31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Les Fest Ngembak Geni, Harinya Orang-Orang Desa Les

JaswantobyJaswanto
March 13, 2024
inKhas
Les Fest Ngembak Geni, Harinya Orang-Orang Desa Les

Suasana di Les Fest Ngembak Geni di Desa Les | Foto: Jaswanto

SETELAH umat Hindu selesai menjalankan ibadah Nyepi, hujan mengguyur Buleleng sendari pagi. Saat itu pula, umat Islam sedang menunaikan ibadah sahur puasa Ramadan yang pertama tahun ini. Seperti tanda baik, pagi itu Buleleng begitu sejuk, tak panas dan gerah seperti biasanya. Namun, menjelang siang, ternyata hujan tak kunjung reda, termasuk hujan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, di timur Buleleng sana. Padahal, hari itu, Les sedang punya gawe.

Di bibir Pantai Penyumbahan Desa Les, panggung ukuran medium teronggok dingin dengan pengeras suara yang memekakkan telinga—pengeras suara itu menyemburkan musik-musik ala diskotek. Menjelang senja, di tengah hujan lebat, orang-orang tetap saja berbondong-bondong ke sana. Mereka, sebagian besar penduduk Les, menyerbu pantai tersebut dengan bekal uang yang tak sedikit. Orang tua, remaja, anak-anak, laki-laki-perempuan, dengan pakaian terbaiknya, mengular di sepanjang pantai, seperti semut berbaris menuju gula yang manis.

Sebenarnya, sebelum Kuningan, pihak panitia sudah mendirikan panggung acara. Tapi karena hujan angin, panggung dibongkar kembali. Jadilah pagi setelah Nyepi, panggung baru didirikan lagi. Oleh sebab itu, menjelang pergantian hari, panggung baru bisa digunakan. Namun, tidak dengan tenda-tenda para penjaja makanan, mainan, dan pakaian—dan lapak judi, tentu saja. Para pemilik, si pedagang-pedang itu, membiarkannya begitu saja. Meski hujan, mereka tetap membuka barang dagangan.

Orang-orang sedang bergerombol di Les Fest Ngembak Geni 2024 di bibir Pantai Penyumbahan Desa Les | Foto: Jaswanto

Ombak bergulung-gulung menciumi bibir pantai. Perahu-perahu nelayan timbul-tenggelam. Sedang hujan masih saja tak kunjung reda. Dan orang-orang tetap saja berdatangan. Di sanalah, di Pantai Penyumbahan, Desa Les sedang menyelenggarakan program tahunan “Les Fest Ngembak Geni”. “Ini tahun kedua,” kata Ketut Kartika Yani, Ketua Panitia Les Fest, Selasa (12/3/2024) sore.

Ketut Kartika menjadi orang yang paling sibuk sore itu. Ia mondar-mandir ke sana-ke mari, memastikan rekan-rekan panitianya sudah bekerja sesuai rencana atau belum. Kadang ia terlihat tegang, namun tak jarang juga tersenyum dan tertawa lega, meski beberapa kali juga merasa kesal sendiri. “Cuacanya begini. Satu agenda terpaksa kami batalkan,” ujarnya penuh penyesalan. “Harusnya ada penampilan Baleganjur. Tapi karena hujan, kami batalkan,” katanya lagi, mengulang penyesalan yang sama.

Dalam susunan acara yang sudah direncanakan dan disepakati, pukul lima sore harusnya acara sudah dimulai. Itu jadwal anak-anak Desa Les menampilkan kebolehan mereka dalam memainkan gamelan Baleganjur. Tapi apa mau dikata, hujan sepertinya tidak mengizinkan hal itu terjadi. Maka terpaksalah pihak penyelenggara—Pemerintah Desa Les dan Karang Taruna Bhuana Lestari—membatalkannya, dan baru memulai acara setelah azan Magrib berkumandang.

“Tapi, meski begitu, antusiasme masyarakat sungguh luar biasa. Bisa dilihat sendiri, meski hujan, mereka tetap ke sini,” Kartika, yang juga sekaligus Ketua Karang Taruna Desa Les, mencoba menghibur diri. Tapi benar, sebagaimana telah disebutkan di awal, orang-orang memang tampak begitu padat—bahkan beberapa bule, orang asing itu, ikut nimbrung di sana. Jumlah mereka semakin bertambah menjelang dua gadis muda sedang bersiap menarikan Pendet. Sebentar saja panggung itu sudah menjelma menjadi cuilan donat yang dikeroyok ratusan rangrang.

Seorang gadis sedang menarikan Pendet di panggung Les Fest Ngembak Geni 2024 | Foto: Jaswanto

Les Fest Ngembak Geni tahun ini, kata Kartika, mencetak kupon (tiket masuk lokasi) sebanyak lima ribu lembar. Tiket seharga sepuluh ribu perak itu nanti akan diundi untuk memenangkan hadiah menarik yang telah disediakan panitia. Selain itu, dari hasil penjualan tiket ini pula panitia menggalang dana. “Selain dapat bantuan dari desa, kami juga menyebarkan proposal dan menjual tiket ini,” tutur Kartika. “Kami mempersiapkan ini sudah sejak Januari yang lalu,” katanya lagi.

Asal-Usul Les Fest

Dan semua ini berawal dari sebuah tradisi yang sudah lama dilakukan orang-orang Desa Les—sudah sejak dulu sekitar tahun ’70-an. Sehari setelah Nyepi, pada saat Ngembak Geni, orang-orang Les memiliki kebiasaan berbondong-bondong mengunjungi Pantai Penyumbahan. Di tengah orang-orang berkerumun itu, awalnya satu-dua pedagang mencoba peruntungan.

Namun, seiring zaman, para pedagang bertambah banyak, Ngembak Geni semakin meriah. Orang-orang tak sekadar ke pantai, tapi juga berbelanja. Layaknya hari raya Idulfitri, selain berias, mereka juga mengenakan pakaian terbaik—kalau bisa terbaru. Dan tak cukup sehari, perayaan ini digelar dua hari berturut-turut. Barangkali, mungkin karena hanya terjadi setahun sekali.

Selang panjang waktu berganti, seiring pergantian pemimpin Desa Les, pada tahun 2019, Pemerintah Les berinisiatif mengelola tradisi tersebut menjadi sebuah festival rakyat. Namun, karena Pandemi Covid-19 tiba-tiba meluluhlantakkan tatatan, program tersebut baru terealisasi tahun lalu, pada 2023. Jadilah Les Fest Ngembak Geni terselenggara.

Tetapi, Les Fest pertama kali tidak diselenggarakan di Pantai Penyumbahan, namun di tempat lain. Tapi karena masyarakat sudah terbiasa mengunjungi Pantai Penyumbahan, kasak-kusuk pun terjadi. Akibatnya, seperti terjadi dua kelompok keramaian yang terjadi bersamaan. Namun, atas dasar kebiasaan, pada tahun ini, dan mungkin tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Desa Les memutuskan Pantai Penyumbahan sebagai tempat satu-satunya Les Fest diselenggarakan.

Pedagang sedang dikerumuni orang-orang di Les Fest Ngembak Geni 2024 | Foto: Jaswanto

Empat paragraf di atas adalah keterangan dari Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara, saat ditemui di vila miliknya di kawasan Pantai Kura-Kura Desa Les sebelum Les Fest Ngembak Geni dimulai, Selasa (12/3/2024) sore.

Saat itu, Kepala Desa muda itu sedang bersantai sambil menunggu tamu undangannya. Ia mengatakan, tradisi mengunjungi pantai saat Ngembak Geni adalah warisan tetua terdahulu. “Supaya lebih inovatif, saya mengemas tradisi ini menjadi lebih kekinian dan terencana. Desa kami kan juga punya kesenian. Nah, di festival inilah kami tampilkan beberapa,” tutur Pak Mekel.

Selain sebagai ajang apresiasi seni, Les Fest juga digunakan sebagai tempat pemetaan jenis-jenis kuliner yang dijajakan di sana, dari yang tradisional sampai yang modern—bahkan mungkin sampai yang post-modern sekali pun. “Ini sejalan dengan program yang digaungkan pemerintah di mana-mana, yakni peningkatan UMKM. Setiap setahun sekali, pedagang selalu memadati pantai tempat orang-orang berkumpul itu,” ujar Kepala Desa alumni Universitas Atmajaya, Yogyakarta, itu.

Kini, Ngembak Geni—meminjam kata Pak Mekel Les—“tak lagi monoton seperti dulu”; orang-orang tak hanya datang ke pantai sekadar duduk-duduk, ngobrol, atau belanja, tapi juga bisa menikmati musik dan pertunjukan seni dan budaya. Dalam konteks ini, secara tidak langsung, Les Fest juga bisa dikatakan sebagai ajang pendidikan dalam pengenalan kekayaan atau potensi Desa Les kepada generasi muda. Mereka menjadi tahu bahwa Desa Les memiliki kesenian dan kebudayaan ini-itu, dan kuliner, dan produk UMKM ini-itu juga.

Suasana keramaian di depan panggung Les Fest Ngembak Geni 2024 | Foto: Jaswanto

“Ini juga bertujuan untuk menghidupkan wisata desa dan mengenalkan produk-produk lokal Desa Les, seperti garam, minyak kelapa, arak, dll, ” ujar Pak Mekel. Sore makin basah. Hujan masih saja tumpah seperti wahana air di pekan raya. Dan laut terus saja bergemuruh. Tapi orang-orang masih berdatangan, malah bertambah semakin banyak. Mereka berduyun-duyun dari segala arah. Ada yang turun dari bukit-bukit yang jauh, ada pula yang berasal dari luar desa. Mereka berkerumun seperti laron di musim hujan.

Les Fest 2024, harinya orang-orang Les itu, mendatangkan pemusik yang sedang hits saat ini, Bagus Wirata dan Jun Bintang. Kedua pemusik yang terkenal di Bali itu, tampil bersama debur ombak, perahu nelayan, pasir dan batu, nyiur, dan ratusan penggemarnya. Ini adalah hari di mana uang hasil panen dibelanjakan, baju baru dikenakan, segala kudapan diperjual-belikan, mainan anak-anak dipamerkan, dan nasib diundi di papan judi.

Sungguh “pesta” rakyat yang meriah. Puluhan pedagang makanan, mainan, dan pakaian, laris terjual. Ekonomi berputar begitu cepat melalui transaksi bakso, mi ayam, sate, sosis, daster, celana dalam, permainan anak-anak, bola adil, dan masih banyak lagi. Ini memang benar-benar sebuah “pesta”. Dan sebagaimana pesta pada umumnya, ini memang harus dirayakan. Bukan begitu, Pak Mekel?[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

“Desa Les Ngembak Festival”, Memaknai Ngembak Geni Nyepi Secara Lebih Luas
Tradisi “Ngembak Geni ke Pasih” di Desa Les, Ajang Silahturahmi dan Silahturasa
Tags: balibulelengDesa LesHari Raya NyepiLes Fest Ngembak Geningembak geniNyepi 2024Tejakulatradisi nyepi
Previous Post

Kisah Mualafnya Tujuh KK di Desa Kutuh Bangli

Next Post

Komunikasi dan Pandangan Dunia

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Komunikasi dan Pandangan Dunia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co