3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tradisi Desa Pegayaman di Bulan Ramadan: Salat Tarawih di Masjid Pukul Sepuluh Malam

JaswantobyJaswanto
March 25, 2024
inKhas
Tradisi Desa Pegayaman di Bulan Ramadan: Salat Tarawih di Masjid Pukul Sepuluh Malam

Salat Tarawih di Masjid Jami’ Safinatus Salam Desa Pegayaman | Foto: Jaswanto

JIKA pada umumnya, di tempat-tempat lain selama bulan Ramadan, salat Tarawih dilaksanakan bakda salat Isya sekira pukul tujuh malam atau lebih sedikit, lain daripada itu, di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, salat Tarawih di masjid dilaksanakan pukul sepuluh malam. Sesuatu yang jarang ditemukan di tempat lain.

Saat pukul sembilan malam baru saja lewat, orang-orang Pegayaman mulai berdatangan ke Masjid Jami’ Safinatus Salam—satu-satunya masjid yang berdiri di Desa Pegayaman—dari berbagai penjuru. Mereka, tua-muda-anak-anak, yang tinggal di atas bukit, di balik lembah, di belantara kebun, berbondong-bondong menuju masjid tua kebanggan yang kini dalam tahap pembangunan itu.

Uniknya, dari sekian banyak orang yang datang, tak ada satu pun perempuan terlihat. Tak seperti di tempat-tempat lain memang, perempuan Pegayaman tidak melangsungkan Tarawih di masjid. Mereka salat di musala atau rumah-rumah warga—dan ini sudah terjadi sejak dulu kala. Hanya laki-laki yang salat Tarawih berjamaah di masjid.

“Perempuan Pegayaman salat Tarawih seperti orang-orang pada umumnya, setelah salat Isya pukul tujuh malam lebih. Tapi mereka tidak di masjid. Mereka salat di musala atau rumah-rumah warga. Jadi, di Pegayaman ada dua sistem salat Tarawih,” ujar Ketut Muhammad Suharto, pemerhati sejarah Desa Pegayaman, di rumahnya yang sekaligus Sekretariat LPS Kumpi Bukit Pegayaman, Minggu (24/3/2024) sore.

Mengenai alasan kenapa perempuan tidak salat Tarawih di masjid dapat ditinjau dari dua teropong yang berbeda—tentu berbeda tidak dalam arti yang sesungguhnya. Pertama dari hukum agama, dan kedua dari tradisi warga Pegayaman sendiri. Dalam Islam, sebenarnya perempuan cukup melaksanakan salat di rumah saja. Sedangkan laki-laki dianjurkan untuk berjamaah di masjid atau di musala. Ini pandangan yang pertama.

Yang kedua, hal tersebut berkaitan dengan tradisi orang Pegayaman yang menganjurkan perempuan untuk tidak keluar sendirian tanpa ditemani keluarga atau mahramnya. Kebiasaan ini dipercaya, selain dapat menjaga kehormatan perempuan, juga menghindar dari fitnah yang tak diharapkan. Dan ini, tampaknya juga bersumber dari ajaran Islam itu sendiri.

Jika demikian, adat-istiadat, kebudayaan, dan agama sepertinya sudah bercampur-baur di Pegayaman—menjadi nilai, norma yang arif, yang membentuk kepribadian orang Pegayaman dari dulu hingga sekarang.

Kebiasaan salat Tarawih pukul sepuluh malam ini sudah berlangsung selama berabad-abad silam. Dan ini dilakukan bukan tanpa sebab. Dulu, permukiman warga Pegayaman masih berjarak-jarak sangat jauh dari masjid—sekarang pun demikian. Tapi zaman itu belum ada kendaraan bermesin seperti sekarang. Jalan pun masih setapak dengan gelap yang pekat.

Mereka yang tinggal di selatan desa, di dataran tinggi Pegayaman, harus turun ke utara dengan berjalan kaki. “Karena alasan itulah, para tetua dulu memiliki kebijaksanaan untuk melangsungkan Tarawih pukul sepuluh malam. Supaya saudara-saudara yang jauh dari masjid tidak telat dan bisa berjamaah,” tutur Suharto menerangkan.

Salat Tarawih di Masjid Jami’ Safinatus Salam Desa Pegayaman | Foto: Jaswanto

Meskipun kondisi hari ini sudah jauh berbeda dengan yang dulu, tapi orang-orang Pegayaman masih mengikuti tradisi tersebut. Mereka bahkan tak memiliki sedikit pun pikiran untuk merubah atau justru menghilangkannya. Tradisi ini dianggap sudah mendarah-daging, tak bisa dilepaskan dari DNA orang Pegayaman. Ketaatannya dalam mempertahankan tradisi, sama besarnya dengan menjaga keimanan itu sendiri.

“Kami berusaha untuk mempertahankan tradisi ini. Karena ini menjadi ciri khas Muslim di Pegayaman. Meskipun, tidak dapat dimungkiri, hari ini tradisi salat Tarawih di Pegayaman sudah sedikit berubah dari segi waktu pelaksanaannya. Dulu, di sini, salat Tarawih dilaksanakan tengah malam, tepat seperti istiwa. Tapi sekarang digeser lebih cepat, pukul sepuluh malam—tentu dengan berbagai pertimbangan,” kata  Agus Asghar Ali, Perbekel Desa Pegayaman, di musala miliknya sesaat setelah salat Tarawih—ia menjadi imam salat di sana.

Sebagai kepala desa, Agus berusaha semaksimal mungkin dalam menjaga dan mempertahankan tradisi warisan leluhur. Selama tidak bertentangan dengan syariat Islam dan norma-norma yang berlaku di Pegayaman, apa pun itu bentuknya, patut dilestarikan. Seperti tradisi salat Tarawih pukul sepuluh malam ini, misalnya.

Sebagai ibadah sunah—artinya ibadah yang tidak wajib dilakukan—selama bulan Ramadan, waktu melaksanakan salat Tarawih memang sangat longgar. Dalam kitab-kitab salaf, pelaksanaan salat Tarawih disebutkan di antara “salat Isya dan terbitnya fajar, sama seperti salat Witir”, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Al-Minhajul Qawim. Artinya, pelaksanaan salat Tarawih di Desa Pegayaman sama sekali tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Namun, seperti yang dikatakan Kepala Desa Pegayaman di atas, kebiasaan salat Tarawih di masjid di Pegayaman sudah sedikit berubah. Dulu, hampir seluruh laki-laki di Desa Pegayaman melaksanakan salat Tarawih di masjid—yang dilaksanakan pukul sepuluh malam itu. Tapi sekitar tahun ’80-an, sejak musala banyak berdiri di Pegayaman—di desa ini musala berdiri di mana-mana—banyak lelaki yang melakukan salat di musala, satu tempat dengan perempuan.

“Tidak masalah. Mereka [laki-laki Pegayaman] yang memilih salat Tarawih di musala bareng dengan perempuan tentu punya alasan sendiri. Toh salat Tarawih di masjid juga bukan kewajiban. Ini hanya kebiasaan kami saja. Tetapi, meski bukan kewajiban, sekali lagi, kami tetap berusaha mempertahankannya,” ujar Perbekel Pegayaman.

Menjelang salat Tarawih di Masjid Jami’ Safinatus Salam, sambil menunggu jamaah, imam yang bertugas terlebih dahulu memberi sedikit khutbah agama. Alih-alih disampaikan menggunakan bahasa Indonesia atau Arab, sang imam menyampaikan ceramahnya menggunakan bahasa Bali halus yang sesekali dilengkapi dengan dalil-dalil kitab suci maupun ucapan Nabi.

Malam itu, langit Pegayaman cerah dengan satu-dua bintang berkedip. Angin malam berkesiur sejuk. Masjid yang berdiri sejak dulu kala itu, seperti madu yang mengundang lebah berdatangan. Laki-laki Pegayaman berduyun-duyun memasuki pintunya. Tak butuh waktu lama, lima saf panjang penuh terisi. Jamaah merapatkan barisan. Imam memulai salat Tarawih.

Desa Pegayaman merupakan wilayah yang bersejarah. Berbicara Pegayaman tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Buleleng—atau kepemimpinan Ki Barak Panji Sakti, Raja Buleleng pertama—itu sendiri. Pengetahuan tentang hubungan baik antara Pegayaman dengan Kerajaan Buleleng itu sudah menjadi buah bibir di kalangan akademisi maupun masyarakat pada umumnya.

Di Pegayaman, dari sekitar tujuh ribu kepala keluarga, sembilan tujuh persen dari jumlah tersebut merupakan umat Islam. Maka tak heran jika desa ini sering disebut sebagai Desa Muslim Pegayaman. Dan karena dihuni oleh mayoritas Muslim, wajah desa ini nyaris tak tampak bahwa letaknya di Pulau Bali—yang notabene penduduknya lebih banyak memeluk agama Hindu.[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

Rayakan Bulan Ramadan, HMI Cabang Singaraja Bagi-Bagi Takjil Gratis
Bubur Kajanan, Kuliner Khas Bulan Ramadan
Sahur Bersama di Masjid Jami’ Singaraja, Hal yang Ditunggu Saat Bulan Puasa
Ramadan, Jalan Jeruk, dan Wajah Pluralisme di Bali
Usaha Menemukan dan Mengabadikan Desa Muslim Pegayaman Bali | Ulasan Buku Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali
Tags: bulan puasaDesa PegayamanRamadansalat TarawihTradisi
Previous Post

Cerita dari Jalan Raya Sisi Hutan Bali Barat: Hiburan Monyet dan Pahlawan Jalanan

Next Post

Sadar Membaca Dahulu, Terbiasa Kemudian

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Sadar Membaca Dahulu, Terbiasa Kemudian

Sadar Membaca Dahulu, Terbiasa Kemudian

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co