MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meluncurkan 110 event berkualitas yang terangkum dalam Karisma Event Nusantara (KEN) pada tanggal 27 Januari 2024. Harapannya, KEN 2024 mampu meningkatkan perekonomian nasional.
Lebih jauh, KEN 2024 diharapkan mampu memberikan multiplier effect kepada masyarakat. Apalagi KEN 2024 menyajikan 110 event unggulan yang telah dikurasi dari 252 event usulan dari dinas pariwisata provinsi di seluruh Indonesia.
Karisma Event Nusantara terbagi dalam lima zona, yaitu budaya, seni, musik, karnaval, dan kuliner. Banyak target dan harapan yang ingin diraih dari KEN ini. Deretan event ini diproyeksikan dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru.
Pergerakan wisatawan nusantara dan mancanegara diharapkan meningkat seiring dengan dimulainya berbagai event itu. Penyelenggaraan KEN 2023 lalu meraup Produk Domestik Bruto sebesar 198,6 miliar rupiah dengan pengunjung 7,36 juta orang, serta perputaran uang mencapai 12,38 triliun rupiah.
Bercermin dari KEN 2023, Sandiaga Uno mematok target peningkatan 20-25 persen. Pergerakan wisatawan diharapkan mencapai 1,2–1,5 miliar untuk wisatawan nusantara. Tentu saja ini akan menjadi angin segar bagi pariwisata Indonesia, jika semua target dan harapan tercapai.
Bukan hanya event, pemberdayaan UMKM dan kuliner daerah juga ditampilkan dalam KEN 2024. Dengan demikian ragam kuliner daerah akan semakin dikenal oleh wisatawan. Apalagi data Kemenparekraf menunjukkan 63 persen wisatawan berkunjung ke suatu daerah untuk berburu kuliner.
Karisma Event
Laku atau tidaknya KEN 2024 di pasar wisata sangat tergantung pada kekuatan event tersebut. Selanjutnya, kunjungan wisata terhadap lebih dari seratus event itu akan menambah karisma pariwisata Indonesia.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan betul faktor-faktor yang mendukung KEN 2024. Banyak faktor yang patut dicermati. Lokasi penyelenggaraan event biasanya akan menjadi pertimbangan bagi wisatawan. Lokasi yang mudah aksesibilitasnya akan lebih disukai wisatawan.
Kualitas event menjadi pertaruhan dalam KEN 2024. Event musik misalnya, selayaknya mampu menyuguhkan musik daerah dan nasional yang mengangkat citra dan menumbuhkan nasionalisme. Karena salah satu peran pariwisata adalah mengangkat citra positif Indonesia di mata dunia dan menggalang nasionalisme.
Jangan sampai event musik KEN didominasi oleh konser penyanyi atau grup musik dari mancanegara. Sementara para musisi Tanah Air menjadi penonton di rumah sendiri. Jika itu yang terjadi, maka karisma pariwisata Indonesia hanya cerita belaka.
Kualitas event kuliner juga dituntut dalam KEN 2024. Kuliner daerah yang menjadi salah satu gelaran event Nusantara diharapkan mampu menggali potensi dan menjunjung kearifan lokal. Apalagi kuliner adalah salah satu produk budaya daerah.
Namun demikian, event kuliner tidak boleh mengabaikan unsur tampilan, penyajian, rasa, dan higenitas. Semua unsur itu penting, mengingat kuliner daerah secara perlahan kalah bersaing dengan produk makanan mancanegara. Banyak fast food dan junk food mulai digemari generasi Z dan milenial.
Daya tarik KEN 2024 diharapkan dapat menjadi magnet wisata dari Aceh hingga Papua. Secara sosial daya tarik event akan mendorong pergerakan wisatawan nusantara ke berbagai destinasi wisata di daerah. Sedangkan secara ekonomis akan menciptakan pemerataan pendapatan dari sektor pariwisata.
Inovasi diperlukan bagi zona event karnaval. Pengulangan karnaval dengan tematik yang sama akan membuat wisatawan enggan berkunjung. Karnaval adalah jenis street festival yang dalam konteks kultural sering bersifat elitis.
Karnaval acapkali mempertontonkan simbol-simbol kekuasaan di daerah. Konsep karnaval harus lebih populis dan egaliter. Sehingga pengunjung maupun rakyat dapat berinteraksi dan berpartisipasi menjadi bagian dari pelaku karnaval.
Tidak kalah penting, KEN 2024 haruslah budget friendly. Karakteristik wisatawan saat ini lebih berorientasi pada hemat biaya dalam berwisata. Untuk itu, jika ingin pergerakan wisatawan meningkat maka perlu distimulasi dengan tarif transportasi dan akomodasi yang murah.
Dukungan Lain
Kesiapan perangkat pemerintahan di daerah sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan gelaran event. Sayangnya, masih banyak aparat pemerintah yang kurang memiliki sense of tourism. Pengembangan pariwisata di daerah tidak didasarkan konsep yang jelas. Dikhawatirkan KEN 2024 kurang direspons secara positif oleh dinas pariwisata di daerah.
Promosi event di daerah juga seringkali kurang greget. Selain kurangnya sumber daya manusia, masalah dana promosi sering menjadi alasan. Anggaran promosi wisata yang bersumber dari APBD kadang terlalu kecil. Sementara belum semua daerah memiliki Badan Promosi Pariwisata Daerah.
Edukasi dan sosialisasi KEN 2024 sebagai media komunikasi lintas dan antarbudaya perlu dilakukan secara masif. Peran media massa dan lembaga pendidikan sangat penting. Masyarakat perlu pemahaman, bahwa event-event tersebut adalah upaya untuk mengenalkan dan melestarikan seni budaya Indonesia.
Karisma Event Nusantara 2024 diharapkan bukan sekadar upaya meraup pendapatan dan devisa. Lebih dari itu, dapat menjadikan bangsa ini berkarisma di mata dunia.[T]
- BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU