2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Teater dan Oleh-Oleh dari Jogja

Satria AdityabySatria Aditya
October 31, 2023
inTualang
Teater dan Oleh-Oleh dari Jogja

THEATRE GAMES di Yogyakarta

THEATRE GAMES, begitu instruktur di Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya (BBPPMVP Seni dan Budaya) di Ngaglik, Sleman, Yogyakarta menyebutnya. Ini adalah metode yang baru saya dengar. 

Ceritanya begini. Pada awal September 2023, saya tiba-tiba dihubungi Made Adnyana Ole, pendiri Komunitas Mahima. Saya diminta mengikuti diklat teater di Yogyakarta. Berangkat 2 Oktober. Saya langsung mengiyakan walaupun diklat itu dilaksanakan selama 16 hari.

Setelah mengiyakan itu, saya baru berpikir bahwa saya harus izin dari tempat bekerja selama 16 hari. Tetapi segala cara saya usahakan untuk dapat berangkat ke Yogyakarta, tempat impian saya sebelum menjadi mahasiswa dulu.

Waktu semakin dekat, hati semakin berkecamuk karena saya harus berangkat sendiri. Beberapa teman mungkin kesal saya tanyai bagaimana cara cek in saat di bandara nanti, kemana saya harus melaporkan tiket yang sudah saya pesan online itu saat berada di bandara nanti.

Untung saja, beberapa teman mau memberitahu saya kemana saya harus melaporkan tiket sampai ke detail harus berangkat jam berapa dan harus menunggu di mana nanti. Perasaan saya sedikit lega kala itu.

Barang-barang sudah saya kumpulkan sedemikian rapi di dalam koper. Pikir saya itu cukup untuk 2 minggu di Yogyakarta. Dilema semakin menyelimuti saat saya akan berangkat. Mungkin ini terlalu lebay tapi saya harus meninggalkan kekasih tercinta saya selama 2 minggu. Sedih memang, tapi untuk mencapai impian, memang harus memendam kerinduan.

Saya berangkat ke Yogyakarta, dengan rasa senang dan juga syukur saya akhirnya bisa berangkat ke Yogyakarta. Sampai di bandara Kulonprogo, ya Kulonprogo, membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk dapat sampai di Balai Diklat di Sleman. Sayangnya, saya sampai di Yogyakarta saat malam hari.

Agak sedih karena tidak bisa menikmati suasana dari Kulonprogo ke Sleman saat hari sedang terang. Karena beberapa waktu lalu sebelum berangkat ke Yogyakarta, saya membaca Twitter dan secara kebetulan saya membaca cerita mistis di Ringroad Jogja. Begitu sampai di Ringroad Jogja, pikiran-pikiran ngeri terbesit. Takutnya, sopir saya berubah menjadi sosok yang mengerikan atau di sebelah saya ada sosok yang mengerikan juga.

Singkat waktu, saya sampai di Balai Diklat yang sangat luas malam itu. Untuk menuju asrama yang akan saya tinggali dari gedung utama di depan membutuhkan waktu kurang lebih 7 menit jika berjalan. Untung satpam di Balai Diklat itu sigap membantu mengantar saya menuju gedung asrama. Pikir saya sebelumnya, saya tak akan nyaman dengan teman sekamar, takut tak ada obrolan yang seru dari saya.

Tetapi semua itu berubah semenjak saya masuk kamar. 2 orang teman sudah menunggu di dalam kamar, baru menghela nafas, kita langsung membicarakan kerja-kerja teater dan komunitas di daerah kita sendiri. Sedikit untuk untuk kawan pembaca, saya sekamar dengan orang Jakarta dan Indramayu. Beberapa praktek kerja teater dari daerah mereka masing-masing tergolong sama dengan apa yang ada di Bali.

Theatre Games

Saya adalah orang yang takut akan sesuatu yang baru pernah saya dengar. Misalkan kegiatan di Diklat Teater, saya takut bahwa kegiatan akan membosankan dan sangat membuat saya jenuh.

Tetapi semua itu berjalan tidak sesuai dengan pikiran saya. Setelah pengenalan teater secara teoritis, keesokan harinya kami, Bidang Seni Teater dengan 12 orang peserta berkumpul di gedung Seni Teater. Di dalam Balai Diklat, ada beberapa gedung yang dikhususkan untuk bidang-bidang tertentu. Misalkan, gedung Karawitan, Pedalangan, Musik dan gedung yang lain yang mencangkup seni dan budaya.

Kami sudah ditunggu oleh Mas Eko dan Mas Haris kala itu. Dengan secangkir kopi dan rokok yang sudah habis setengah, kami lantas ikut berbincang mengenai teater dan sedikit bercanda mengenai daerah kami sendiri-sendiri. Dari obrolan itu, kami menjadi saling berkenalan satu sama lain. Ada teman dari Lampung, Surabaya, Jogja, Kudus, Jepara, Tuban dan Banten.

Theatre Games sungguh sangat awam bagi saya. Karena selama ini, pola latihan hanya pada olah vokal A,I,U,E dan O, begitu pula olah tubuh dan olah rasa. Tetapi, ketika mempelajari Theatre Games pola pikir saya kepada teater berubah. Ternyata, teater bisa mengasyikkan jika pola latihan dibuat pula menarik. Pola latihan Theatre Games sangat cocok digunakan bagi saya, seorang pengajar yang juga mengajar extra teater di luar sekolah karena extra teater di sekolah sendiri dibubarkan.

Saya memutar otak sebelum adanya undangan untuk mengikuti diklat. Karena pola latihan yang itu-itu saja dan membuat anak-anak sekolah jenuh. Ditambah lagi, sampai hari ini, anak-anak sekolah di Denpasar tak tahu banyak teater, mereka lebih tahu operet yang memang mempunyai pasar besar di Denpasar. Tapi saya tidak menyalahkan itu, hanya saja, kerja saya menjadi bertambah untuk menjelaskan teater, tokoh yang terlibat dan teater “bagus” di Bali.

Pola-pola latihan Theatre Games seperti bermain anak-anak. Membuat lingkaran sembari menunjuk teman, begitu pula yang ditunjuk menunjuk teman lain dan seterusnya. Sampai akhirnya, kita berjalan ke arah teman yang ditunjuk, begitu pula seterusnya.

Posisi menjadi acak, kita menjadi bingung dari posisi teman sebelumnya dan bisa berubah seketika, apalagi ketika kita dituntut untuk menaikkan ritme gerak dan suara. Ternyata, pola latihan itu secara tidak sadar, kita dapat mengolah tubuh kita dengan bergerak, mengolah vokal ketika ketika menyebut nama teman dan dapat lebih peka terhadap lawan main nantinya di atas panggung.

Pola latihan ini yang sangat dibutuhkan untuk mengajar anak-anak sampai anak SMA. Karena, beberapa kali saya menemukan kejenuhan dalam latihan teater yang polanya begitu saja. Pemanasan, latihan vokal, olah tubuh lalu dilanjutkan ke latihan teks.

Tetapi berbeda dengan Theatre Games, pola latihan ini bisa saja digunakan sebelum latihan, di tengah-tengah latihan dan di akhir latihan. Sangat fleksibel tergantung kebutuhan dan metode sendiri-sendiri nantinya. Metode Theatre Games memang tidak langsung mengajarkan kita olah vokal, olah tubuh dan olah rasa secara sadar, namun ketika kita berada di atas panggung, vokal, tubuh dan rasa kita telah terbentuk seiring berjalannya proses.

Selama 9 hari, kami menerapkan metode itu sebelum Latihan untuk dipresentasikan pada magang industry nanti di Solo. Ya, Solo, tempat yang tidak pernah saya bayangkan. Dan pada akhirnya, 5 hari kami di Solo. Oemah Arturah menyambut kami di Taman Budaya Solo. Banyak pula yang kami dapat di sana.

Yang menarik adalah, ketika ada kunjungan ke sebuah tempat penyewaan busana, di sana saya sempat berpikir bahwa ini bukan bidang saya untuk merias, tetapi ternyata saat saya berada di Bali, saya tahu riasan apa yang harus diaplikasikan kepada pemain dan hanya memberitahu perias saat itu. Semua sangat berguna bagi saya yang masih banyak harus berproses ini. Begitu pula kami diajak untuk membuat sebuah property. Saya untuk pertama kalinya membuat wayang jawa. Unik, menarik dan pengalaman yang berkesan.

Pada akhirnya perpisahan adalah hal yang paling saya benci. Ya, saya harus segera kembali ke Bali karena jadwal pesawat yang mepet. Bandara terlampau jauh dari Balai Diklat. Saya hanya sempat mengucapkan salam perpisahan kepada beberapa teman di asrama sebelum penutupan berlangsung.

Mungkin saya tidak akan menjelaskan secara rinci, metode-metode yang digunakan saat Theatre Games, karena memang susah dijelaskan jika tidak praktek langsung. Tetapi, hal lain yang saya rasakan adalah saya bisa terus tumbuh melalui teater, mendapatkan teman baru, metode baru dan pencarian baru. Begitu pula mendapatkan oleh-oleh sebuah cerita yang dapat saya bagikan kepada mereka yang ingin belajar dan tumbuh bersama. 

Sekali lagi, Yogyakarta adalah tempat paling indah yang selalu ingin saya kunjungi. Tak hanya sekali dua kali saja, tetapi saya ingin mengunjunginya berkali-kali. [T]

“Gema Ladang”: Nyanyian Ladang dan Ratapan dari Flores Timur
“Dapur Bangsa”: Eksplorasi Kekayaan Kuliner Nusantara
“Pangan dan Kata-Kata yang Tak Cukup”: Relasi Antara Pangan, Tubuh, dan Higienitas
Tags: TeaterYogyakarta
Previous Post

“Pangan dan Kata-Kata yang Tak Cukup”: Relasi Antara Pangan, Tubuh, dan Higienitas

Next Post

Anak Muda, Literasi dan Golput

Satria Aditya

Satria Aditya

Alumni Universitas Pendidikan Ganesha. Kini tinggal di Denpasar, jadi guru

Next Post
Anak Muda, Literasi dan Golput

Anak Muda, Literasi dan Golput

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co