SENIN pagi di pertengahan Februari 2024 yang menurut kalender bali jatuh pada Soma Umanis Sungsang merupakan peristiwa penting bagi Desa Adat Ubud. Sejak pagi hari, masyarakat berbondong-bondong mendatangi Pura Prajapati yang berada di areal Setra Desa Adat Ubud. Hari itu dilaksanakan Upacara Rsi Gana, Mlaspas dan Mupuk Padagingan sekaligus menandakan tuntasnya penataan dan perbaikan Pura. Selama lima bulan sejak 12 September 2023, Pura Prajati Desa Adat Ubud ditata dengan beberapa spesifikasi pekerjaan.
Dalam laporannya kepada seluruh Prajuru dan krama Desa Adat Ubud, Ketua Panitia Pawangunan Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati I Made Rodja Ekarwa menyampaikan bahwa penataan berfokus pada beberapa pekerjaan, yaitu perluasan utama mandala, perluasan Bale Pengaruman dari yang sebelumnya sepanjang 4,5 meter menjadi 7,5 meter, selanjutnya pembangunan Bale Pamujan untuk pamangku, pembangunan Padma Capah untuk sumur, pembangunan Panyengker dan Candi Bentar, pemasangan patung-patung, pembangunan Bale Pasanekan sebelah barat Bale Lantang Setra serta penataan kebun. Dari keseluruhan item pekerjaan fisik tersebut, telah dibayarkan secara lunas untuk keseluruhan biaya operasional proyek sesuai yang dilaporkan oleh Ketua Pantia.
Foto Parum Persiapan Rencana Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud | Sumber: Tim Media, Digital dan Dokumentasi Ubud Kaja
Menurut pengamatan saya dari Bale Lantang Setra saat acara berlangsung siang itu, sembari mendengarkan patah demi patah kata Laporan Ketua Panitia serta Kelihan Desa Ubud Kaja mewaliki krama pengempon Pura, tampak dengan kepercayaan diri yang tinggi keseluruhan akumulasi besaran dana proyek disampaikan kepada seluruh khalayak yang hadir. Tentu apa yang dilaporkan serta disampaikan mengandung beberapa unsur motivasi, salah satunya yang mungkin dapat kita tangkap adalah cermin mengedepankan akuntabilitas terhadap amanah yang diberikan.
Mengacu pada agency theory atau Teori Keagenan, maka terdapat dua pihak yang saling berkepentingan terhadap keterbukaan serta pertanggungjawaban keuangan. Jika kita ilustrasikan di beberapa entitas bisnis yang berorientasi laba, pihak penerima amanah dalam hal ini management/agent (pengelola) dituntut menyajikan serta menyampaikan pertanggungjawaban kepada pihak principle (pemberi amanah) dalam hal ini pemilik.
Ketidakterbukaan dalam praktik pengelolaan yang dilakukan oleh agent mengakibatkan muculnya konflik keagenan. Maka kemudian hadirlah intervensi sebuah board of commissioner sebagai perpanjangan tangan principle yang memastikan kontrol berjalan dengan baik. Dan yang terpenting adalah media financial statement wajib dihadirkan oleh agent sebagai bukti pertanggungjawaban atas kerja organisasi, kerja keuangan serta tanggungjawab kepada para pemberi amanah.
Foto Pembangunan dan Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud | Sumber: Tim Media, Digital dan Dokumentasi Ubud Kaja
Lantas jika merujuk padaaktivitas di beberapa entitas sosial atau non profit oriented yang salah satu contohnya pada setting peristiwa yang terjadi di Pura Prajapati Desa Adat Ubud, maka apa yang disampaikan serta dilaporkan oleh Panitia Pembangunan sejatinya juga bagian dari tanggungjawabnya kepada para principle. Pura sebagai sebuah tempat religius yang memiliki signifikansi publik yang tinggi merupakan tempat peribadatan sekaligus wahana pemersatu para umat. Dalam skala yang lebih kecil di Desa Adat Ubud, Pura merupakan sungsungan krama Desa Adat Ubud. Sebagai bagian dari parhyangan di Desa Adat Ubud jelas bahwa keberadaannya padruwen Desa Adat Ubud, walau tanggungjawab pengemponnya berada pada Krama Desa Ubud Kaja. Inilah yang menempatkan posisi keagenan antara panitia pembangunan bersama krama Desa Ubud Kaja dihadap para masyarakat Desa Adat Ubud serta Prajuru Se-Desa Adat Ubud.
Model Laporan Pertanggungjawaban Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud
Tak mungkin laporan dapat lahir tanpa ada orang yang mengerjakan. Lebih lanjut, mustahil ada sebuah penyajian laporan tanpa ada kerja-kerja pencatatan sebelumnya. Maka kemudian akuntansi mengenal tiga konsep dasar dalam siklusnya yaitu: Input, Proses, Output. Input merupakan sebuah data transaksi keuangan yang berkaitan dengan penambahan serta pengurangan harta ekonomis ataupun pergerakan dana masuk maupun dana keluar yang terkait aktivitas operasional. Keseluruhan informasi transaksi keuangan tersebut selanjutnya mengalami proses pengolahan dengan mengedepankan analisis akuntansi serta mekanisme pencatatan sehingga lahir sebuah output yang dikenal dengan sebuah laporan keuangan.
Umumnya, pendekatan akuntansi mengedepankan semangat double entry dengan pencatatan akun berganda sebagai respon pengaruh terhadap sebuah data transaksi keuangan yang masuk. Di beberapa entitas bisnis, sejalan dengan konsep dan standar akuntansi yang berkembang, pencatatan dilakukan pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat aliran kas atau setara kas diterima maupun dikeluarkan. Pada titik ini, dikenal istilah accrual basis.
Dengan hadirnya sebuah laporan keuangan oleh pihak agent melalui proses akuntansi, secara alamiah wajib mengedepankan nilai-nilai keterbukaan, semangat akuntabilitas serta mudah dipahami. Artinya, laporan tersebut wajib berguna dan dipahami bagi seluruh para pihak yang memerlukan informasi keuangan. Itu kenapa perihal pengukuran, pengakuan serta penyajian setiap akun pada laporan keuangan merujuk pada standar yang berlaku.
Sampul Laporan Akuntabilitas Keuangan | Sumber: Panitia Pelaksana Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati Desa Adat Ubud
Laporan Akuntabibiltas Keuangan Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud yang disajikan tentu tak sepenuhnya mengadopsi azas-azas akuntansi model laporan keuangan secara umum yang bermaterikan neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Panitia Pelaksana Proyek Pembangunan hanya menampilkan model pertanggungjawaban keseluruhan sumber dana serta penggunaan dana selama periode tertentu tepatnya setting waktu 12 September 2023 hingga 12 Februari 2024 saat dimulainya dan berakhirnya proyek.
Selama lima bulan aktivitas operasional pembangunan, kerja-kerja fisik dijalankan oleh pekerja proyek sedangkan kerja-kerja pencatatan mutasi dana masuk serta belanja proyek harian dikerjakan juga oleh panitia pelaksana. Artinya, setiap harinya sepanjang lima bulan panitia bertugas tidak saja mengerjakan serta mengawasai para pekerja, namun juga bertugas menghimpun serta mencatat aliran kas yang terjadi.
Dari pembacaan terhadap penyajian laporan setebal 131 halaman tersebut, terdapat beberapa komponen sumber dana yang mendukung proyek senilai satu miliar dua ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus tujuh puluh delapan ribu delapan ratus lima puluh rupiah itu selesai dikerjakan tepat waktu. Di antaranya bersumber dari dana Koperasi Banjar Ubud Kaja, dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bank Mandiri, Tbk, dana kas Desa Ubud Kaja serta dana Sumbangan Punia para pihak.
Secara komposisi, proporsi dana didukung 16% dari Dana Koperasi Banjar Ubud Kaja, 12% dari Dana CSR PT. Bank Mandiri Tbk, 45% dari Dana Kas Desa Ubud Kaja, serta 27% dari Sumbangan Punia para pihak lainnya. Khusus dana sumbangan punia dari 194 pihak yang dihimpun serta dicatat sejak tanggal 12 Februari 2023, telah tersajikan secara rinci pada laporan yang dibuat. Lewat penyajian laporan pertanggungjawaban yang dibuat, masyarakat juga dapat gambaran informasi tentang komposisi penggunaan dana proyek selama lima bulan diantaranya terdiri dari: biaya bahan baku material, upah tenaga kerja langsung, konsumsi, aci dan upakara, listrik, perlengkapan, bahan penolong serta penunjang lainnya.
Secara terinci, keseluruhan komponen belanja pada masing-masing penggunaan dana tersebut tersajikan pada laporan. Ini memudahkan pembaca mengetahui fluktuasi belanja harian serta dokumen nota pendukung sebagai pelengkap bukti transaksi. Dari komposisi penggunaan dana, tidak terdapat elemen biaya gaji serta insentif yang didapat oleh panitia sepanjang lima bulan berkerja. Ini barangkali menegaskan posisi penting kelahiran laporan tersebut, merupakan bagian dari tanggungjawab sosial serta bentuk persembahan yang tulus kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dan Ida Bhatari Prajapati.
Foto Komposisi Isi Laporan Akuntabilitas Keuanggan | Sumber: Panitia Pelaksana Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati Desa Adat Ubud
Sebagai sebuah produk pertanggungjawaban, panitia mengambil judul Laporan Akuntabilitas Keuangan guna menegaskan bahwa penyajiannya tidak serupa dengan Laporan Keuangan sebuah entitas yang diatur dengan ketentuan standar akuntansi yang berlaku umum. Namun demikian, sisi akuntabilitas justru tampil mengedepankan semangat keterbukaan serta pertanggungjelasan sumber dan penggunaan dana.
Lebih menariknya akuntabilitas keuangan juga dilengkapi dengan akuntabilitas proses. Ini terlihat dari sejumlah foto-foto yang masuk didalam laporan, baik sebelum, selama maupun sesudah proyek tuntas. Secara tampilan, laporam juga mengadopsi suguhan visual yang terkini. Usut punya usut ternyata, kerja layout dan desain visualnya dipercayakan kepada salah satu krama ubud kaja yaitu I Wayan Agus Eka Cahyadi – seorang dosen Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar yang baru saja menuntaskan studi doktoralnya.
Ideologi Batur yang Mengalir
Mungkin tak banyak panggung ritual upacara dikombinasikan dengan momen penting penyampaian pertanggungjawaban keuangan. Setidaknya, satu yang sering saya perhatikan dan rutin dijalankan terjadi di Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur dalam rangkaian prosesi meprani saat Ngusaba Kadasa Bhatara Tedun Kabeh. Saat itulah pengempon Pura menyampaikan pada mimbar terbuka di Madya Mandala keseluruhan sumber dan penggunaan dana selama upacara berlangsung. Terakhir saat Upacara Danu Kerthi yang digelar tahun lalu, pasobyah laporan juga dilaksanakan. Mengambil setting peristiwa ritus dengan menyelipkan momen pertanggungjawaban tidak semata hajatan keterbukaan informasi keuangan, namun juga pertanggungjawaban niskala kehadapan Ida Bhatari.
Pada titik inilah dimensi vertical accountability dikedepankan. Angka keuangan menjadi nilai yang sakral, karena diyakini semua bersumber dari Ida Bhatara Makabehan. Dan kepada-Nya lah semuanya dihaturkan. Kemampuan menghitung, merekap dan melaporkannya berikut dengan kepiawaian cut-off di hari kesebelas menegaskan bahwa akuntabilitas keuangan dibangun atas dasar soliditas peran dan kecakapan masing-masing fugsi dalam organisasi Pura. Dimensi kepemimpinan Jero Gede Batur makalihan sebagai pamucuk sangat kental memantik kerja prawartaka karya mempertahankan ajeg nya penyampaian pertanggungjawaban upacara sejak silam.
Foto penyampaian pangrauh dan panelasan ngusaba kadasa di Pura Ulun Danu Batur | Sumber: arsip pribadi
Lalu melihat apa yang dijalankan oleh Panitia Pembangunan Pura Prajapati Desa Adat Ubud dengan menggelar pertanggungjawaban terbuka tepat dihajatan Upacara Rsi Gana, Mlaspas dan Mupuk Padagingan tampaknya bukan kebetulan serupa seperti yang terjadi Batur. Sebagai penjaga Sungai Wos yang bersumber dari salah satu petirtan Danau Batur, tentu solidaritas hulu hilir antara Ubud dan Batur sudah terjalin dan terpupuk sejak dahulu kala. Penghormatan terhadap masyarakat Batur yang telah menjaga jantung air Bali tersirat dari tutur lisan para tetua di Puri yang mengisahkan bagaimana Tjokorde Oeboed mengajak masyarakat Ubud dan sekitarnya menghormati para pengalu yang datang dari Batur. Ada juga kisah tentang pemberian sebuah batu hasil andewasraya Tjokorde Oeboed di Kawasan Batur yang difungsikan sebagi penolak gering di areal persawahan sebalah barat wilayah Ubud. Yang pasti, satu kawasan suci di wilayah Ubud yang juga menjadi nama sebuah Pura Kahyangan Jagat yaitu Gunung Lebah, menurut beberapa catatan merujuk juga pada penamaan Gunung Batur.
Tetua pun menegaskan bahwa keberadaan Pura Gunung Lebah Ubud sebagai stana Ida Bhatari Batur. Jalinan hubungan Batur dan Ubud rasanya tak sekedar persoalan air dan jejaring pasihan subak, namun juga menginspirasi lahirnya beragam penciptaan karya-karya seni pertunjukan para insan muda di Ubud.
Maka kemudian, dengan suguhan akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud yang berlangsung di arena ritus, serasa mempertegas posisi penting Ubud yang tidak saja dialiri sumber air Batur namun juga mewarisi ideologi Batur.
Foto Penyampaian Pertanggungjawaban Sumber dan Penggunaan Dana Proyek Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud | Sumber: Panitia Pelaksana Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati Desa Adat Ubud
Inovasi Akuntabilitas dalam Membangun Solidaritas
Keterbukaan Panitia Pelaksana Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud dalam mengekspresikan kerja sosialnya tercemin dalam sebuah Laporan yang dibuat. Sebagai pengemban amanah, laporan yang dibuat jelas sebagai tools menjawab sorotan publik. Terlebih menyangkut pembangunan Pura sungsungan Desa Adat yang memiliki signifikansi publik yang tinggi, serta menyangkut perputaran dana yang cukup tinggi. Dari pengamatan saya sepanjang lima bulan, setiap harinya penambahan mutasi serta keterangan para donatur atau naradana tidak saja dicatat namun juga dilaporakan pada WhatsApp Group Krama Ubud Kaja untuk diketahui.
Keseluruhan aliran dana keluar yang dipergunakan untuk keperluan operasional pembangunan terinput setiap harinya dalam catatan mutasi harian yang dibuat panitia pelaksana. Jelang beberapa minggu pelaksanaan Upacara, panitia pun melaporkan kehadapan Paruman Desa Ubud Kaja keseluruhan besaran sumber dan penggunaan dana. Potret pertanggungjawaban ini dilanjutkan kemudian pada mimbar yang lebih besar lagi saat Upacara Rsi Gana, Mlaspas, saha Mupuk Padagingan dihadapan seluruh undangan dan krama Desa Adat Ubud.
Tampilan Scan Barcode dan Linkt.ree Seluruh Dokumentasi Proyek, Upacara serta Laporan Akuntabilitas Keuangan | Sumber: Panitia Pelaksana Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati Desa Adat Ubud
Saat serominial Upacara di Pura Prajati Desa Adat Ubud, Buku Pertanggungjawaban Keuangan juga diserahkan sebagai bahan laporan kehadapan Bandesa Desa Adat Ubud, Pangliman, Penyarikan, Juru Raksa Desa Adat Ubud serta kepada Kelihan Desa, kelihan Banjar Adat dan Kepala Lingkungan Se-Desa Adat Ubud. Guna lebih memperluas akses kandungan informasi dari Buku Pertanggungjawaban Keuangan Penataan Pura, Panitia Pelaksana didukung oleh Tim Media, Digital dan Dokumentasi Ubud Kaja menyiapkan linkt.ree dan scan barcode. Terpantau juga di lokasi acara bahwa inovasi scan barcode ditempelkan disetiap kotak hidangan konsumsi para undangan, sehingga sembari mengikuti jalannya acara keseluruhan isi laporan dan materi pendukungnya dapat diketahui oleh para yang hadir.
Sesuai acara melalui laman akun facebook Krama Desa lan Banjar Ubud Kaja, linkt.ree dibagikan sehingga publik dapat menerima keseluruhan informasi dan pertanggungjawaban keuangan penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud. Pada titik ini sejatinya gerakan inovasi dibidang akuntabilitas keuangan meningkatkan value atas kerja ibadah para penerima amanah. Disaat yang bersamaan, inisiatif untuk mengungkap keterbukaan informasi keuangan dihadapan publik niscaya turut membangun spirit solidaritas dan soliditas antar panitia, prajuru dan krama Se-Desa Adat Ubud.
Penyerahan Buku Laporan Akuntabilitas Keuangan Penataan Pura Prajapati Desa Adat Ubud kepada Panglingsir Puri Agung Ubud, Bandesa dan Prajuru Desa, Banjar Adat serta Kepala Lingkungan Se-Desa Adat Ubud dihadapan Krama Desa Adat Ubud | Sumber: Panitia Pelaksana Ngapah Ayu Parhyangan Prajapati Desa Adat Ubud.
Penyajian laporan dan pengungkapan informasi keuangan menegaskan posisi penting “angka keuangan” yang bersifat kuantitatif sebagai sesuatu yang sakral untuk dipertanggungjawaban baik secara horizontal maupun vertical accountability. -Catatan Siang dari Utara Pamrajan Agung Ubud-
- BACA artikel lain dari penulis COKORDA GDE BAYU PUTRA