2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Tengah Kisruh Itu, Terseliplah Made Kranca, Maestro Karawitan yang Barangkali Tak Banyak Dikenal

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
April 2, 2024
inKhas
Di Tengah Kisruh Itu, Terseliplah Made Kranca, Maestro Karawitan yang Barangkali Tak Banyak Dikenal

Made Kranca, pemukul gong, saat pentas di HUT Kota Singaraja 2024 | Foto: Hizkia

DI tengah kisruh mundurnya sekaa gong kebyar secara spontan pada panggung perayaan HUT Kota Singaraja di Lapangan Bhuana Patra, Sabtu 30 Maret 2024, itu, terseliplah sosok tua dengan wajah yang tabah.

Ia adalah Made Kranca. Tentu saja banyak orang yang berada di tengah keramaian perayaan itu tak kenal siapa dia. Bahkan barangkali pejabat tinggi Pemkab Buleleng yang duduk di kursi undangan itu tak banyak juga yang akrab dengan sosok itu.

Made Kranca adalah salah satu penabuh pada Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Desa Jagaraja, Kecamatan Sawan, yang tampil dalam acara perayaan itu. Di tengah penampilan itu ia memang tak menonjol. Ia tak berada di depan, misalnya sebagai penabuh kendang atau pengugal. Ia di belakang, memukul gong.

Namun, jangan salah. Meski ia berada di belakang dan kadang tak kelihatan sosoknya pada malam itu, untuk urusan gong kebyar nama Made Kranca selalu berada di depan, bukan hanya di Desa Jagaraga, melainkan juga di Bali.

Seniman-seniman karawitan di Bali biasa menyebut Made Kranca dengan nama Bapa Kranca. Bapa adalah sebutan untuk ayah atau orang tua, dan sebutan itu memberitahu kita bahwa Bapa Kranca adalah ayah bagi seniman-seniman karawitan, juga tari, di Bali.

Made Kranca saat melatih penabuh untuk persiapan pentas Gong Kebyar Legendaris di Pesta Kesenian Bali 2024 | Foto: Hizkia

Usia Made Kranca kini diperkirakan lebih dari 80 tahun. Tentu saja ia sudah kehilangan sejumlah kemampuan untuk menggerakkan organ-organ tubuhnya. Namun di usia senjanya itu tetap kuat pegang panggul untuk dipukulkan pada gangsa, atau reong, atau kendang, atau gong. Dan pukulan tangan tuanya seperti pukulan untuk selalu memberi semangat untuk mengembangkan gong kebyar sampai kapan pun, bahkan barangkali sampai ia tak bisa lagi mengayunkan panggul.

Syahdan, tahun 2024 ini, Sekaa Gong Jaya Kusuma Desa Jagaraga dipanggil untuk mewakili Kabupaten Buleleng dalam Parade Gong Kebyar Legendaris pada Pesta Kesenian Bali (PKB). Momentum ini dimanfaatkan untuk membangkitkan gong kebyar Jagaraga yang sempat vakum. Dan Made Kranca pun langsung berada di depan, sebagai sesepuh maupun sebagai penguruk alias pelatih tabuh dan tari, bersama seniman dari generasi yang lebih muda seperti Nyoman Arya Suriawan dan Made Andreas Dylon.  

Nama Made Kranca memang tak bisa diabaikan dalam sejarah perkembangan gong kebyar di Bali. Ia adalah cucu dari Pan Wandres, seseorang yang dianggap sebagai pelopor terciptakan gong kebyar di Desa Jagaraga yang kemudian menyebar ke seluruh Bali, bahkan ke sejumlah negara-negara besar di dunia.

Pan Wandres adalah seniman yang mengembangkan tari Kebyar Legong yang kemudian dimodifikasi kembali oleh Gde Manik, sehingga tercipta Tari Teruna Jaya. Bisa dikata, Pan Wandres adalah generasi di atas Gde Manik, dan Made Kranca adalah cucu dari Pan Wandres dan berguru pada Gde Manik. Dalam sejarah gong kebyar kemudian, nama Made Kranca bersama Gde Manik selalu tercatat dengan baik di hati para penabuh karena kerap menjadi pelatih hingga ke desa-desa terpencil di Bali.

Di tengah-tengah persiapan untuk tampil dalam Parade Gong Kebyar Legendaris di PKB, Juni 2024, Made Kranca selalu terlibat dalam latihan-latihan rutin yang dilakukan Sekaa Gong Jaya Kusuma.

Pada sesi latihan, ia biasanya datang dengan jalan yang pelan lalu naik tangga ke tempat latihan. Ia akan duduk di depan gangsa berhadapan dengan penabuh yang akan dilatihnya. Jika ada nada yang salah, ia akan  segera menunjukkan yang benar dengan suara mulut atau gamelan di depannya.

Made Kranca memang seorang maestro. Ia menabuh gamelan semudah mengedipkan kedua mata, dan punya cara yang baik untuk mengajarkan teman-temannya sesama sepuh dan generasi muda yang sedang latihan.

Made Kranca (pakai doplang) sebelum pentas di acara malam pearayaan HUT Kota Singaraja, Sabtu 30 Maret 2024 | Foto: Hizkia

Di sela-sela latihan itulah sekaa legendaris itu diberi kesempatan tampil pada malam perayaan HUT Kota Singaraja di Lapangan Bhuana Patra. Sekaa dari Jagaraga itu tampil bersama Sekaa Gong Eka Wakya dari Banjar Paketan Singaraja yang juga akan tampil di PKB 2024. Dua sekaa itu masing-masing diharap membawakan sebagian dari karya tabuh dan tari yang akan dipentaskan pada ajang PKB, Juni 2024, di Taman Budaya Bali di Denpasar.

Dan terjadilah kisruh pada pentas itu. Para penabuh dan penari dari dua sekaa itu memutuskan untuk tidak menyelesaikan pementasan mereka. Karena penampilan mebarung (berhadap-hadapan dan bergiliran) dari dua sekaa itu disela dengan acara-acara lain dalam durasi yang cukup lama.

Ketika acara berlangsung di atas panggung, Made Kranca tampak beberapa kali turun naik panggung, mungkin karena letih menunggu, atau tak kuat mendengar suara dari pengeras suara yang keluar dari penampilan artis-artis lain.

Ketika dua sekaa memutuskan untuk menurunkan perangkat gamelan dari atas panggung, tampak Made Kranca berjalan menjauh dari panggung. Wajahnya tetap tabah, sesekali menghela napas.

Tidak banyak yang kenal dia. Barangkali banyak yang menganggap ia hanya penabuh biasa, padahal ia maestro yang namanya tak bisa dihilangkan dalam sejarah perkembangan gong kebyar di Bali.

Made Kranca ganti pakaian sebelum pentas di acara malam pearayaan HUT Kota Singaraja, Sabtu 30 Maret 2024 | Foto: Hizkia

Tentang seperti apa kemaestroan Made Kranca, bacalah di mesin pencarian google, jangan malas-malas untuk mengetahui siapa-siapa yang harus kita hormati dalam dunia kesenian yang berkali-kali kita sebut adiluhung itu.

Made Kranca selama hidupnya seakan diserahkan untuk mengabdi pada upaya-upaya pengembangan karawitan di Bali. Bahkan ketika usianya sudah senja, ia juga terlibat dalam sejumlah kegiatan rekonstruksi karya-karya seni yang punah seperti rekonstruksi Tari Legong Pengeleb. Ia juga kerap menjadi narasumber untuk proyek-proyek penelitian yang dilakukan peneliti dari berbagai kampus di dalam negeri maupun di luar negeri.

Made Kranca bukan guru besar dalam pengertian formal, namun ia dengan informasi dan kemampuan yang dimilikinya ia banyak melahirkan doktor dan profesor di bidang ilmu etnomusikologi. [T]

Reporter/Pengumpul Data: Jaswanto
Penulis/Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain tentang GONG KEBYAR LEGENDARIS

Inilah Cerita Lengkap “Kisruh” Gong Kebyar Legendaris Mebarung di Panggung Hut Kota Singaraja
Sekaa Gong Legendaris Jagaraga, Momentum Menghidupkan Kembali Jiwa dan Spirit Gde Manik
Gong Kebyar dan Tari Teruna Jaya, Jembatan Awal Pariwisata Bali
Gong Kebyar Desa Kedis, Setelah 32 Tahun Mati Suri
Tags: Desa JagaragaGde Manikgong kebyarHUT Kota Singarajakesenian baliMade Kranca
Previous Post

Gong Kebyar dan Tari Teruna Jaya, Jembatan Awal Pariwisata Bali

Next Post

Cerita-cerita Baru yang Terungkap dalam Pertemuan Seniman di Buleleng — Masih Terkait Kisruh Gong Kebyar Legendaris

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Cerita-cerita Baru yang Terungkap dalam Pertemuan Seniman di Buleleng — Masih Terkait Kisruh Gong Kebyar Legendaris 

Cerita-cerita Baru yang Terungkap dalam Pertemuan Seniman di Buleleng -- Masih Terkait Kisruh Gong Kebyar Legendaris

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co