positif dengan sesama. Untuk itulah banyak jalan untuk mencurahkan rasa kasih sayang. Ia dapat berwujud pemberian yang tulus ikhlas, kepedulian dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan, atau wujud lainnya sesuai keinginan yang mencurahkannya. Cinta kasih menjadi unsur penting yang patut dijaga oleh insan berbudaya untuk mencurahkan rasa.

Berbicara mengenai kasih sayang secara lebih lanjut, terdapat sebuah tanggal yang dikenal populis sebagai hari peringatannya. Ialah tanggal 14 Februari yang dikenal dengan istilah Hari Valentine. Hari ini dikenal sebagai hari kasih sayang, dan dirayakan oleh beberapa negara di dunia tak terkecuali masyarakat Indonesia. Dari sisi perayaan, berbagi cokelat dan bunga kepada orang tersayang menjadi ciri khas. Hal ini juga tidak lepas dari promo atau turunnya harga cokelat dan bunga di beberapa toko yang membuat kedua benda tersebut menjadi laris di pasaran setiap bulan Februari.

Populisnya hari Valentine di era sekarang khususnya di Indonesia ternyata juga turut andil dalam menyentil eksistensi salah satu Hari Suci Agama Hindu. Hari suci tersebut adalah Hari Suci Tumpek Krulut yang diperingati setiap 210 hari sekali tepatnya hari Sabtu (Saniscara) Kliwon Wuku Krulut menurut Kalender Bali/Primbon Jawa. Banyak pihak yang menghubungkan keduanya karena memiliki esensi yang mirip sebagai hari kasih sayang. Bahkan tidak jarang beberapa pihak menganggap Hari Suci Tumpek Landep sebagai Hari Valentine-nya versi umat Hindu Bali (Suastini dan Suparwati, 2021).

Penyamaan persepsi demikian bukanlah sesuatu yang salah. Bahkan jika dipandang dari sisi kacamata positif, penyamaan Hari Suci Tumpek Krulut dengan Hari Valentine sesungguhnya dapat mendongkrak popularitas Tumpek Krulut sebagai hari suci yang mengandung nilai luhur dan filosofi yang kuat. Namun di era sekarang, tidak banyak masyarakat terutama generasi muda Hindu yang berkenan untuk menggali nilai filosofi luhur dari Hari Suci Tumpek Krulut sebagai entitas yang dimiliki oleh Agama Hindu.

Tidak jarang mereka justru terbuai dengan gempitanya perayaan hari Valentine dibandingkan meluangkan waktu untuk menggali ke dalam, dibalik luhurnya Hari Suci Tumpek Krulut. Hal ini tentu merupakan sesuatu hal yang merisaukan, karena bisa saja generasi Hindu baik di masa kini atau di masa yang akan datang, memandang Hari Suci Tumpek Krulut hanya sebagai adopsi dari Hari Valentine. Namun benarkah demikian?

Dari sisi literatur, sejarah Hari Valentine tertuang di dalam sastra cerita berjudul“Parlement of Foules”(Percakapan Burung-Burung) karya pujangga Inggris bernama Geoffrey Chaucer.

Perayaan Hari Valentine diperkirakan dimulai sekitar abad ke-14 sampai 15 Masehi tepatnya di negara Inggris dan Perancis. Hal ini erat kaitannya dengan kisah perjuangan dan kisah romantis Santo Valentinus kepada anak sipir penjara yang ia sembuhkan dengan cara menulis surat cinta sebelum dieksekusi mati. Hari itu diperkirakan bertepatan dengan tanggal 14 Februari sebagai hari yang juga dipercaya sebagai masa burung-burung untuk mencari pasangan hidup (Suastini dan Suparwati, 2021).

Berbeda dengan Hari Valentine yang berasal dari cerita sastra, perayaan Hari Suci Tumpek Krulut sesungguhnya lebih luhur karena bersumber dari pustaka suci yakni lontar Sundharigama dan Aji Ghurnnita yang dipercaya diwahyukan oleh Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pijakan hidup umat manusia.

Dari dua sumber pustaka suci tersebut diketahui bahwa, Tumpek Krulut sejatinya merupakan hari Pemujaan kepada Sang Hyang Taksu yang dipercaya sebagai kekuatan Tuhan untuk menghadirkan karisma atau menghidupkan benda-benda seni. Hal ini tidak lepas dari asal kata “Krulut” berasal dari kata “Kelulut” yang berarti terpikat, daya pikat, atau karisma.

Sehingga tepatlah, apabila perayaan Tumpek Krulut biasanya dirayakan oleh umat Hindu dengan melaksanakan piodalan penyucian terhadap benda-benda seni seperti, Gong, Tapel, Gender, dan lain sebagainya. Benda-benda seni itulah yang dijadikan sebagai media pengungkapan rasa cinta atau kasih sayang baik kepada Tuhan maupun ciptaann-Nya oleh masyarakat Hindu sejak zaman dahulu (Sudarsana, 2003: 90).

Lebih dari pada itu, masyarakat Hindu Bali juga mengenal Tumpek Krulut sebagai Tumpek Lulut. Kata “Lulut”, dapat diartikan sebagai jalinan, perasaan senang, gembira, bahagia, atau sukacita. Sehingga atas dasar tersebut, masyarakat Hindu khususnya di Bali juga menghubungkan perayaan Tumpek Krulut sebagai hari kasih sayang untuk mempererat jalinan persaudaraan atau kekeluargaan.

Benda-benda seni yang diyakini memiliki Taksu, kemudian yang digunakan sebagai media untuk mewujudkan rasa tersebut kepada Sang Hyang Iswara sebagai manifestasi Tuhan yang menciptakan atau menurunkan suasanaSatyam(Kebenaran),Sivam(Kesucian), danSundharam(Keindahan) (Putra, 2021).

Dengan mengetahui penjelasan tersebut sudah jelas bahwa, Hari Suci Tumpek Krulut yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Nusantara, bukanlah hari suci yang mengadopsi dari hari Valentine.

Meskipun dari esensi hampir mirip sebagai peringatan hari pencurahan rasa kasih sayang, Hari Suci Tumpek Krulut lebih mengarah kepada pengehormatan luhur terhadap benda-benda seni tradisonal yang diyakini mengandung Ketaksuan dibandingkan hari berbagi cokelat atau bunga yang dipandang sebagai media pengungkapan rasa kasih sayang di Hari Valentine.

Dengan penjelasan ini pula, diharapkan generasi muda Hindu menjadi lebih peka dan peduli terhadap hari sucinnya yang mengandung nilai luhur, dibandingkan hari raya yang berasal dari budaya lain. [T]

Referensi:

Putra, I. W. S. (2021). Teo Estetis dalam Ritual Tumpek Krulut pada Masyarakat Bali (Suatu Upaya dalam Mewujudkan Etika Kasih Sayang). Jnanasiddhanta: Jurnal Teologi Hindu, 2(2), 56-65.

Suastini, N. N. dan Suparwati, N. P. (2021). Tumpek Krulut Hari Valentine Versi Umat Hindu Bali.Vidya Samhita: Jurnal Penelitian Agama, 7(1), 154-160. Sudarsana, I. B. Putu. 2003.Ajaran Agama Hindu Acara Agama.Denpasar: Yayasan Dharma Acarya


BACA artikel lain dari penulisDEWA GEDE DARMA PERMANA

Rwa Bhineda Pasti Ada
Suka-Duka-Lara-Pati, Mengenal 4 Serangkai Bekal Abadi
Wajah Nyepi, Relasi Agama dan Budaya untuk Harmoni
Tags: baliHari ValentinehinduHindu BaliTumpek Krulut
Previous Post

Semalam Bersama Alien | Cerpen Putu Arya Nugraha

Next Post

Kue Apakah yang Menduduki Kasta Tertinggi di Kelas Kue Kering Saat Hari Raya?

I Dewa Gede Darma Permana

I Dewa Gede Darma Permana

Penulis, Editor, Penyuluh Agama. Biasa dipanggil Dede Brayen. Lahir dan tinggal di Klungkung.

Next Post
Kue Apakah yang Menduduki Kasta Tertinggi di Kelas Kue Kering Saat Hari Raya?

Kue Apakah yang Menduduki Kasta Tertinggi di Kelas Kue Kering Saat Hari Raya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co